Covid-19 Pandemic Disruption on the Management of Tuberculosis Treatment in Indonesia
Situasi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) saat ini berpotensi memperburuk upaya pemberantasan tuberkulosis (TB) di Indonesia. Sebuah studi dilakukan untuk mengkaji disrupsi pandemi COVID-19 pada tata laksana pengobatan TB di Indonesia. Terdapat tiga temuan yang diidentifikasi sebagai gangguan akibat pandemi pada manajemen TB. Pertama, terdapat potensi penurunan pendanaan untuk pengobatan TB. Di banyak negara, termasuk Indonesia, keuangan dan sumber daya lain telah dialokasikan dari TB ke respons COVID-19. Kedua, semua layanan TB, termasuk deteksi kasus dan diagnostik cepat, telah terganggu oleh pandemi. Ketiga, pandemi akan dikaitkan dengan kualitas yang lebih rendah pada perawatan dan pengobatan TB di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan penurunan minat pasien TB-Multi Drugs Resistant untuk berkunjung ke rumah sakit karena adanya social distancing dari pemerintah.
Selain itu, pandemi COVID-19 juga berdampak pada kegiatan kritis pemantauan, evaluasi, dan pengawasan. Ada beberapa pelajaran dari negara lain tentang pengelolaan pengobatan TB selama pandemi, seperti menggabungkan skrining untuk COVID-19 dan TB dengan menerapkan teknologi X-Ray dan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan. Penggunaan telemedicine atau telehealth dalam pengobatan TB juga bermanfaat untuk menyampaikan pengobatan, menilai kemajuan pasien, dan menginformasikan strategi pencegahan. Artikel ini dipublikasikan pada Journal of Multidisciplinary Healthcare pada Januari 2022.