Is There a Correlation between Dietary and Blood Cholesterol? Evidence from Epidemiological Data and Clinical Interventions
Diet kolesterol telah menjadi topik perdebatan sejak 1960-an ketika pedoman diet pertama yang membatasi asupan kolesterol tidak lebih dari 300 mg/hari. Rekomendasi ini diikuti selama beberapa tahun, dan baru pada akhir 1990-an terdapat tantangan informasi yang lebih baru yang berasal dari studi epidemiologi dan meta-analisis, yang mengkonfirmasi kurangnya korelasi antara diet dan kolesterol darah. Sebuah studi mengulas dan mengevaluasi bukti dari analisis epidemiologi terbaru dan meta-analisis serta uji klinis untuk mendapatkan pemahaman mengenai kurangnya korelasi antara makanan dan kolesterol darah. Studi ini mengkonfirmasi tidak ada hubungan langsung antara asupan kolesterol dan kolesterol darah. Kurangnya korelasi ini terutama karena mekanisme kompensasi yang diberikan oleh organisme untuk mengelola kelebihan kolesterol diet, termasuk penurunan penyerapan kolesterol dan down-regulation sintesis kolesterol.
Sejumlah studi epidemiologi dan meta-analisis menunjukkan bahwa kolesterol makanan tidak terkait dengan risiko CVD atau dengan peningkatan konstentrasi plasma kolesterol. Telur, yang diketahui sebagai sumber kolesterol, teramati adanya perbaikan dislipidemia karena karena pembentukan lebih sedikit lipoprotein aterogenik dan perubahan HDL yang berkaitan dengan efisiensi transport balik kolesterol.