Predictors of National Health Insurance Membership Among the Poor with Different Education Levels in Indonesia
Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam memperluas cakupan kesehatan universal (UHC) melalui mekanisme Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, dalam konteks penyelenggaraan JKN di Indonesia, kesenjangan sosial ekonomi menyebabkan sub populasinya memiliki literasi konsep dan prosedur JKN yang berbeda sehingga meningkatkan risiko kesenjangan akses kesehatan. Studi dilakukan untuk menganalisis prediktor kepesertaan JKN di kalangan masyarakat miskin dengan tingkat pendidikan yang berbeda di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepesertaan JKN pada penduduk miskin cenderung lebih tinggi pada penduduk yang berpendidikan tinggi, tinggal di perkotaan, berumur lebih dari 17 tahun, menikah dan lebih mampu. Tempat tinggal, usia, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, dan kekayaan mereka juga memprediksi keanggotaan JKN. Orang miskin dengan pendidikan dasar 1,454 kali lebih mungkin menjadi anggota JKN dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan. Sementara itu, mereka yang berpendidikan menengah 1,478 kali lebih mungkin menjadi anggota JKN dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan. Selain itu, pendidikan yang lebih tinggi 1.724 kali lebih mungkin menjadi anggota JKN daripada tidak berpendidikan. Tingkat pendidikan, tempat tinggal, usia, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, dan kekayaan memprediksi keanggotaan JKN di kalangan penduduk miskin. Karena terdapat perbedaan yang signifikan pada semua prediktor tersebut di antara penduduk miskin dengan tingkat pendidikan yang berbeda, temuan kami menyoroti pentingnya investasi pemerintah dalam JKN, yang harus didukung dengan investasi pada pendidikan penduduk miskin.