Impact of the COVID-19 pandemic on tuberculosis control in Indonesia
Sebuah studi dilakukan untuk memperkirakan dampak pandemi COVID-19 terhadap program tuberkulosis nasional di Indonesia, terkait dengan indikator pembangunan manusia dan kapasitas sistem kesehatan secara keseluruhan pada 514 kabupaten di 34 provinsi. Analisis longitudinal dilakukan secara nasional untuk membandingkan pemberitahuan kasus tuberkulosis, cakupan pengobatan, dan angka kematian di Indonesia sebelum (2016–2019) dan selama (2020–2021) pandemi COVID-19. Hasilnya, temuan selama pandemi COVID-19, tingkat notifikasi kasus tuberkulosis menurun sebesar 26% dan cakupan pengobatan menurun sebesar 11%, namun tidak ada peningkatan signifikan pada semua penyebab kematian dibandingkan dengan periode sebelum pandemi. Pada tahun kedua pandemi ini, peneliti mengamati adanya pemulihan sebagian dari tingkat notifikasi kasus dari Q1 ke Q4 tahun 2021, penurunan cakupan pengobatan yang terus-menerus, dan penurunan angka kematian karena semua penyebab dari Q2 tahun 2020 ke Q4 tahun 2021.
Analisis multivariabel menunjukkan bahwa penurunan tingkat notifikasi kasus tuberkulosis dikaitkan dengan tingkat kejadian COVID-19 yang lebih tinggi. Tidak ada faktor yang terbukti berhubungan secara signifikan dengan semua penyebab kematian. Pandemi COVID-19 berdampak buruk dan tidak merata terhadap program tuberkulosis nasional, dengan dampak terbesar di daerah dengan kapasitas sistem kesehatan terendah. Gangguan ini dapat meningkatkan penularan tuberkulosis di tahun mendatang, sehingga perlu dilakukan peningkatan upaya mengendalikan penularan tuberkulosis dan memperkuat sistem kesehatan lokal.