Does the Disparity Patterning Differ Between Diagnosed and Undiagnosed Hypertension among Adults? Evidence from Indonesia
Sistem layanan kesehatan di banyak negara berpendapatan rendah dan menengah belum dirancang untuk mengatasi beban penyakit tidak menular (PTM) yang tinggi dan terus meningkat, termasuk hipertensi. Akibatnya, sebagian besar orang dengan penyakit atau faktor risiko tidak terdiagnosis. Sebuah studi dilakukan untuk menilai kesenjangan geografis dan sosial ekonomi pada hipertensi yang tidak terdiagnosis dan membandingkannya dengan hipertensi yang terdiagnosis. Data dikumpulkan melalui Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dan dilakukan analisis geospasial dan kuantitatif di 514 kabupaten di Indonesia. Variabel dependen termasuk hipertensi yang terdiagnosis dan tidak terdiagnosis pada orang dewasa (18+ tahun) dan berdasarkan jenis kelamin.
Hasilnya, prevalensi hipertensi yang tidak terdiagnosis sebesar 76,3%, dengan pola disparitas yang berbeda antara hipertensi yang terdiagnosis dan yang tidak terdiagnosis. Hipertensi yang terdiagnosis 1,87 kali lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki, sedangkan angka hipertensi yang tidak terdiagnosis serupa antar gender. Daerah perkotaan memiliki tingkat hipertensi yang terdiagnosis 22,6% lebih tinggi, sedangkan hipertensi yang tidak terdiagnosis 11,4% lebih banyak terjadi pada perempuan di daerah pedesaan. Kabupaten dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat diagnosis hipertensi sebesar 25% lebih tinggi, sementara kabupaten dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah memiliki tingkat hipertensi yang tidak terdiagnosis pada perempuan sebesar 6% lebih tinggi. Daerah yang paling maju memiliki prevalensi hipertensi yang terdiagnosis dan tidak terdiagnosis 76% dan 40% lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang kurang berkembang. Kesimpulannya, terdapat perbedaan pola disparitas antara hipertensi yang terdiagnosis dan tidak terdiagnosis pada orang dewasa di Indonesia. Hal ini menyoroti perlunya langkah-langkah efektif, termasuk reformasi sistem layanan kesehatan untuk mengatasi masalah PTM di negara-negara berkembang dan berkembang.