logoKKI

jkki2kki2

  • Home
  • Tentang KKI
    • Visi & Misi
    • JKKI
    • Hubungi kami
  • publikasi
    • E-Book
    • Artikel
    • Hasil Penelitian
    • Pengukuhan
    • Arsip Pengantar
  • Policy Brief
  • Pelatihan
  • E-library
  • Search
  • Login
    • Forgot your password?
    • Forgot your username?
13 Feb2024

Clinical Management of Diphtheria

Pada 2 Februari 2024, WHO melakukan publikasi terbaru mengenai manajemen klinis penanganan difteri, khususnya pada penggunaan antibiotik dan antitioxin sebagai penanggulangan difteri. Pada pedoman ini, tidak dibahas mengenai pemberian vaksin sebagai tatalaksana pencegahan. Rekomendasi terbaru antara lain : (1) Pada pasien suspek atau konfirmasi difteri, WHO merekomendasikan penggunaan antibiotik makrolida (azitromisin, eritromisin) dalam pengobatan preferensi terhadap antibiotik penisilin [Rekomendasi kuat, bukti kepastian rendah]; (2) Pada pasien suspek atau konfirmasi difteri, WHO merekomendasikan untuk tidak melakukan tes sensitivitas rutin sebelumnya pemberian antitoksin difteri (DAT) [Rekomendasi kuat, bukti kepastian sedang].

Pada pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi menderita difteri bergejala, WHO menyarankan peningkatan regimen dosis untuk antitoksin (DAT) difteri yang didasarkan pada tingkat keparahan penyakit dan waktu sejak timbulnya gejala, dibandingkan dengan dosis tetap untuk semua pasien [rekomendasi bersyarat, bukti kepastian sangat rendah].

selengkapnya

 

jadwalbbc

oblbn

banner dask

review publikasi

maspkt


reg alert

Memahami tentang

  • Sistem Kesehatan
  • Kebijakan Keluarga Berencana
  • Health Policy Tool
  • Health System in Transition Report

Arsip Agenda

2022  2023  2024

2019  2020  2021

2018  2017  2016

2015  2014  2013

2012  

Facebook Page

Copyright © 2019 | Kebijakan Kesehatan Indonesia

  • Home
  • Tentang KKI
    • Visi & Misi
    • JKKI
    • Hubungi kami
  • publikasi
    • E-Book
    • Artikel
    • Hasil Penelitian
    • Pengukuhan
    • Arsip Pengantar
  • Policy Brief
  • Pelatihan
  • E-library