Ringkasan Eksekutif Concept Note

Second Annual Universal Health Coverage Financing Forum
20 – 21 April 2017

wdc

Karakteristik dan Dampak dari Inefisiensi Pada Sektor Kesehatan

Konsep efisiensi di sektor kesehatan meliputi melakukan tindakan yang tepat, setting yang tepat dan dengan cara yang tepat. Sistem kesehatan yang efisien mampu menghasilkan luaran kesehatan dan proteksi finansial yang optimal.

Inefisiensi pada sistem kesehatan dapat ditemukan pada setiap aspek :

  1. Melakukan hal yang tidak tepat (Contoh : mendanai program/intervensi berbiaya tinggi berdampak rendah namun tidak mendanai program/intervensi berbiaya rendah dengan dampak tinggi, terutama pada layanan tingkat tersier)
  2. Melakukan hal yang tepat pada setting yang tidak tepat (Contoh : tidak memprioritaskan pelayanan kesehatan tingkat primer lebih dari rumah sakit)
  3. Manajemen kebijakan yang lemah (Contoh : membiarkan obat-obatan menjadi kadaluarsa atau disimpan pada tempat yang kurang baik).

Apabila semua bentuk inefisiensi dihitung, sebuah negara bisa menyia-nyiakan 20-40 persen dari sumber daya yang dimiliki sehingga kehilangan kesempatan untuk menggunakan sumber daya dengan lebih efisien agar hasil yang dicapai lebih optimal.

Sumber-sumber Inefisiensi

Inefisiensi bisa ditimbulkan dari sumber yang beragam dan sudah terdokumentasikan dengan baik. Beberapa berhubungan dengan faktor utama pendorong biaya dalam sistem kesehatan : obat-obatan, tenaga kesehatan, infrastruktur dan fasilitas kesehatan, terutama rumah sakit.

Namun karakteristik dan sifat inefisiensi dapat berbeda tergantung setting. Beberapa negara dapat lebih efisien di bagian atau sektor tertentu tapi tidak begitu efisien di area lainnya. Adalah penting bagi sebuah negara untuk menilai dan mengkaji sebab-sebab terjadinya inefisiensi (menggunakan check list terlampir di dokumen ini) untuk mengetahui dimana saja sumber inefisiensi itu muncul, lalu memutuskan mana yang paling mungkin dilakukan, dengan mempertimbangkan aspek teknis maupun situasi politik.

Setiap negara kemudian perlu mengembangkan pilihan strategi, termasuk mengembangkan agenda perubahan yang terjadwal, dan juga mengembangkan strategi monitoring perkembangan tersebut.

Implikasi pentingnya adalah setiap negara perlu memutuskan indikator mana yang akan digunakan untuk menilai perkembangan capaian kebijakan terkait dengan sumber utama penyebab inefisiensi.

Meningkatkan Efisiensi

Banyak alternatif pilihan strategi untuk meningkatkan efisiensi, dan setiap negara dapat bertindak untuk mencapai luaran kesehatan dan proteksi finansial yang lebih baik dengan sumber daya yang dimiliki.

Beberapa opsi strategi terdapat di sistem pembiayaan kesehatan. Opsi ini termasuk:

  • meningkatkan pendapatan negara secara lebih efektif,
  • menggunakan instrumen pajak untuk mengurangi konsumsi produk yang berdampak buruk bagi kesehatan,
  • mengurangi fragmentasi pada proses pooling dana,
  • memastikan dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk membiayai intervensi dengan value for money terbaik, dan
  • memodifikasi mekanisme pembiayaan penyedia layanan kesehatan untuk mendorong kualitas dan juga efisiensi.

Solusi lain membutuhkan tindakan pada sistem kesehatan lebih luas. Sebagai contoh, dengan meningkatkan efisiensi pada pengadaan obat-obatan dapat meningkatkan kemampuan untuk membeli di harga terendah, memodifikasi regulasi atau legislasi untuk mendorong penggunaan obat generik termasuk strategi untuk mengelola keraguan penyedia layanan kesehatan dan pasien terhadap kualitas obat generik, dan mendorong penggunaan obat-obatan secara rasional.

Dalam prakteknya, dinamika dan situasi politik dapat menjadi sangat kompleks ketika akan implementasi kebijakan, terutama ketika mendapatkan oposisi kuat dari pihak-pihak yang berkepentingan.

Alternatif solusi lain dapat memberikan dampak positif bagi sektor kesehatan, seperti :

  • Instrumen pajak untuk mengurangi konsumsi produk berdampak buruk bagi kesehatan
  • Meningkatkan fleksibilitas pembiayaan
  • Kebijakan obat generik, termasuk memastikan transparansi dan tender kompetitif untuk pengadaan obat-obatan
  • Memberikan kesempatan bagi tenaga kesehatan di tingkat lokal untuk mengambil tanggungjawab lebih besar ketika dimungkinkan (task shifting)

Kebijakan lain bisa saja membutuhkan investasi jangka pendek namun mengharuskan komitmen jangka panjang sebelum hasilnya terlihat. Salah satu contoh adalah mengalihkan pembelian (purchasing) ke model aktif (active purchasing : pembelian berdasarkan kajian kebutuhan, harga, dan nilai kemanfaatan) membutuhkan keterampilan staf dan sistem informasi berbasis teknologi yang membutuhkan waktu untuk berkembang.

Untuk mendampingi kebijakan-kebijakan ini, kolaborasi internasional dibutuhkan dalam rangka proses pencarian suatu teknologi yang dapat menjadi unggulan. Kolaborasi ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kesehatan dan menjamin kondisi finansial dengan biaya rendah. Aktivitas ini dapat termasuk mengadakan teknologi yang sudah ada ke setting berbiaya rendah, seperti vaksin untuk Hepatitis C dan HIV/AIDS.

Kontroversi dan Informasi yang Belum Lengkap

Meskipun sifat dan karakteristik inefisiensi dan kemungkinan solusinya telah berhasil diidentifikasi, namun tidak sedikit jumlahnya hal-hal yang masih belum diketahui dan yang berpotensi menimbulkan ketidaksepakatan.

Saat ini belum banyak diketahui mana kebijakan yang mampu memberikan dampak secara sistemik. Pertanyaan yang banyak:

  • Bagaimana efisiensi rumah sakit dapat ditingkatkan?
  • Apa peran yang tepat bagi sektor privat dalam mendorong efisiensi?
  • Bagaimana mekanisme pemberian insentif yang dapat mendorong motivasi para staf dan mendorong kualitas pelayanan, dan saat yang bersamaan berbiaya rendah?

Riset empiris hingga saat ini belum mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara definitif.

Bagian dari persoalan tersebut disebabkan oleh banyaknya studi yang melihat intervensi spesifik seperti pembiayaan berbasis hasil/performa memilih fokus pada utilisasi dan kualitas layanan kesehatan, tanpa atau sedikit mengkaji dan mempertimbangkan aspek biaya. Tren riset seperti ini menyulitkan para pengambil kebijakan untuk menilai apakah intervensi/program perlu diadopsi untuk memberikan value for money tertinggi, dan jika demikian apakah intervensi tersebut dapat dibiayai jangka panjang.

Dalam kasus yang lain, metode untuk melakukan analisa tidak selalu dapat berguna. Sebagai contoh, health technology assessment yang mendasarkan pada cost effectiveness analysis seringkali digunakan untuk membantu dalam mengambil kebijakan, memberikan pertimbangan kombinasi intervensi mana yang mampu memberikan manfaat yang paling besar dengan biaya yang rendah relative terhadap opsi lainnya.

Metode ini tepat digunakan pada negara-negara berpendapatan tinggi dimana persoalan utama ada pada perubahan pengeluaran secara marginal, diatas dari paket layanan yang sudah tersedia. Sementara itu, di banyak negara-negara berpendapatan rendah perubahan kebijakan tidak jarang membutuhkan perubahan besar, membuat kerangka analitik cost effectiveness analysis tidak selalu dapat diterapkan. Kemampuan teknik untuk menilai kombinasi intervensi yang tepat perlu tersedia di level primer, mengharuskan level primer memiliki kapasitas untuk mempertimbangkan dan menghitung biaya serta dampak yang dapat bervariasi sesuai dengan skala dan cakupan intervensi. Belum lagi staf yang dapat melakukan cost effective tersedia di level tersebut. Metode HTA juga cukup terbatas dalam menilai kombinasi intervensi yang tepat antara layanan kesehatan level individu dengan populasi. Ini adalah area dimana metode HTA perlu dikembangkan untuk menjawab persoalan tersebut.

Terakhir, keterbatasan utama setiap negara yang ingin menjadikan agenda meningkatkan efisiensi adalah persoalan sangat terbatasnya ketersediaan data untuk mengkaji secara formal penyebab-penyebabnya dan menilai perkembangan capaian dari waktu ke waktu. Hal ini salah satunya disebabkan oleh beberapa negara saat ini melakukan penilaian efisiensi mereka secara reguler, sehingga indikator yang tersedia biasanya dikumpulkan untuk tujuan lain.

Rekomendasi

Negara

  • Melakukan penilaian atas penyebab utama inefisiensi dan opsi apa yang dapat ditempuh dalam jangka waktu pendek, menengah, dan panjang.
  • Mengembangkan dan implementasikan strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam jangka waktu pendek hingga menengah. Sebaiknya strategi ini adalah bagian dari strategi pembiayaan kesehatan, meskipun beberapa tindakan perlu melihat diluar pembiayaan kesehatan.
  • Memulai investasi jangka panjang dalam bentuk legislasi, konsultasi, sistem informasi, dan keterampilan staf untuk mempersiapkan opsi strategi jangka panjang.
  • Melakukan analisis situasi politik dan kapasitas teknis untuk menilai reformasi apa yang memiliki kemungkinan berhasil paling tinggi, lalu membangun dukungan dan menegasikan oposisi.
  • Mengembangkan indikator-indikator efisiensi spesifik sesuai dengan persoalan penyebab inefisiensi di negara tersebut, dan mengembangkan agenda untuk meningkatkan capaian kesehatan dengan sumber daya yang tersedia.
  • Melakukan investasi dalam pengembangan metode untuk mengumpulkan data-data indikator dan evaluasi perkembangan capaian secara teratur.
  • Melakukan identifikasi area yang berpotensi dilakukannya aksi secara inter dan multi-sektor yang dapat memaksimalkan dampak kesehatan, serta feasibilitas situasi politik untuk mempengaruhi sektor lain dalam implementasinya. Hal ini dapat membantu kementerian kesehatan untuk mengidentifikasi kementerian-kementerian kunci secara cepat.

Laporan oleh: Laksono Trisnantoro

Silahkan klik untuk membaca reportase terkait:

  

 

 

 

{jcomments on}