Bedah Buku:
Pola dan Akar Korupsi Menghancurkan Lingkaran Setan Dosa Publik

 4 April 2014

 

Buku yang akan dibahas kali ini ialah buah karya Prof. drg. Etty Indriati, PhD (FK UGM) yang membahas isu pelik, yaitu korupsi. Prof. Etty berguru pada Prof. Susan Rose-Ackerman dari Universitas Yale.

Bedah buku yang berfokus pada upaya anti korupsi tersebut telah terselenggara pada Jum'at (4/4/2014) di Auditorium Pertamina Tower, FEB UGM. Penyelenggara acara ini ialah Gerakan Masyarakat Transparasi Akademis untuk Indonesia (Gemati) dan pengantar disampaikan oleh Dr. Eko Suwardi, PhD, Wadek Bidang Perencanaan dan Informasi, FEB UGM. Kegiatan atau gerakananti korupsi, selaras dengan visi misi UGM yang menjulang tinggi dan mengakar pada local wisdom, harapannya hasil diskusi menjadi ilmu dan amalkan, jelas Dr. Eko Suwardi.

 

Moderator acara kali ini ialah Dr. Rimawan Pradipto, kesempatan pertama diberikan kepada Prof Etty. Prof Etty menyampaikan ada perubahan kesadaran kolektif secara universal/cara pandang kesadaran kolektif atas tindakan, misalnya di sector perbudakan, isu pembangunan dan sebagainya. UNDP dan World Bank mempertanyakan pinjaman untuk pembangunan mampu berjalan maju di negara berkembang, namun tanpa pengentasan kemiskinan. Hal yang digarisbawahi Prof. Etty ialah only need one honest people to cut corruption system, jadi kita hanya membutuhkan satu orang untuk menghentikan korupsi yang sudah tersistem. Fakta yang menarik ialah korupsi merupakan jaringan bukan hanya individu. Keyakinan yang saya miliki jika korporasi bersih, maka kita akan bersih, ungkap Prof. Etty. Namun jika tidak, tidak akan mungkin. Hal yang harus kita lakukan ialah penyelenggara pemerintahan dan masyarakat bekerjasama dalam memutus jaringan korupsi.

Pola pemerintahan dan kepemimpinan bertahap, mulai dari Band dimana masyarakat egaliter, tidak ada yang berkuasa dan tidak ada yang dikuasai atau komunal. Lalu bentuk yang kedua ialah tribe yang berfous pada family dan kinship/kekerabatan, bentuk yang ketiga ialah chiefdom: pemerintahan dipimpin kepala dan keturunannya bentuk yang keempat ialah state,dimana pemerintahannya tersentralisasi/birokrasi dimana kekerabatannya nepotisme.

Negara dengan ekstraktif industri akan banyak melakukan korupsi karena SDA melimpah, jadi tinggal dieksplorasi. Namun, negara yang hidup dan berkembang dari SDM jarang memiliki catatan tinggi untuk korupsi. Korupsi menguat karena banyak penguasa bersaudara, maka korupsi terjadi makin legal. Harusnya tidak ada jaringan kekerabatan, di Indonesia 70% kepala pemerintah daerah melakukan korupsi.

Bagaimana menjadi korup? Bisa karena tumbuh dalam lembaga. Pelaku krupsi biasanya birokrat hakim, anggota cabinet atau lingkaran penguasa. Korupsi menyebabkan ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan lain-lain. Umumnya, korupsi terjadi karena sudah didesain dari awal. Korupsi bisa dikurangi dengan munculnya universal collective thinking pasca perang dingin, gerakan anti korupsi berkembang World Bank, UNDP-mempunyai charter di Negara lain-misal ICW, KPK, PPATK. Gerakan anti korupsi atau transparansi internasional. Prof Susan Ackerman menulis open journal terkait restrukturisasi, beberapa judulnya, Helping Countries Combat Corruption, Corruption and Good Government-Susan Ackerman-World Bank Report. Diseminasi knowledge anti korupsi penting dilakukan, bisa jadi tidak melalui sumber bacaan, karena masyarakat Indonesia kurang gemar membaca. Langkah strategis yang bisa kita ambil ialah koruptor dimiskinkan, ambil semua asetnya untuk memberantas korupsi.

Iswan Elmi, M.Sc (KPK) sebagai pembahas pertama menyampaikan pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan oleh satu disiplin ilmu saja, harus multi disiplin. Rekor saat ini AS Negara penyuap tertinggi di dunia, meski merupakan negara maju. Sementara di Indonesia, kondisi masyarakatnya yang permisif mendukung terjadinya korupsi. Hal yang harus disadari ialah memberantas korupsi bukan tujuan akhir. Kita terjebak pekerjaan yaitu proses bukan tujuan, ungkap Iswan. Korupsi terlalu krusial, jika kita tidak hati-hati, adil makmur tidak akan terwujud. Persoalan dasar korupsi meliputi administrasi-manusia dan kultur. Akumulasi tindakan yang sulit membedakan mana yang salah dan benar hal ini yang sering disebut sebagai penyakit moral. Strategi dalam pencegahan: pertama, memperbanyak pembentukan tunas integritas-mindset diubah, memperbaiki kultur di masyarakat. Kedua, evaluasi sistem dalam organisasinya. Ketiga, misi yang diamanahkan ke organisasi bs terwujud-organissai yang berintegritas. Keempat, KPK melakukan tugas on the right track.

Prof. Purwo Santoso (Guru Besar Ilmu Pemerintahan) sebagai pembahas kedua menyampaikan saya salut karena buku ini tidak memuat ekspresi kemarahan atas masalah korupsi yang pelik ini, ungkap Prof. Purwo. Hal Ini pertanda antropologisnya matang. Sejauh ini, buku terbitan negara maju, tidak ada yang cocok dengan praktek di Indonesia. Maka dibutuhkan pendekatan antropologi: melihat daily life, solusi praktisnya harus muncul. Saya sangat mendukung KPK yang berpindah tugas dari menangkap tangan ke perbaikan sistem anti korupsi. Akar korupsi dibaca dari berbagai sisi, sisi government dan learning yang paling menarik. Kekerabatan masih menjadi pemicu terjadinya korupsi. Jika kearifan local belum bisa mencegah korupsi maka ini yang disebut 'Banal', dimana ilmuwan gagal memberikan solusi praktis. Tunas yang ditawarkan Gemati dan UGM ialah berbasis keilmuaan. Ilmuwan harus bisa Refleksi yang ada dan mendialog kan dengan realita. Sejauh ini, dimensi learning, yang terpenting.

DISKUSI

Syaukan Ali mengajukan pertanyaan: Bagaimana jika korupsi terjadi di lingkungan kerja? Melaporkan, mendiamkan atau kita yang berpindah?

Ir. Soedjarwadi, M. Eng, PhD menyatakan bahasan pencegahan dari pak Purwo dalam pendidikan input based teaching sedang diubah menjadi outcome based learning. Pencegahan ialah mendidik masyarakat formal, informal dan non formal. Hal-hal kecil itu adalah akar serabut dalam korupsi, makin besar biayanya makin memancing korupsi. Persoalan dasar yang disampaikan Iswan Emil bisa ditambahkan spiritual dimension yaitu mendidik masyarakat formal, non formal, informal.

Asrul Hariri (Pukat), jika bicara korupsi harus rendah hati, tidak akan ada formula untuk semuanya. Perlukah KPK memiliki perwakilan di daerah?

 

TANGGAPAN

Prof. Etty:

Kultur masyarakat kita ialah tidak berani mengatakan tidak, kita harus berani menolak. Hal ini untuk menjaga integritas berani melawan arus. Sejauh ini, lembaga legislatif belum sempurna untuk check and balance. Kabarnya, Lambroso sosiolog Italia mampu melihat 'potensi' korupsi dari kromosom-fisik dengan perilaku. Hal dasar yang harus kita tanamkan ialah nilai jujur dan sederhana ke anak-anak kurang.

Iswan Elmi:

Persoalan dari atas ke bawah harus diberantas, setiap pola strategi penanganannya harus disesuaikan. Jika korupsi dilakukan berjamaah, maka mengatasinya harus berjamaah juga.

Prof. Purwo:

Hal yang sering disebut anggaran titipan terjadi karena korban rakyat berdaulat yang belajar dari lapangan. Maka, DPR harus sebagai pengendali anggaran atau administrative engineering. Spiritualitas penting, UGM belum mendukung dalam hal ini, sumbernya bisa dilacak yaitu tidak jelasnya metodologi untuk menghasilkan spiritualitas itu, maka spiritualitas tidak terasah.

Reporter: Widarti, SIP

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Menyelenggarakan Serial

Diskusi Kebijakan Kesehatan

Di Bulan April – Mei 2014

 

  PENGANTAR

Saat ini sistem kesehatan Indonesia memasuki masa penting dengan berjalannya Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), adanya rencana perubahan UU desentralisasi dan dampaknya untuk sector kesehatan, meningkatnya beban penyakit menular, tidak menular, dan kecelakaan serta jumlah penduduk yang semakin banyak. Disamping itu dengan akan bergantinya pemerintahan sebagai hasil pemilihan umum, berbagai rencana jangka menengah di bidang kesehatan di berbagai level pemerintah akan diperbaharui.
 

  TUJUAN KEGIATAN

  1. Mencari berbagai masukan untuk kebijakan sistem kesehatan di masa depan, dan di berbagai level pemerintahan,
  2. Mengembangkan bahan penulisan buku sistem kesehatan dalam masa transisi.
     

  JADWAL KEGIATAN

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UGM menyelenggarakan satu rangkaian seminar dengan agenda sebagai berikut:

11 April 2014, Jumat, di Yogyakarta:
Reformasi dalam kebijakan desentralisasi kesehatan

17 April 2014, Kamis, di Jakarta:
Reformasi dalam pembiayaan kesehatan

23 April 2014, Selasa, di Yogyakarta.
Reformasi dalam pengorganisasian RS

1 Mei2014, Kamis di Jakarta:
Reformasi dalam pendidikan tenaga kesehatan

7 Mei 2014, Rabu: di Jakarta.
Bagaimana skenario masa depan sistem kesehatan

 

 DETIL ACARA

Pertemuan 1: 11 April 2014, Jum'at, di Jogjakarta: Pukul 10.00 – 14.30.

Reformasi dalam kebijakan desentralisasi

Topik yang dibahas:

  1. Apa yang terjadi dalam desentralisasi di sector kesehatan selama 15 tahun terakhir ini?
  2. Apa yang kurang dan apa yang baik
  3. Bagaimana situasi saat ini: Apa saja yang akan diubah?
  4. Bagaimana masa depannya.

Pembicara:

Tim dari PKMK

Pembahas:

  1. Ahli dari WHO
  2. Dr. Made Suwandi. Konsultan Otonomi Daerah
  3. Kementerian Kesehatan (Sekretaris Jendral Kementerian Kesehatan, atau dari Biro Perencanaan)
  4. Dr. Suwarta Kosen

 

  JADWAL ACARA

WAKTU

ACARA

10.00 – 10.30

  Prof. Laksono Trisnantoro

(proses dan perkembangan desentralisasi kesehatan di Indonesia)

10.30 – 11.00

  Soewarta Kosen

Diskusi dan tanggapan dari pembahas:
Desentralisasi dan nilai positif serta negatif dari perkembangan hingga tahun 2014

asd 11.00 – 12.00

  DR. dr. Dwi Handono Sulistyo, M.Kes

Diskusi dan tanggapan dari pembahas: Titik perubahan yang dibutuhkan sistem desentralisasi di Indonesia

12.00 – 13.00

Makan Siang

13.00 – 14.30

Diskusi dan tanggapan dari pembahas: Masa depan desentralisasi dan rekomendasi perbaikan

 

 

Diskusi Bulanan PKMK FK UGM

Situs Jejaring Knowledge Management

21 Maret 2014

diskmaret

Diskusi Bulanan Maret 2014 kali ini membahas 'Situs Jejaring Knowledge Management (KM)' dengan pemateri yaitu Dr. Rossi Sanusi (Advisor PKMK) dan moderator Prof. Laksono Trisnantoro. Acara tersebut berlangsung pada Jum'at (21/3/2014) di ruang Leadership, Gedung IKM, FK UGM. Dr. Rossi mengulang penjelasan dengan mengulang kembali poin pada pertemuan pertama dan kedua. Dalam pertemuan pertama, ada tiga macam bentuk KM, yaitu konseptual dimana KM memberi gagasan dan kritik pada pengambil keputusan. Lalu, bentuk KM yang simbolik atau penelitian diringkas melalui policy brief. Terakhir, KM memberikan beragam bentuk argumen dalam kebijakan. Pertemuan awal mendeskripsikan bahwa dampak dari penelitian baru terjadi di wilayah lokal atau pengaruh diperoleh dari para klinisi dan profesional, namun di level pemerintahan, dampaknya masih sedikit dirasakan. Melalui wilayah lokal, kelompok-kelompok kolegium mampu mempengaruhi kebijakan yang lebih tinggi. Pertemuan kedua KM memaparkan bahwa ada tujuan masing-masing penelitian. Strategi KM bukan hal baru, karena sudah lama dikenal di sektor bisnis.

Pertemuan ketiga ini, akan membahas teknologi informasi. Review makalah dari health-evidence.ca dengan penulis Maureen Dobbins yang memiliki latar belakang keperawatan (dari Mc Master University). Makalah ini menjelaskan knowledge translation dan exchange, beberapa poin di dalamnya, yaitu:

  1. Meneliti makalah individual terkait daya guna, efektivitas, serta efisiensi public health, dipublikasikan pada makalah penelitian.
  2. Mencari dan menapis makalah-makalah terkait topic tertentu. Makalah ini masih butuh critical appraisal.
  3. Me-review makalah-makalah penelitian, disusun review-nya dan kemudian dipublikasikan.
  4. Dari sana, akan terlihat bahwa sudah disediakan hasil review/critical appraisal dari yang dianggap kompeten, misalnya tim dari Mc Master University.

Hal yang terpenting ialah metode apa yang digunakan dan siapa yang melaksanakan penelitian tersebut. Skoring critical appraisal yang digunakan strong, moderate dan weak.

Langkah-langkah untuk menjaring, menapis dan menilai makalah review. Sumbernya, database elektronik, tujuh database dan 20 jurnal. Namun sayangnya, ada banyak jurnal bagus yang tidak dipublikasikan. Penyaringan atau penapisan dilakukan supaya tidak banyak yang harus di-review. Ada banyak cara penapisan ini, ada organisasinya tertentu. Filter digunakan untuk menyaring yang relevan saja. Tipe filter yaitu filterasi melalui software khusus. Apakah relevan? Apakah efektif untuk dikerjakan? Assessment -> screening -> diperiksa juga daftar rujukannya. Kadang satu jurnal memiliki jurnal terkait, bahkan kadang menggunakan nomor yang sama. Setelah melalui flter, ada quality assessment melalui software. Tool untuk mengukur skoring ialah 10 item. Skor yang diterapkan, jika lebih dari 7 maka strong, lebih dari 5 moderat dan 4 disebut weak. Sebaiknya hal ini dilaporkan semua, sehingga pengambil keputusan tahu mana lebih dan kurangnya. Summary report: makalah yang kuat dan moderat. Rekomendasinya ialah:

  1. Bentuk unit yang membuat tahap 2-4: produksi dan publikasi makalah-makalah review penelitian PH di Indonesia. Jika bisa dalam bahasa Inggris, supaya bisa dijaring Mc Master University.
  2. Bentuk unit yang melaksanakan tahap 5-6: menapis makalah review (critical appraisal) dan situs jejaring.
  3. Kirim staf untuk belajar poin a dan b ke Mc Master University.
  4. Cluster s3 mencari dan menapis makalah-makalah penelitian, makalah review dan makalah konsep.

 

  Situs Jejaring Knowledge Management

Diskusi:

  1. Apakah ada web tertentu yang meng-upload critical untuk naskah? Kadang ada website yang menampilkan review namun kita tidak tahu bagaimana menjaring naskah yang di-review.

    Dr. Rossi: melalui situs health evidence Canada, kita bisa menjadi anggota yang memanfaatkan ini, coba cari keyword yang dibutuhkan. Misal: integrasi pelayanan HIV terjadap pelayanan neonatal. Dalam review makalah, ada penilaian dan disertai detailnya. Jadi, pembuat keputusan akan menilai hasil penelitian laik dipraktekkan atau tidak? Dokter bisa menguji coba, lalu melalui organisasi profesinya akan mempengaruhi pembuat kebijakan. Ada lembaga agama, ormas, penelitian di seluruh dunia perlu disimpulkan.
  2. Sistem skoringnya seperti apa? Ada standar untuk menapis tidak?

    Pak Rossi, melalui hedging  (penapisan) yang dijaring makalah review misalnya intervensi public health (PH). Ada 10 item yang digunakan untuk skoring. Selain skor umum, ada item lain yang harus dilaporkan. Pembuat keputusan ingin melihat yang strong. Intervensi berdaya guna atau tidak? Skoring ini dilakukan staf yang terlatih, karena pekerjaan ini makan waktu. Jika melihat makalah review, maka harus mengubah konsepnya penelitiannya Harapannya, organisasi profesi mengintervensi DPR/pengambil keputusan dalam perumusan kebijakan.

 

 

Arsip Agenda Tahun 2014

 

Tanggal

Tempat

Agenda

13 Desember 2014

Kampus FK UGM

Seminar Nasional Pembangunan Kesehatan di Daerah Tertinggal dalam Era JKN

Klik Disini

18 - 21 November 2014

Dallas, Texas

Reportase: NHCAA Annual Training Conference (ATC) 2014

Klik Disini

13 - 14 November 2014

Geneva, Swiss

Memperkuat Kapasitas Peneliti dan Pengambil Kebijakan dalam Health Policy and System Research (HPSR)

Klik Disini

27 - 29 Oktober 2014

Padang, Sumatera barat

Mukernas IKAMI 2014

Klik Disini

30 September - 3 Oktober 2014

Cape Town, Afrika Selatan

Third Global Symposium on Health Systems Research

Klik Disini

24-26 September 2014

Hotel Trans Luxury bandung & UNPAD

Forum Nasional V Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia di Bandung 2014

Klik Disini

8-9 September 2014

Fakultas Psikologi, UGM

Lokakarya Penguatan Sistem Kesehatan Mental Masyarakat

Klik Disini

6 September 2014

Kampus Trisakti, Jakarta

Tantangan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia

Klik Disini

September 2014

Kampus UGM

Bedah Buku:
Evidence-Based Practice: Menjembatani Kesenjangan antara Penelitian dan Praktik dalam Pelayanan Kesehatan

Klik Disini

27-29 Agustus 2014

Hotel Aryaduta, Jakarta

Lokakarya Nasional SDM Kesehatan 2014

Klik Disini

21 - 24 Agustus 2014

Nusa Dua Bali

The 20th World Congress on Medical Law 2014 

Klik Disini

15 Agustus 2014

Kampus FK UGM

Diskusi isu-isu kesehatan: Berbagai Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam Mencari Menteri Kesehatan

Klik Disini

29-31 Mei 2014 

Hotel Royal Kuningan

1st Indonesian Conference Tobacco or Health

Klik Disini

13-14 Mei 2014

Auditorium FK UGM

The 8th Postgraduate Forum on Health Systems and Policy

Klik Disini

29 April 2014

G. Granadi Lt.10 Kuningan Jakarta

Seminar HIT Series Keempat
Reformasi Pengorganisasian Tenaga Kesehatan

Klik Disini

23 - 25 April 2014

Paro, Bhutan

Advancing Universal Health Coverage in South East Asia

Klik Disini

23 April 2014

R. IKD Gedung S3 FK UGM

Seminar HIT Series Ketiga
Reformasi dalam Pengorganisasi RS

Klik Disini

17 April 2014

Hotel Santika Jakarta

Diskusi Pembiayaan Kesehatan untuk Tindakan Preventif dan Promotif Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional

Klik Disini

11 April 2014

R. IKD gedung S3 FK UGM

Diskusi kebijakan kesehatan: Reformasi dalam Kebijakan Desentralisasi.

Klik Disini

8 - 11 April 2014

Paris

International Forum on Quality & Safety in Healthcare: Strive for Excellence, Seek Value, Spark a Revolution

Klik Disini

4 April 2014

Auditorium Pertamina Tower, FEB UGM

Bedah Buku: Pola dan Akar Korupsi Menghancurkan Lingkaran Setan Dosa Publik

Klik Disini

29 Maret 2014

R. Senat Lt.2, Gd. KPTU FK UGM

Workshop "Peningkatan Peran Perguruan Tinggi dalam Menurunkan Kematian Ibu dan Bayi"

Klik Disini

21 Maret 2014

Ruang Leadership FK UGM

Diskusi Bulanan PKMK: 
A kowledge management tool for public health: health-evidence.ca

Klik Disini

15 Maret 2014

R. Senat Lt. 2, Gd. KPTU FK UGM

Seminar dan Workshop Leadership Series Peran kepala dinas kesehatan, direktur rumahsakit dan ketua komite medik dalam mencegah Fraud pada pelaksanaan JKN

Klik Disini

14 Maret 2014

R. Senat Lt. 2, Gd. KPTU FK UGM

Pengembangan Kesiapsiagaan Daerah dalam Penanggulangan Bencana atau Regional Disaster Plan (RDP) dan Safety Awareness pada Relawan Bencana

Klik Disini

6-7 Maret 2014

R. Senat Lt. 2, Gd. KPTU FK UGM

SEMINAR
Penggunaan Residen sebagai Tenaga Medik untuk Menyeimbangkan Tenaga kesehatan di Daerah Sulit dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional dan

WORKSHOP
Pengembangan Dukungan untuk Tim Residen oleh "Unit Pengiriman Residen" di RS Pendidikan /Fakultas Kedokteran

Klik Disini

25 Februari 2014

Gd. Granadi Lt.10 Kuningan Jakarta

Mengapa Fraud di Jaminan Kesehatan Nasional Dapat Masuk ke Hukum Pidana dan Tindakan Pidana Korupsi?

Klik Disini

22 Februari 2014

Gd. KPTU Lt.2 FK UGM

Seminar Permasalahan dan Kemajuan dalam Revisi PP No. 38/2007 dan PP No. 41/2007

Klik Disini

20 Februari 2014

R. Kuliah S3 FK UGM 

Diskusi Bulanan PKMK:
Lessons from the business sector for successful knowledge management in health care: A systematic review

Klik Disini

24-25 Januari 2014

Bandung

Kongres Perdana
Indonesian Health Economics Association (InaHEA)
Menuju Era Ekonomi Kesehatan Indonesia

Klik Disini

Arsip Agenda Tahun 2015

 

Tanggal

Tempat

Agenda

11-15 Februari 2015

Kolkata, India

Laporan: The 14th World Congress on Public Health di Kolkata, India

Klik Disini

13-14 Februari 2015

R. Teater, Perpustakaan FK UGM

Workshop GP Mental Health Tentang Sistem Kesehatan Jiwa di Layanan Primer

Klik Disini

27-29 Januari 2015

Johannesburg, Afrika Selatan

CHEPSAA Networking Meeting

Klik Disini

19-23 Januari 2015

Kampus FK UGM

Kick Off Meeting: Strenghtening Capacity in Health Insurance and Finance at KPMAK FK UGM to Support Impementation of The New Health Insurance Scheme in Indonesia.

Klik Disini

14 Januari 2015

Universitas Paramadhina

Diskusi publik mencegah memburuknya ketidakadilan sosial disektor kesehatan: Masukan bagi penentu kebijakan di JKN

Klik Disini

 

 

Outlook kebijakan kesehatan indonesia tahun 2015

Klik Disini

  • slot resmi
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot