Health System Research Symposium
Laporan Hari I Laporan Hari II Laporan Hari IIILaporan Hari IV
Laporan Hari II - 1 November 2012
Health System Research Global Symposium hari kedua dibuka dengan berbagai sesi menarik yang disajikan oleh peneliti dan aktor kesehatan terkemuka. Beberapa sesi yang diadakan pagi ini antara lain :
Pertama, China's major health policies: Trends, impacts and implications. Chair dalam sesi ini ialah Yuanli Liu, Senior Lecturer on International Health, Harvard University School of Public Health, China. Kedua, Targeting the poor for health interventions in Africa: Experiences and lessons from three African countries. Chair dalam sesi ini ialaj Rob Baltussen, Associate Professor, Radboud University Nijmegen Medical Centre, Netherlands. Ketiga, Improving access to health care in low-income countries. Pembicara dalam acara ini adalah Chair : M. Mahmud Khan, Professor, University of South Carolina, USA. Keempat, sesi An application of innovative methodologies towards evidence-based policy-making. Chair sesi ini ialah Lilibeth David, Director IV, Department of Health, Philippines. Kelima, Testing methodologies to assess the health systems impact of disease control programmes, pembicara dalam sesi ini Bart Criel, Researcher, Institute of Tropical Medicine Antwerp, Belgium
Salah satu sesi berjudul 'Bridging the vertical-horizontal divid e: the diagonal approach to health system strengthening', Chair : Daniel Kress, Deputy Director and Chief Economist, Bill and Melinda Gates Foundation. Speakers :
- Rifat Atun, Professor of International Health Management, Imperial College London, United Kingdom dengan tema diskusi 'Interaction of targeted health programmes with health system functions : Evidence from country case studies'.
- William Hsiao, K.T. Li Professor of Economics, Harvard University, USA dengan pokok bahasan 'Bridging the vertical-horizontal divide to health systems strengthening : Theoretical underpinnings, a conceptual framework and its applications'.
- Winnie Yip, Professor of Health Policy and Economics, Department of Public Health, Oxford University, United Kingdom dengan tema diskusi 'Integrating tuberculosis-control programmes with China's healthcare reform to achieve universal health coverage : A pilot experiment in rural China'
- Till Bärnighausen, Harvard School of Public Health and Africa Centre for Health and Population Studies, USA dengan tema diskusi 'Successes and obstacles in cross-referral and integration of two vertically-structured healthcare delivery programmes : The case of HIV antiretroviral treatment and tuberculosis treatment in rural KwaZulu-Natal, South Africa'.
Beberapa poin menarik dari sesi panel ini antara lain pertama, sistem kesehatan tidak hanya sesederhana vertikal atau horisontal. Kedua, integrasi program/intervensi dari program donor ke negara-negara berkembang tidak berhasil. Alasannya, karena pendekatan yang dipakai sejauh ini adalah secara vertikal atau horisontal. Pendekatan ini seringkali tidak sesuai dengan sistem kesehatan yang ada, dan tidak cukup tailored (sederhana) untuk masing-masing negara. Ketiga, program donor seharusnya menggunakan pendekatan yang bisa menjembatani kesenjangan yang ada di masyarakat. Esenjangan itu misalnya social benefit yang hanya membayarkan untuk pasien rawat inap. Namun, untuk kasus seperti TB, justru pasien rawat jalan yang harus diutamakan dan diidentifikasi secara dini. Kesenjangan seperti inilah yang membuat banyak intervensi (seperti DOTS-TB) tidak berhasil di negara-negara berkembang.
Keempat, ketiadaan bukti atau penelitian mengenai dampak donor terhadap penigkatan cakupan intervensi-intervensi lain tidak berarti donor tidak dibutuhkan lagi. Absence of evidence is not evidence of absence. Kelima, William Hsiao, health economist ternama, mengedepankan teori ekonomi yang kemudian dipakai sebagai dasar program diagonal. Teori yang dipakai oleh program diagonal ini masih terus akan berkembang dan mencari bentuk. Keenam, agar cakupan suatu intervensi dapat meningkat, program harus melihat bahwa secara diagonal banyak aspek yang bermain dan menentukan keberhasilan program. Misalnya untuk pasien, financing & persuasion adalah dua faktor yang dapat meningkatkan demand dari sisi pasien. Sementara untuk penyedia pelayanan kesehatan, selain financing, masih ada payment, organization, serta regulation. Program yang hanya menyasar sisi horisontal (yaitu pasien/demand side) akan kehilangan kesuksesannya karena tidak bermain dalam sistem kesehatan tersebut. Ketujuh, program perbaikan DOTS-TB di China menunjukkan keberhasilan karena menyadari bahwa program yang selama ini berjalan tidak dapat menutup kesenjangan antara pendekatan vertikal dan horisontal.
REMINDER : Plenary Session pukul 9.30-11.00 WIB akan ditayangkan langsung melalui webcast. Plenary session ini akan diberikan oleh peneliti dan aktor kesehatan terkemuka seperti Tim Evans, Sir Mark Walport, dan Judith Rodin. Topik yang akan diangkat adalah seputar universal health coverage serta riset seputar sistem kesehatan yang dapat digunakan untuk mengarah pada UHC di negara-negara berkembang. |