Sesi 3.4E Makalah Bebas Kelompok Kebijakan Inovatif
Sesi 3.4E
Makalah Bebas Kelompok Kebijakan Inovatif
Bertindak selaku moderator dalam sesi diskusi makalah bebas kelompok kebijakan inovativ adalah Ali Imron dengan 2 presentan diantaranya adalah Felix Kasim dari Universitas Maranatha dan Mubasysyr Hasanbasri dari Fakultas Universitas Gadjah Mada. Semula presentan dalam sesi diskusi ini akan disampaikan oleh 3 orang, namun dalam pelaksanaannya hanya dilakukan oleh 2 orang saja karena peserta lainnya tidak dapat mengikuti kegiatan. Namun hal ini tidak mengurangi antusiasme dari peserta seminar daan sesi tanya jawab, karena 2 peserta yang ada membawakan diskusi dengan sangat menarik dan sangat maksimal dengan sentuhan pendekatan masing-masing.
Presentan pertama mengangkat materi mengenai Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Jamkesda di Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas yang berada dalam lingkup pembinaan dinas kesehatan Kota Banjar. Keingintahuan tentang seberapa jauh program jamkesda sudah berjalan sangat kuat dikarenakan kota banjar dipimpin oleh walikota yang merupakan seorang dokter dan wakilnyapun seorang doker sehingga dukungan terkait kesehatan akan lebih baik diberikan oleh pihak pemerintah daerah apabila pemerintahnya responsif. Hal ini menjadi catatan penting bagi Dinkes Kota Banjar karena manfaat program Jamkesda di Kota Banjar ternyata dirasakan masih kurang oleh masyarakat karena secara khusus Jamkesda lebih terasa manfaatnya di RS, namun secara umum manfaatnya sebagai jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin, manfaat untuk persalinan, dapat membantu pelaksanaan program puskesmas, serta dapat mendeteksi dini kasus penyakit. Kendala dari program Jamkesda di Kota Banjar adalah adanya database yang tidak tepat sasaran, manlak dan juknis yang belum jelas, alokasi dana belum lancar dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang Jamkesda sehingga Diharapkan masyarakat dapat memberikan respon yang lebih baik dan mendukung keberlangsungan program ini, dengan cara bertanya pada pihak bersangkutan bila tidak mengerti.
Berbeda halnya dengan presentan kedua yakni Mubasysyr Hasanbasri dari Universitas Gadjah Mada yang mempresentasikan mengenai Pelajaran dari Gebrakan Joko Widodo dalam Memecahkan Pelayanan Kesehatan di Jakarta, sebuah Content Analysis. Pelajaran yang bisa diambil dari jokowi dalam memecahkan masalah adalah menganggap masalah bukanlah masalah kebijakan namun masalah manajemen dan easy to solve serta lebih menekankan pada siapa yang menderita bukan penyakitnya karena yang mengurusi penyakit adalah dokter. Ia peduli dengan hal-hal yang menjadi urusan para manajer Jokowi dan Ahok memiliki argumen manajerial yang jelas terhadap isu kebijakan. Setiap pilihan yang diambil memiliki arah yang strategis bagi pengembangan sistem. Berbeda halnya dengan Pemerintah daerah kadang latah mengikuti pola projek dan senang bekerja jika ada projek. Jokowi dan Ahok tidak tampak mengikuti pola projek ini. Ada beberapa hal juga yang perlu diketahui juga bahwa Kunci untuk pembuatan kebijakan yang sukses adalah melakukan manajemen yang baik dan kuncinya adalah memahami masalah manajemen dengan baik. Adapula sebuah pelajaran yang baik dikarenakan jokowi adalah seorang enterpreneur sehingga kebijakan-kebijakan yang dibuat adalah enterpreneur policy bukan projek policy.
Kedua presentan berhasil membuat rasa penasaran peserta seminar sehingga memicu diskusi yang menarik sehingga waktu yang dibutuhkan lebih panjang yakni pelaksanaan diskusi berakhir lebih lama dari jadwal yang sudah ditentukan yakni berakhir sekitar 10 menit dari jadwal.
Oleh: Andriani Yulianti