Menyusun Anggaran Sebagai Bagian Dari Proposal Penelitian
Proposal penelitian tidak lengkap apabila tidak dilampiri dengan anggaran penelitian. Anggaran merupakan rencana kegiatan yang nominalkan dalam bentuk satuan harga atau uang dan berjangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan rencana keuangan yang sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, sumber daya material dan sumber daya lainnya. Suatu penelitian juga membutuhkan anggaran untuk pelaksanaannya. Anggaran penelitian disusun berdasarkan rencana penelitian yang dibuat. Penyusunan anggaran penelitian biasanya juga digunakan untuk menjelaskan biaya penelitian yang akan dikeluarkan, siapa yang terlibat dalam penelitian dan biaya operasional penelitian. Sehingga untuk meyusun anggaran diperlukan detail rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Penyusunan anggaran yang baik menjadi satu poin pokok pada penilaian proposal, pada beberapa lembaga donor, mereka memberikan poin antara 10 - 15% pada bagian anggaran. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan proposal yaitu:
Komponen standar yang biasanya muncul dalam detail budget penelitian adalah, salary, equipment cost, travel cost, direct / operational cost,indirect / institutional cost /overhead cost , other contributor funding, dll Beberapa item yang ditampilkan tersebut hanyalah komponen standar pembiayaan, komponen-komponen ini akan berbeda satu sama lainnya, tetapi tetap memiliki tujuan yang sama yakni, justifikasi yang jelas mengenai kegunaan item tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah komponen yang REASONEABLE bukan yang TERENDAH
File Lampiran
Kegiatan PembelajaranPertanyaan :
Tugas paling lambat dikirim tanggal 1 Mei 2013
|
Pengembangan Proposal Penelitian
PengantarLembaga penelitian dan konsultasi dituntut untuk senantiasa menghasilkan penelitian yang bermutu serta memproduksi hasil temuan yang akan bermanfaat untuk kemajuan kesehatan. Seiring dengan perkembangan evidence-based policy dan semakin meningkatnya tuntutan penggunaan data dan bukti dalam perencanaan bidang kesehatan di Indonesia, maka institusi penelitian nasional perlu terus mengembangkan kemampuan dalam melakukan penelitian. Proses penelitian oleh sebuah lembaga kesehatan membutuhkan biaya yang tidak kecil, dan seringkali lembaga penelitian membutuhkan berbagai hibah dana untuk penelitian. Hibah dana ini dapat bersumber dari banyak sumber, baik dalam maupun luar negeri. Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara penerima hibah terbesar di kawasan Asia. Berbagai donor dan lembaga penelitian telah banyak menawarkan hibah dana untuk melakukan riset di bidang kesehatan, seperti dari AusAID, USAID, serta WHO. Donor dalam negeri dapat berasal dari DIKTI dan lembaga-lembaga lainnya, termasuk lembaga di dalam universitas masing-masing. Kompetisi adalah hal yang wajar dalam pengajuan hibah penelitian. Kompetisi penting untuk menyaring penelitian yang memiliki kualitas baik serta untuk tetap memacu lembaga penelitian agar tetap menjaga kualitas organisasinya. Namun, keterbatasan waktu dan kompetensi menjadi halangan utama dalam menghasilkan proposal penelitian yang berstandar tinggi. Untuk tetap mampu bersaing dan berkembang, maka sebuah lembaga penelitian perlu melakukan investasi dalam menyusun proposal penelitian secara berkesinambungan. Tujuan
|
Program Pengembangan Metode Penelitian Kebijakan
|
Modul 1A : 25 Februari - 7 Maret 2013 |
Modul 2A1 : 8 - 10 April 2013 |
Modul 2B1 : 26 - 30 April 2013 |
Pengumpulan Proposal : 22 Mei 2013 |
Modul 2.A.1. Karakteristik Health Policy and System Research
|
Features that define HSPR :
|
Elements in HSPR : Four central elements in HPSR are:
The issues related to each of these elements can be understood through a range of definitions, concepts and frameworks, which also help to generate relevant and appropriately framed research questions. Such frameworks allow us to understand the various elements, characteristics and dimensions of a health system; and to identify the different connections and interrelationships within a health system that need to be considered in order to strengthen them. New health policies represent efforts to introduce deliberate and purposeful change within health systems. deas and concepts related to policy and the analysis of such policy are an important part of HPSR. In seeking to support better policy implementation, it is critical that we understand the factors that influence policy outcomes. Through understanding the nature of policy and the processes of policy change, we gain new insights that help to explain how health system actors, and the relationships of power and trust among them, influence health system performance.
|
2. Definisi Policy Research
(Source :Methods For Policy Research : Applied Social Research Methods Series ; v.3), Ann Majchrzak. Sage Publications : Newbury Park, London, New Delhi, 1984)
Policy Research, therefore, is defined as the process of conducting research on, or analysis of, a fundamental social problem in order to provide policymakers with pragmatic, action-oriented recomendations for alleviating the problem. Policy research is unique in focusing on action-oriented recommendations to fundamental social problem. Figure 1. presents a simplified typology of different research procesess.
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa policy research memiliki tingkat orientasi aksi (Action-Orientation) yang tinggi atau strategis serta lebih berfokus pada masalah - masalah sosial fundamental.
Characteristics of Policy Research Studies :
- Multi dimensional in focus
- Uses an empirico-inductive research orientation
- Incorporates the future as well as the past
- Respond to study users
- Explicity incorporates values
Referensi
Lucy Gilson, ed. (2012). Health Policy and Systems Research: A Methodology Reader
Alliance for Health Policy and Systems Research, World Health Organization
Ann Majchrzak. Methods For Policy Research : Applied Social Research Methods Series ; v.3),. Sage Publications : Newbury Park, London, New Delhi
Tugas
Dengan mengacu pada definisi dan beberapa karakteristik Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan
- Jelaskan usulan topik atau tema proposal penelitian yang anda ajukan memiliki keterkaitan dengan Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan.
- Ataukah anda cenderung menggunakan definisi Policy Research?
File ditulis dalam word dan diberi kode: XYYYM2A1.doc dan dikirim sebagai attachment.
Keterangan:
X = nomor fasilitator anda.
YYY = kode nama peserta
M2A1 = Modul2A1
Kirim tugas ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Jangan lupa memberi cc ke email setiap fasilitator yang telah ditunjuk untuk anda.
Tugas paling lambat dikirim hari Rabu tanggal 10 April pukul 24.00.
Modul 1e. Penelitian Kebijakan dengan Menggunakan Data BesarDeskripsiModul 1e merupakan modul yang membahas penggunaan data besar untuk penelitian kebijakan, termasuk kebijakan medik. Akan dibahas berbagai hal mengenai Data Susenas dan Data IFLS. Penggunaan data besar ini merupakan kesempatan bagi para peneliti kebijakan kesehatan untuk melakukan kegiatan yang tidak terlalu memakan biaya dalam melakukan penelitian dan memanfaatkan secara maksimal, data yang sudah ada. Disamping Data Susenas dan Data IFLS masih ada data Riset Kesehatan Dasar dan Riset Fasilitas Kesehatan yang ada di Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
Tujuan pembelajaran
|
Modul 1d. Topik – Topik Prioritas dan Isu – isu Penting
|
Modul 1c. Desentralisasi di Sektor Kesehatan dan
|
JUDUL RISETPengaruh Kepemilikan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin terhadap status kelahiran dan kejadian stunting baduta Indonesia (Analisis Data IFLS 1993 – 2007) DATA PENELITI
ABSTRAKLatar belakang. Pemerintah Indonesia telah merumuskan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah kesehatan dan gizi, diantaranya program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJKMM) yang diberlakukan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (SK Menkes RI) No. 1241/Menkes/SK/XI/2004 sebagai amanat UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Surat keputusan tersebut diperkuat dengan SK Menkes RI No. 56/Menkes/SK/I/2005 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (PJKMM) Tahun 2005. Namun cakupannya masih rendah, hal ini diperkirakan akan berdampak pada kondisi status kelahiran dan status gizi baduta masih berada dalam angka yang memprihatinkan. Angka kejadian BBLR saat ini belum ada kecenderungan penurunan. Masalah lain yang juga menjadi masalah global adalah tingginya prevalensi balita stunting di Indonesia. Masalah status kelahiran dan stunting menunjukkan pentingnya fokus perhatian pada Ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir dan anak usia di bawah dua tahun (baduta) karena perionde ini merupakan periode kritis, yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi kerusakan bersifat permanen. Tujuan. Membuktikan pengaruh disparitas kepemilikan jaminan kesehatan masyarakat miskin terhadap status kelahiran dan kejadian stunting baduta Indonesia. Metode. Penelitian ini menggunakan paradigma positivist dengan pendekatan crossectional study berdasarkan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 1993-2007. Sampel adalah seluruh keluarga yang mempunyai bayi dan balita secara random terjaring dalam IFLS1 (1993) sampai IFLS4 (2007). Bayi dan baduta yang terpilih menjadi sampel dengan kriteria insklusi, yaitu: Anak Kandung, lahir hidup dan lahir tunggal, Anak tinggal dengan orang tua kandungnya (ayah dan ibu), Anak ditimbang berat lahir dan tersedia data umur kehamilan, Pada pelaksanaan IFLS1 anak berusia 0- 2 tahun, anak tetap hidup sampai usia 0-2 tahun. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk mengindetifikasi pengaruh kepemilikan jaminan kesehatan masyarakat miskin akan memperbaiki status kelahiran bayi dan kejadian stunting pada baduta Indonesia dengan mengontrol variabel konfounding.
|