12 Oct2021
Posted in review publikasi
Sebuah studi dilakukan untuk menganalisis hubungan antara kebutuhan kesehatan, cakupan asuransi, ketersediaan layanan kesehatan, penggunaan layanan, klaim asuransi dan pengeluaran sendiri untuk kesehatan di seluruh Indonesia. Peneliti menggabungkan empat set data nasional: Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018, Sensus Nasional Desa 2018, Indeks Pembangunan Kesehatan Penduduk 2018 dan Catatan Asuransi Nasional hingga akhir 2017. Hasinya, diketahui bahwa pendaftaran asuransi kesehatan nasional yang dilaporkan sendiri (60,6%),10% lebih rendah dibandingkan dengan laporan asuransi (71,1%).
Cakupan asuransi tertinggi di daerah miskin, dimana penyediaan layanan tersedia, dan dengan demikian penggunaan layanan dan pengeluaran kesehatan sangat rendah. Penggunaan rawat inap lebih tinggi pada kelompok yang diasuransikan daripada yang tidak dan pasien yang lebih miskin kemungkinan besar melaporkan perawatan rawat inap gratis. Pasien yang diasuransikan menghabiskan US$ 3,14 lebih banyak untuk rawat inap daripada yang tidak diasuransikan, tetapi perbedaannya hilang ketika dikontrol untuk kekayaan. Sistem asuransi publik Indonesia melindungi banyak pasien rawat inap, terutama yang paling miskin, dari pengeluaran yang berlebihan. Namun, pihak lain, terutama di Indonesia Timur, tidak dapat memperoleh manfaat karena hanya sedikit layanan yang tersedia. Untuk mencapai pemerataan kesehatan, pemerintah Indonesia perlu mengatasi kendala sisi pasokan dan mengurangi kekurangan dana struktural.
selengkapnya