Desentralisasi dan Hak Kesehatan di Kabupaten Sukabumi, Jabar

Desentralisasi dan Hak Kesehatan
di Kabupaten Sukabumi, Jabar


Nama penulis  : Priscilla Magrath
Instituti          : Universitas di Arizona, US.
Kata kunci      : desentralisasi, bertanggung jawab, akuntabilitas, hak kesehatan, dilema

 

  Latar Belakang:

Beberapa peneliti mengusulkan bahwa desentralisasi pelayanan kesehatan di Indonesia belum mencapai tujuannya untuk meningkatkan mutu, kesesuaian dan akses pelayanan kesehatan. Kritik desentralisasi termasuk kekurangan transparansi dan akuntabilitas, kekurangan koordinasi, keturunan upaya preventif dan promotif dan kenaikan peran swasta, supaya kesehatan menjadi 'private good'. Tetapi sampai sekarang belum ada penelitian yang menggali perspektif pelaksana desentralisasi di tingkat kabupaten, walaupun hasil desentralisasi sangat tergantung motivasi dan upaya mereka.

 

  Metode dan Tujuan

Penelitian ini pakai pendekatan antropologi untuk mengerti bagaimana "desentralisasi" diinterpretasikan dan dilaksanakan di suatu kabupaten di Jabar. Berdasarkan 9 bulan 'partisipasi-observasi', termasuk 190 wawancara semi-struktur dan 9 kelompok terarah, saya memeriksa perspektif dan pengalaman petugas dan ahli kesehatan di dinas kesehatan, kabupaten Sukabumi, serta di beberapa puskesmas, praktek swasta dan desa terpilih. Pertanyaan saya termasuk: (i) pendapat responden, apa yang mungkin sekarang yang tidak mungkin sebelum desentralisasi? (ii) bagaimana petugas kesehatan mengerti bertanggung jawab pemerintah dalam sektor kesehatan sekarang dan di masa depan? (iii) apa maksudnya "hak kesehatan masyarakat" dan apa implikasinya untuk bertangung jawab pemerintah?

 

  Hasil

Dari perspektif petugas dinas kesehatan Sukabumi, perubahan dengan desentralisasi sangat signifikan dan positif, walaupun desentralisasi belum lengkap. Di sisi lain, di tingkat puskesmas baru mulai mengalami dampak desentralisasi. Jadi merupakan bahwa desentralisasi bertahap, dan derajat desentralisasi bervariasi dengan program. Jaminan kesehatan dipilih oleh responden sebagai contoh program yang belum desentralisasikan. Apalagi muncul suatu dilema bahwa jaminan kesehatan dari pusat bisa mengurangi kemandirian masyarakat yang diupayakan oleh pemerintah daerah/kabupaten.

Pendapat responden pemerintah seharusnya masih dominan dalam sektor kesehatan di Indonesia karena kebanyakan masyarakat belum mampu bayar praktek swasta. Bertanggung jawab pemerintah tergantung interpretasi 'hak kesehatan masyarakat'. Petugas kesehatan di Sukabumi mengutamakan wajib pemerintah untuk melindungi masyarakat, dan menginformasikan mereka tentang 'safe practices'. Tetapi ada yang menilai juga hak masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan sendiri, yang bisa bertentangan dengan pilihan yang dihitung paling selamat.

 

  Kesimpulan

Hasil penelitian ini tidak cocok dengan hasil penelitian lain tentang desentralisasi. Rupanya bahwa desentralisasi sudah menaikan motivasi dan upaya petugas dinas kesehatan di kabupaten Sukaubumi untuk melindungi hak kesehatan masyarakat dan mencapai target.

 

Saran

Dengan keadaan desentralisasi ada kecenderungan kenaikan variasi antara kabupaten/kota. Diusulkan bahwa 'case study' tentang dampak desentralisasi dilaksanakan di daerah lain di Indonesia untuk membandingkan dengan penelitian ini. Keperluan 'case study approach' sudah diidentifikasikan oleh beberapa peneliti 'health systems' untuk mengerti lebih kedalam proses implementasi reformasi di sektor kesehatan.

 

 

KELOMPOK DESENTRALISASI KESEHATAN

Kelompok Desentralisasi Kesehatan

Kerangka Acuan
Tantangan Kebijakan Kesehatan dalam Proses Desentralisasi Kesehatan


  Pendahuluan

Pasca di gulirkannya Desetralisasi Kesehatan tahun 2001, menunjukkan variasi pelaksanaan beberapa program kesehatan oleh pemerintah dalam mencapai berbagai indikator. Dalam kurun waktu 12 tahun ini masih banyak ditemui hambatan, kendala dalam proses perencanaan, penganggaran dan pembiayaan kesehatan. Program yang dilakukan oleh pemerintah, didukung dengan beberapa macam skema pembiayaan dan jaminan kesehatan untuk masyarakat agar bisa menjangkau fasilitas kesehatan, baik fasilitas kesehatan dasar sampai dengan fasilitas rujukan. Pembiayaan tersebut, antara lain; DAK, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, BOK, Jamkesmas, Jampersal, Jamkesda, dan lain sebagainya. Bahkan system pembiayaan ini tidak dilakukan oleh pemerintah pusat saja, namun pemerintah daerah juga berpartisipasi. Skema pendanaan dari pemerintah menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Hal ini untuk mendukung berbagai permasalahan yang timbul di daerah atas skema pendanaan kesehatan dari Pemerintah.

Secara khusus, tujuan dari penelitian ini antara lain melihat sumbatan dalam proses penganggaran dan pembiayaan dan aliran pendanaan dari sisi penawaran (dari pemerintah melalui pelayanan kesehatan primer di Puskesmas). Tujuan penelitian dari sisi penawaran, yaitu (1) permasalahan yang ada dalam penggunaan sumber daya dan dana oleh pelayanan kesehatan dasar di PUSKESMAS, (2) permasalahan dalam perencanaan dan penganggaran, serta sumbatan dan hambatan yang ada di pelayanan kesehatan primer dengan focus kepada pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target kepada rumah tangga miskin dan hampir miskin di Nusa Tenggara Timur, (3) Eksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan mengenai perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan dalam pelayanan kesehatan dasar di PUSKESMAS, (4) Studi dokumen perundangangan dan regulasi terkait pelayanan kesehatan dasar di PUSKESMAS di tingkat pusat/kementrian.

 

   Tujuan 

  1. Membahas hasil analisis awal penelitian penelusuran dana-dana Pemerintah di Provinsi NTT dan Jawa Timur
  2. Membahas isu-isu terkini mengenai dana-dana dari pemerintah
  3. Mengembangkan rekomendasi untuk kebijakan Perencanaan, Penganggaran dan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia.
     

 Waktu Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan bersamaan dengan KONAS IAKMI pada :

Hari, tanggal  : Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2013
Tempat          : Hotel On The Rock Kupang dan Grand Mutiara Ballroom and Converence
                       Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur

6 September 2013

IAKMI – Grand Mutiara

08.00 – 10.00

Berbagai Bukti Mengenai Pelaksanaan Desentralisasi

  1. Penyajian Hasil Sementara Analisa Sumbatan dalam Proses Penganggaran dan Pembiayaan di Propisin NTT dan Jawa Timur

    Pembicara :
    1. drg.  Ernawati, M.Kes
    2. Serlie Littiek, SKM, M.Kes
    3. Dwijo Susilo, SE,MBA, MPH
       
  2. Desentralisasi dan Hak Kesehatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
    Pembicara : Pricilla Margarth, Univ. Arizona, USA
     
  3. Faktor Politik dalam Penganggaran
    Pembicara : Dr. drg. Dewi Marhaeni, MSi.

Moderator : Faozi Kurniawan, SE, Akt., MPH

10.00 – 10.30

COFFEE BREAK

10.30 – 12.00

Diskusi Panel : 15 Tahun Desentralisasi: Apa yang terjadi di Sektor Kesehatan?

Pembicara :

  1. dr. Khrisna Jaya, MS - ADINKES Pusat *)
  2. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan *)
  3. Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri *)
  4. Dr. Krishna Hort – University of Melbourne

Moderator : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

12.00 – 13.00

LUNCH BREAK

13.00 – 15.00

Grand Mutiara Ballroom dan Hotel On The Rock

Mengikuti Sesi Makalah Bebas

15.00 – 15.30

COFFEE BREAK

15.30 – 17.00

Grand Mutiara Ballroom dan Hotel On The Rock

Mengikuti Sesi Makalah Bebas

 Peserta

Forum ini mengundang para para pengambil kebijakan, akademisi (dosen dan staf pengajar), peneliti, praktisi kebijakan kesehatan, dan atau siapa pun yang tertarik dengan topik Desentralisasi kesehatan untuk mengikuti kegiatan ini.

 

 Keterangan lebih lanjut:

Angelina Yusridar / Hendriana Anggi

Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Gedung IKM Sayap Utara Lt. 2, Fakultas Kedokteran UGM
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Ph. /Fax : +62274-549425 (hunting)
Mobile : +628111409442 / +6281227938882
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.; This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.; This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Website : www.kebijakankesehatanindonesia.net 

 

 

 

KELOMPOK KIA

Kelompok KIA

Kerangka Acuan

Simposium Perencanaan Berbasis Bukti dan Pengenalan Perencanaan
untuk Bidang Kesehatan Ibu dan Anak


  Pendahuluan

Kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih memprihatinkan dan ada banyak hal yang perlu dibenahi untuk memperbaiki status kesehatan. Salah satunya adalah melalui perencanaan yang kuat dan pendanaan yang efisien, sehingga intervensi kesehatan dapat menjangkau populasi yang benar-benar membutuhkan.

Saat ini telah ada beberapa inisiatif untuk meningkatkan performa perencanaan di bidang kesehatan, dan berbagai pendekatan ini dapat dimanfaatkan oleh perencana di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga nasional. Perencanaan yang sistematis juga penting untuk dikuasai oleh para akademisi dan professional bidang kesehatan, karena proses perencanaan membutuhkan masukan dan konsultasi mendalam dengan peneliti, akademisi, hingga profesi lain yang terkait dengan kesehatan.

Salah satu inisiatif yang telah berlangsung selama beberapa tahun di Indonesia untuk bidang perbaikan perencanaan kesehatan ibu dan anak adalah Perencanaan Berbasis Bukti, yang dimulai di empat kabupaten/kota di Indonesia dan sekarang dalam tahap implementasi di tujuh kabupaten di Provinsi Papua. Inisiatif lain adalah MAF (Millennium Acceleration Framework) yang dikembangkan oleh UNDP di Jawa Tengah. Sesungguhnya berbagai pendekatan ini sama-sama bertujuan untuk memperbaiki sistem kesehatan melalui perencanaan yang sistematis di tingkat nasional dan terutama sub-nasional.

Sesi ini bertujuan untuk memperkenalkan pendekataan perencanaan untuk KIA melalui analisa sumbatan sistem kesehatan atau bottleneck serta untuk mengadvokasi adaptasi pendekatan-pendekatan ini untuk seluruh daerah di Indonesia.

 

   Tujuan

Membahas pendekataan perencanaan kesehatan yang menggunakan bukti serta analisa bottleneck yang telah ada di Indonesia dan bagaimana para akademisi serta praktisi kesehatan dapat mendukung perbaikan perencanaan kesehatan di Indonesia, melalui pemaparan:

  1. Pendekatan Millennium Acceleration Framework di tingkat provinsi, dan
  2. Inisiatif Perencanaan Berbasis Bukti di tingkat kabupaten

 

Kerangka Acuan
Tantangan Kebijakan Kesehatan dalam Menghadapi Stagnasi Pencapaian MDG4 dan MDG5

  Pendahuluan

Upaya pencapaian tujuan MDGs 4 dan 5 menemui berbagai tantangan di Indonesia. Pemerintah telah menggulirkan berbagai program yang dapat mengatasi secara langsung masalah KIA serta beberapa program yang bersifat mendukung pelaksanaan proram KIA tersebut. Provinsi NTT telah menyusun kebijakan 'Revolusi KIA' sebagai bukti komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah KIA di NTT. Direktorat Jenderal Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI sedang mengembangkan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival). Program EMAS diharapkan dapat meningkatkan kualitas PONED dan PONEK, memperbaiki sistem rujukan, dan meningkatkan akses masyarakat untuk menggunakan fasilitas kesehatan.

Selain dua program besar KIA di atas, pemerintah Indonesia telah melaksanakan dua program yang diharapkan mendukung upaya pencapaian tujuan MDGs 4 & 5 secara langsung maupun tidak langsung, yaitu dengan menyediakan Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan Jampersal (jaminan persalinan). Kedua skema jaminan kesehatan ini bertujuan membantu masyarakat miskin, khususnya kelompok rawan (ibu, anak-anak, dan lansia), untuk mendapatkan akses penanganan kesehatan primer dan perawatan lanjutan. Akan tetapi, persentase penggunaannya masih dipertanyakan. Masih banyak pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah tidak digunakan oleh masyarakat miskin karena ketidakterjangkauan akses, ketiadaan sumber daya manusia, kesenjangan sosial yang terlalu lebar, dan kualitas pelayanan tidak sesuai dengan permintaan masyarakat. Dalam pemilihan perawatan primer, banyak keputusan yang dibuat antara tenaga kesehatan dan pasien berhubungan dengan kemampuannya untuk mengelola dirinya sendiri sebagai implikasi dari efek pasien menjalani sebuah tes dan atau dirujuk untuk mendapatkan perawatan khusus.

Melalui jaringan kebijakan kesehatan Indonesia, penelitian 'Health Seeking Behavior' dilaksanakan untuk mengeksplorasi fenomena pemanfaatan pelayanan kesehatan primer oleh masyarakat miskin dan hampir miskin di dua provinsi (Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur). Penelitian HSB dilaksanakan untuk menggali faktor yang mempengaruhi utilisasi pelayanan kesehatan primer dari sudut pandang masyarakat. Penelitian ini merupakan hasil kerja sama tiga universitas, yaitu Universitas Nusa Cendana, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada. Saat ini penelitian HSB telah menghasilkan temuan dari fase kualitatif. Salah satu temuan yang signifikan berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Temuan tersebut akan turut disajikan dalam sesi pembahasan program besar KIA di Indonesia.

 

   Tujuan

  1. Membahas program besar KIA untuk mencapai tujuan MDGs 4 & 5 di tingkat pusat
  2. Membahas program besar KIA untuk mencapai tujuan MDGs 4 & 5 di tingkat daerah
  3. Membahas temuan fase kualitatif penelitian "Health Seeking Behavior" dengan berfokus pada pola pencarian pelayanan kesehatan oleh masyarakat miskin dan hampir miskin serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh (salah satu fokus yang diangkat adalah upaya pencarian layanan kesehatan berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak).
  4. Membahas pendekataan perencanaan kesehatan yang menggunakan bukti serta analisa bottleneck yang telah ada di Indonesia dan bagaimana para akademisi serta praktisi kesehatan dapat mendukung perbaikan perencanaan kesehatan di Indonesia, melalui pemaparan:
    1. Pendekatan Millennium Acceleration Framework di tingkat provinsi, dan
    2. Inisiatif Perencanaan Berbasis Bukti di tingkat kabupaten

 

 

KELOMPOK KIA - 1

Kelompok KIA - 1

Kerangka Acuan
Tantangan Kebijakan Kesehatan dalam Menghadapi Stagnasi Pencapaian MDG4 dan MDG5


  Pendahuluan

Upaya pencapaian tujuan MDGs 4 dan 5 menemui berbagai tantangan di Indonesia. Pemerintah telah menggulirkan berbagai program yang dapat mengatasi secara langsung masalah KIA serta beberapa program yang bersifat mendukung pelaksanaan proram KIA tersebut. Provinsi NTT telah menyusun kebijakan 'Revolusi KIA' sebagai bukti komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah KIA di NTT. Direktorat Jenderal Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI sedang mengembangkan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival). Program EMAS diharapkan dapat meningkatkan kualitas PONED dan PONEK, memperbaiki sistem rujukan, dan meningkatkan akses masyarakat untuk menggunakan fasilitas kesehatan.

Selain dua program besar KIA di atas, pemerintah Indonesia telah melaksanakan dua program yang diharapkan mendukung upaya pencapaian tujuan MDGs 4 & 5 secara langsung maupun tidak langsung, yaitu dengan menyediakan Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan Jampersal (jaminan persalinan). Kedua skema jaminan kesehatan ini bertujuan membantu masyarakat miskin, khususnya kelompok rawan (ibu, anak-anak, dan lansia), untuk mendapatkan akses penanganan kesehatan primer dan perawatan lanjutan. Akan tetapi, persentase penggunaannya masih dipertanyakan. Masih banyak pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah tidak digunakan oleh masyarakat miskin karena ketidakterjangkauan akses, ketiadaan sumber daya manusia, kesenjangan sosial yang terlalu lebar, dan kualitas pelayanan tidak sesuai dengan permintaan masyarakat. Dalam pemilihan perawatan primer, banyak keputusan yang dibuat antara tenaga kesehatan dan pasien berhubungan dengan kemampuannya untuk mengelola dirinya sendiri sebagai implikasi dari efek pasien menjalani sebuah tes dan atau dirujuk untuk mendapatkan perawatan khusus.

Melalui jaringan kebijakan kesehatan Indonesia, penelitian 'Health Seeking Behavior' dilaksanakan untuk mengeksplorasi fenomena pemanfaatan pelayanan kesehatan primer oleh masyarakat miskin dan hampir miskin di dua provinsi (Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur). Penelitian HSB dilaksanakan untuk menggali faktor yang mempengaruhi utilisasi pelayanan kesehatan primer dari sudut pandang masyarakat. Penelitian ini merupakan hasil kerja sama tiga universitas, yaitu Universitas Nusa Cendana, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada. Saat ini penelitian HSB telah menghasilkan temuan dari fase kualitatif. Salah satu temuan yang signifikan berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Temuan tersebut akan turut disajikan dalam sesi pembahasan program besar KIA di Indonesia.

 

   Tujuan

  1. Membahas program besar KIA untuk mencapai tujuan MDGs 4 & 5 di tingkat pusat
  2. Membahas program besar KIA untuk mencapai tujuan MDGs 4 & 5 di tingkat daerah
  3. Membahas temuan fase kualitatif penelitian "Health Seeking Behavior" dengan berfokus pada pola pencarian pelayanan kesehatan oleh masyarakat miskin dan hampir miskin serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh (salah satu fokus yang diangkat adalah upaya pencarian layanan kesehatan berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak).

 

  Peserta

Forum ini mengundang para pengambil kebijakan, akademisi (dosen, staf pengajar), peneliti, praktisi kebijakan kesehatan, dan atau siapa pun yang tertarik dengan kebijakan kesehatan terutama dalam topic KIA untuk mengikuti kegiatan ini.

 

KELOMPOK AIDS

Kerangka Acuan Kelompok BPJS

FORUM NASIONAL IV JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN

Kerja Sama
Jaringan Kebijakan Kesehatan dengan IAKMI

Tema:
Tantangan Kebijakan Kesehatan di Indonesia dalam Menghadapi Stagnasi Pencapaian MDG4
dan MDG5, dan Semakin Meningkatnya Penyakit Tidak Menular dan AIDS

Grand Mutiara Ballroom and Converence & Hotel On The Rock Kupang

Kupang, 4-7 September 2013


   Pendahuluan

Tujuan pengendalian AIDS seperti yang telah ditetapkan dalam Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2010-2014 dan Permenkes No. 21 tahun 2013 tentang penanggulangan AIDS adalah menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru; menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS; meniadakan diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA); meningkatkan kualitas hidup ODHA; dan mengurangi dampak sosial ekonomi dari HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat. Namun demikian hingga saat ini, berbagai tantangan dan kendala untuk bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berbagai tantangan dan kendala ini antara lain: Penurunan Prevalensi HIV sesuai dengan target MDG belum tercapai, Universal Access untuk Layanan HIV belum tercapai, Pengetahuan komprehensif tentang AIDS masih rendah, Perubahan perilaku pada populasi kunci masih bervariasi (penggunaan kondom masih rendah, penggunaan jarum suntik steril sudah relatif tinggi, tes HIV masih belum optimal), Stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS termasuk dengan orang yang melakukan perilaku berisiko masih kuat dan yang lebih mendasar lagi adalah kebijakan dan program dan penanggulangan AIDS di Indonesia belum memperkuat sistem kesehatan yang ada karena masih bersifat parsial. Situasi ini jika tidak disikapi dengan kebijakan kesehatan yang hati-hati, cermat dan tepat, maka investasi yang selama ini sudah dilakukan akan sia-sia.

Oleh karena itu dalam Forum Tahunan ke IV Jaringan Kebijakan Kesehatan untuk pertama kalinya akan dibuka ruang diskusi untuk membicarakan berbagai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan AIDS selama ini. Diharapkan diskusi ini akan mampu untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang menghambat sekaligus memungkinkan pengembangan dan implementasi kebijakan AIDS yang lebih baik.

 

   Tujuan

  1. Membahas kebijakan dan program HIV dan AIDS yang selama ini berjalan, termasuk berbagai pencapaian untuk memenuhi target MDG 6
  2. Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung perumusan, pengembangan dan implementasi kebijakan HIV dan AIDS di era desentralisasi
  3. Menyediakan rekomendasi bagi penyusunan kebijakan penanggulangan AIDS di masa depan.
  4. Membangun jaringan peneliti dan pengamat kebijakan HIV dan AIDS di Indonesia sebagai upaya untuk melakukan monitoring terhadap kinerja implementasi kebijakan AIDS di Indonesia
     

 Waktu Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan bersamaan dengan KONAS IAKMI pada :

Hari, tanggal  : Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2013
Tempat          : Hotel On The Rock Kupang dan Grand Mutiara Ballroom and Converence
                      Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Waktu

Keterangan Acara dan Ruangan

3 September 2013

Welcome Dinner di Suba Suka Restaurant

19.00 – 21.30

Welcome Dinner dari Panitia

4 September 2013

Ruangan Ruby Hotel On The Rock Kupang

08.00 – 08.30

Registrasi Peserta Forum Nasional

08.30 – 09.00

SESI PEMBUKAAN

Pengantar Kegiatan :

  1. Laporan Kegiatan dari Ketua Panitia : dr. S.M.J. Koamesah, MMR, MMPK
  2. Laporan Ketua Jaringan Kebijakan Kesehatan : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

Pembukaan Secara Resmi : Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang *)

09.00 – 10.30

SESI I.1

Analisis Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak di Berbagai Daerah : Bagaimana data Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia. Mengapa Terjadi Stagnasi Program?

Pembicara :

  1. Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D
  2. dr. S.M.J. Koamesah, MMR, MMPK

Pembahas :

  1. Direktur Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan RI *)
  2. Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI *)
  3. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat *)
  4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, NTT *)
     
Moderator : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes.

10.30 – 11.00

Coffee Break

11.00 – 12.30

SESI I.2

Kebijakan Inovatif dalam MDG 4 dan MDG 5 yang Perlu Dikembangkan di Masa Mendatang :

  1. Pengalaman Revolusi KIA di NTT
    Pembicara : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NTT *)

  2. Pengalaman Penggunaan Surveilans Respon dan Angka Absolut di DIY
    Pembicara : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY *)

Pembahas :

  1. Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI*)
  2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sumatera Barat*)
  3. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah *)
  4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram NTB*)
     
Moderator : Prof. Dr. dr. H. Alimin Maidin, MPH

12.30 – 13.30

Lunch Break

13.30 – 15.00

SESI I.3

  1. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular dalam BPJS
    Pembicara : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI *)

  2. Kebijakan AIDS dalam BPJS
    Pembicara : Ir. Halik Hidik – KPAN
                      Pokja BPJS KPAN *)

  3. Kesiapan Sumber Daya di NTT untuk BPJS
    Pembicara : Tim P2K3 Universitas Nusa Cendana Kupang

Pembahas :

  1. Dr. dr. Deni K. Sunjaya, DESS
  2. Kepala PT Askes Indonesia
  3. Kepala P2JK Kementerian Kesehatan RI
     
Moderator : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

15.30 – 17.00

SESI I.4

  1. Pengantar : Mengapa Perlu Policy Brief?
    Pembicara : Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS

  2. Presentasi Makalah Policy Brief Terpilih
    Pembicara : Presentasi dari 5 peserta Policy Brief

    1. Membangun Komitmen Daerah untuk Meningkatkan Motivasi Provider – Agung Dwi Laksono, Badan Litbangkes Surabaya
    2. Analisa Ketimpangan Kebijakan dalam Pendidikan karena Barrier Masalah Kesehatan Reproduksi: Perlukah Siswa Hamil dikeluarkan dari Sekolah? – Siti Masfiah, FK Universitas Soedirman Purwokerto
    3. Kunci Sukses Kebijakan Pemberian ASI Ekslusif – Rahmad Pua Geno, FKM Universitas Airlangga Surabaya
    4. Beban Kanker Serviks di Semarang: Apa yang telah kita capai? – Ophi Indria Desanti, FK Universitas Islam Sultan Agung Semarang
    5. Kebijakan Pengendalian Tembakau untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota Bukan Penghasil Rokok/Tembakau di Indonesia – Dwijo Susilo, FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta

Moderator : Dr. dr. Deni K. Sunjaya, DESS

17.00 – 19.00

ISHOMA

19.00 – 21.00

Ruangan Ruby Hotel On the Rock Kupang

SESI 1.5B

Kelompok AIDS

Tantangan Kebijakan HIV dan AIDS di Indonesia

Pembicara :

  1. dr. Kemal Siregar, PhD – Sekretaris KPAN*)
  2. dr. Siti Nadia Wiweko - Ka Subdit AIDS P2PL Kementerian Kesehatan RI*)
  3. Prof. Irwanto, MA, Ph.D – Universitas Atmajaya Jakarta
  4. Prof. Budi Utomo - HCPI

Moderator : Ign. Praptoraharjo, Ph.D

5 September 2013

Grand Mutiara Ballroom and Converence Kupang

09.00 – 17.00

Mengikuti Pembukaan kegiatan KONAS IAKMI di Grand Mutiara Ballroom and Conference

19.00 – 21.00

Ruangan Ruby Hotel On The Rock Kupang

Pertemuan Organisasi Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia

  1. Pengenalan Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes
  2. Pengenalan Yayasan Kebijakan Kesehatan Indonesia : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D

Moderator : Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS

6 September 2013

Ruang Ruby Hotel On The Rock

08.00 – 10.00

SESI 3.1B

Kelompok AIDS

Konteks  Kebijakan AIDS: Epidemiologi dan Perilaku Berisiko

Pembicara :

  1. (Vinny Tobing) IBBS – Kemenkes RI*)
  2. (Arif ) SCP – KPAN*)
  3. (Ratna Soehoed) IBBS Lapas – HCPI*)
  4. Kepatuhan ARV - Daniel Marguari (Spiritia)

Presentasi Makalah Bebas :

  1. Tinjauan Hukum Pidana Terhadap Kriminalisasi Perilaku Beresiko dalam Peraturan Daerah Tentang Penanggulangan HIV & AIDS di Indonesia – Simplexius Asa, Universitas Nusa Cendana.
  2. Analisis Kebijakan Pencegahan Transmisi dan Penanggulangan HIV Positif dan AIDS di Propinsi Jawa Barat – Eka Nurhayati, FK Universitas Padjajaran.

Moderator : Iko Safika

10.00-10.30

Break

10.30 – 12.00

SESI 3.2B

Kebijakan dan Program HIV dan AIDS di Indonesia

Invited speakers (KPAN, Kemkes, AusAID, USAID, UN, PKBI/NU, CHAI, SUM, HCPI,)*

12.00 – 13.00

LUNCH BREAK

13.00 – 15.00

SESI 3.3B

KELOMPOK AIDS

Implementasi Kebijakan dan Program AIDS

Pembicara :

  1. Suhendro Sugiharto - PKNI
  2. Esteria Naomi - IPPI
  3. Tono – GWL Ina
  4. Aldo - OPSI
  5. Aditya Wardhana - IAC

Presentasi Makalah Bebas :
  1. Dampak Implementasi Kebijakan Penutupan Tempat Layanan Sosial Transisi untuk PSK dan Untuk Penutupan Prostitusi Terhadap Program Penanggulangan HIV/AIDS – Dewi Rochmah Khoiron, FKM Universitas Jember
  2. Pola dan Kinerja Kebijakan Anggaran Penanggulangan HIV dan AIDS: Studi Kasus Kota Yogyakarta, Kab. Sleman dan Kab. Bantul th 2010 s.d. 2012 – Valentina Sri Wijiyati, IDEA

Moderator : Ign. Praptoraharjo, PhD

 

Break

15.30 – 17.00

SESI 3.5B

KELOMPOK AIDS

Membangun Jaringan Kebijakan AIDS Indonesia

17.00 – 18.00

PENUTUPAN FORUM KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA IV

Pengumuman Pertemuan Forum Nasional V dan VI: Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia 2014 dan 2015

19.00 – 21.00

Undangan Makan Malam dengan Gubernur NTT (IAKMI – tentative)

7 September 2013

Ruang Ruby Hotel On The Rock Kupang

08.00 – 12.00

Pengembangan Tim Peneliti Lokal untuk penelitian HIV/AIDS

 

  Peserta

Forum ini mengundang para para pengambil kebijakan, akademisi (dosen dan staf pengajar), peneliti, praktisi kebijakan kesehatan, perwakilan kelompok yang terdampak HIV dan AIDS (pekerja seks, pengguna narkoba, Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, Waria, Orang dengan HIV) atau siapa pun yang tertarik dengan kebijakan AIDS untuk mengikuti kegiatan ini.

 

 Keterangan lebih lanjut:

Angelina Yusridar / Hendriana Anggi

Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Gedung IKM Sayap Utara Lt. 2, Fakultas Kedokteran UGM
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Ph. /Fax : +62274-549425 (hunting)
Mobile : +628111409442 / +6281227938882
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.; This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.; This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Website : www.kebijakankesehatanindonesia.net 

 

KELOMPOK BPJS

Kerangka Acuan Kelompok BPJS

FORUM NASIONAL IV JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN

Kerja Sama
Jaringan Kebijakan Kesehatan dengan IAKMI

Tema:
Tantangan Kebijakan Kesehatan di Indonesia dalam Menghadapi Stagnasi Pencapaian MDG4
dan MDG5, dan Semakin Meningkatnya Penyakit Tidak Menular dan AIDS

Grand Mutiara Ballroom and Converence & Hotel On The Rock Kupang

Kupang, 4-7 September 2013


  Pendahuluan

Harapan masyarakat Indonesia memiliki Jaminan Kesehatan Nasional semakin besar dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Udang-Undang Nomor 40 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang akan mulai bekerja tahun 2014. BPJS merupakan badan hukum dengan tujuan yaitu mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya. Dalam peyelenggaraannya BPJS ini terbagi menjadi dua yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan akan menyelenggarakan program jaminan kesehatan di mana program ini akan segera dimulai pada tahun 2014. Pelaksanaan BPJS tahun 2014 didukung pendanaan dari pemerintah sebesar Rp. 26 triliun yang dianggarkan di RAPBN 2014. Anggaran tersebut dipergunakan untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebesar Rp. 16.07 triliun bagi 86,4 juta masyarakat miskin sedangkan sisanya bagi PNS, TNI dan Polri.

Menyongsong pelaksanaan BPJS 2014 inilah banyak hal yang harus dipersiapkan baik oleh pemerintah di tingkat pusat dan pemerintah tingkat daerah. Pembangunan infrastruktur yang terus dipercepat, persiapan distribusi sumber daya manusia untuk mendukung pelayanan kesehatan terus dilakukan, peraturan-peraturan seperti RPP tentang pengelolaan keuangan, aspek BPJS Kesehatan, rancangan Perpres tentang besaran iuran jaminan kesehatan, Perpres tentang dewan pengawas dan direksi BPJS, Permenkes turunan tentang Jaminan Kesehatan Masyarakat yang terus digodok, sampai dengan bagaimana pengawasan yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan BPJS tahun 2014.

Namun demikian hingga saat ini, berbagai tantangan dan kendala bermunculan dalam upaya persiapan pelaksanaan BPJS tahun 2014. Berbagai tantangan dan kendala ini antara lain: kurangnya infrastruktur di daerah, peralatan dan perlengkapan yang masih belum ada dan terdistribusi di daerah, kurangnya sumber daya manusia yang siap untuk melakukan pelayanan, universal akses yang masih menjadi hambatan terbesar, pengetahuan masyarakat mengenai BPJS, koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan berbagai macam isu yang masih harus ditangani oleh pemerintah, akademisi, peneliti, pemerhati kesehatan, kelompok profesi dan lembaga independen lain. Dukungan untuk mengatasi tantangan dan kendala ini harus disikapi dengan kebijakan kesehatan yang hati-hati, cermat dan tepat, sehingga investasi yang selama ini sudah dilakukan tidak akan sia-sia.

Oleh karena itu dalam Forum Tahunan ke IV Jaringan Kebijakan Kesehatan akan dibuka ruang diskusi untuk membicarakan berbagai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan BPJS 2014 ini. Diharapkan diskusi ini akan mampu untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang menghambat sekaligus memungkinkan pengembangan dan implementasi kebijakan BPJS 2014 untuk Jaminan Kesehatan yang lebih baik.

 

  Tujuan

  1. Membahas kebijakan dan pelaksanaan program BPJS 2014 terutama program Jaminan Kesehatan.
  2. Menyiapkan proposal untuk monitoring pelaksanaan BPJS di tahun 2014 secara multi universitas.
  3. Membangun jaringan peneliti, akademisi, oraganisasi profesi dan pemerhati kesehatan dalam pengawasan pelaksanaan BPJS di Indonesia.
     

 Waktu Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan bersamaan dengan KONAS IAKMI pada :

Hari, tanggal  : Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2013
Tempat          : Hotel On The Rock Kupang dan Grand Mutiara Ballroom and Converence
                      Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Waktu

Keterangan Acara dan Ruangan

3 September 2013

Welcome Dinner di Suba Suka Restaurant

19.00 – 21.30

Welcome Dinner dari Panitia

4 September 2013

Ruangan Ruby Hotel On The Rock Kupang

08.30 – 09.00

Registrasi Peserta Forum Nasional

09.00 – 09.30

SESI PEMBUKAAN

Pengantar Kegiatan :

  1. Laporan Kegiatan dari Ketua Panitia : dr. S.M.J. Koamesah, MMR, MMPK
  2. Laporan Ketua Jaringan Kebijakan Kesehatan : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

Pembukaan Secara Resmi : Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang *)

09.00 – 10.30

SESI I.1

Analisis Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak di Berbagai Daerah : Bagaimana data Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia. Mengapa Terjadi Stagnasi Program?

Pembicara :

  1. Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D
  2. dr. S.M.J. Koamesah, MMR, MMPK

Pembahas :

  1. Direktur Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan RI *)
  2. Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI *)
  3. Kepala Dinas Propinsi Jawa Barat *)
  4. Kepala Dinas Kabupaten Ende, NTT *)
     
Moderator : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes

10.30 – 11.00

Coffee Break

11.00 – 12.30

SESI I.2

Kebijakan Inovatif dalam MDG 4 dan MDG 5 yang Perlu Dikembangkan di Masa Mendatang :

  1. Pengalaman Revolusi KIA di NTT
    Pembicara : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NTT *)

  2. Pengalaman Penggunaan Surveilans Respon dan Angka Absolut di DIY
    Pembicara : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY *)

Pembahas :

  1. Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI*)
  2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sumatera Barat*)
  3. Kepala Dinas Propinsi Jawa Tengah *)
  4. Kepala Dinas Kota Mataram NTB*)
     
Moderator : Prof. Dr. dr. H. Alimin Maidin, MPH

12.30 – 13.30

Lunch Break

13.30 – 15.00

SESI I.3

  1. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular dalam BPJS
    Pembicara : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI *)

  2. Kebijakan AIDS dalam BPJS
    Pembicara : Ir. Halik Hidik – KPAN

  3. Kesiapan Sumber Daya di NTT untuk BPJS
    Pembicara : Tim P2K3 Universitas Nusa Cendana Kupang

Pembahas :

  1. Dr. dr. Deni K. Sunjaya, DESS
  2. Kepala PT Askes Indonesia
  3. Kepala P2JK Kementerian Kesehatan RI
     
Moderator : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

15.30 – 17.00

SESI I.4

  1. Pengantar : Mengapa Perlu Policy Brief?
    Pembicara : Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS

  2. Presentasi Makalah Policy Brief Terpilih
    Pembicara : Presentasi dari 5 Peserta Policy Brief

    1. Membangun Komitmen Daerah untuk Meningkatkan Motivasi Provider – Agung Dwi Laksono, Badan Litbangkes Surabaya
    2. Analisa Ketimpangan Kebijakan dalam Pendidikan karena Barrier Masalah Kesehatan Reproduksi: Perlukah Siswa Hamil dikeluarkan dari Sekolah? – Siti Masfiah, FK Universitas Soedirman Purwokerto
    3. Kunci Sukses Kebijakan Pemberian ASI Ekslusif – Rahmad Pua Geno, FKM Universitas Airlangga Surabaya
    4. Beban Kanker Serviks di Semarang: Apa yang telah kita capai? – Ophi Indria Desanti, FK Universitas Islam Sultan Agung Semarang
    5. Kebijakan Pengendalian Tembakau untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota Bukan Penghasil Rokok/Tembakau di Indonesia – Dwijo Susilo, FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta

Moderator : Dr. dr. Deni K. Sunjaya, DESS

17.00 – 19.00

ISHOMA

19.00 – 21.00

Ruangan Jaspire

SESI I.4

Kelompok BPJS

Pembahasan Porposal Monitoring dan Evaluasi tahun 2014 ke Depan

Pembicara :

  1. M. Faozi Kurniawan, SE, Akt., MPH
  2. dr. Tiara Marthias, MPH
  3. Prof. Dr. dr. Alimin Maidin, MPH
  4. Prof. dr. Bhismo Murti, MPH

Pembahas :

  1. Kepala PT ASKES Indonesia *)
  2. Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI *)
     
Moderator : Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS

5 September 2013

Grand Mutiara Ballroom and Converence Kupang

09.00 – 17.00

Mengikuti Pembukaan kegiatan KONAS IAKMI di Grand Mutiara Ballroom and Conference

19.00 – 21.00

Ruangan Ruby Hotel On The Rock Kupang

Pertemuan Organisasi Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia

  1. Pengenalan Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes
  2. Pengenalan Yayasan Kebijakan Kesehatan Indonesia : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D

Moderator : Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS

6 September 2013

Ruangan Jaspire Hotel On The Rock

08.00 – 10.00

SESI III.1

Kelompok BPJS

Penulisan Proposal BPJS

Model Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan BPJS 2014 “Siapa Melakukan Apa?”

Pembicara:

  1. Prof.dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD
  2. Prof. Dr. dr. Alimin Maidin, MPH
  3. Prof. dr. Bhismo Murti, MPH
  4. Kepala Litbangkes Kementrian Kesehatan *)
     
Moderator : Dr. dr. Deni K. Sunjaya, DESS

10.00-10.30

Coffee Break

10.30 – 12.00

SESI III.2

“Aspek-Aspek Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan BPJS 2014“

Pembicara: Kepala Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Keuangan RI *)

Moderator: Dr. Drg. Julita Hendrartini MKes

Dilanjutkan dengan penulisan proposal dengan membandingkan ke Proposal Monitoring Jampersal

12.00 – 13.00

LUNCH BREAK

13.00 – 15.00

SESI III.3A

Makalah Bebas Kelompok BPJS

  1. Cukupkah Premi BPJS Kesehatan Rp. 15.000? – Muttaqien, FK Universitas Gadjah Mada
  2. Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Meningkatkan Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan di Kab. Situbondo th. 2013 – Gurendro Putro, Balitbangkes Surabaya
  3. Assessment Program Jaminan Persalinan (Jampersal) dan Rencana Tindak Lanjutnya di Kabupaten Brebes th 2013 – Chriswardani Suryaningtyas, FKM Universitas Diponegoro
  4. Dampak Askeskin Terhadap Kunjungan ke Fasilitas Kesehatan oleh Individu Dewasa: Studi Kasus data IFLS 2000 dan 2007 – Edy Purwanto, SurveyMeter
  5. Evaluasi Penggunaan Obat di Poli Anak RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah – Resqi Handayani, FK Universitas Gadjah Mada

15.00 – 15.30

Coffee Break

15.30 – 17.00

SESI III.VA

Makalah Bebas Kelompok BPJS

  1. Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta Menyambut Universal Coverage – Misnaniarti, FKM Universitas Sriwijaya
  2. Peran Jampersal dalam Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Masyarakat – Rina Nuryati, Puskesmas Panjaitan Kulon Progo
  3. Hubungan desentralisasi fiskal di bidang kesehatan dengan cakupan imunisasi anak di Indonesia – Asri Maharani, Univesity of Manchester
  4. Studi Pelaksanaan Kebijakan Peraturan Daerah Jaminan Kesehatan Sumatera Barat Sakato dalam Menghadapi UU SJSN dan UU BPJS th 2013 – Tuty Ernawati, BKKM Sumatera Barat
  5. Analisis Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota Bengkulu dalam Upaya Efisiensi dan Efektifitas Pelayanan di Puskesmas – Yandrizal, FIK Universitas Bengkulu

17.00 – 18.00

PENUTUPAN FORUM KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA IV

Pengumuman Pertemuan Forum Nasional V dan VI: Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia 2014 dan 2015

08.00 – 10.00

UNDANGAN MAKAN MALAM DENGAN GUBERNUR NTT

7 September 2013

Grand Mutiara Kupang

08.00 – 10.00

10.30 – 12.00

Penyelesaian  Proposal dan Rencana Tindak Lanjut

Mengikuti Penutupan Konas IAKMI

 

 Peserta

Forum ini mengundang para para pengambil kebijakan, akademisi (dosen dan staf pengajar), peneliti, praktisi kebijakan kesehatan, dan atau siapa pun yang tertarik dengan Kebijakan BPJS 2014 untuk mengikuti kegiatan ini.

 

 Keterangan lebih lanjut:

Angelina Yusridar / Hendriana Anggi

Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Gedung IKM Sayap Utara Lt. 2, Fakultas Kedokteran UGM
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Ph. /Fax : +62274-549425 (hunting)
Mobile : +628111409442 / +6281227938882
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.; This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.; This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Website : www.kebijakankesehatanindonesia.net 

 

Susunan acara “Welcome dinner”

Susunan acara “Welcome dinner”


Tanggal pelaksanaan   : 3 September 2013
Tempat                      : Restoran Subasuka
Jumlah peserta           : 45 orang

Waktu

Deskripsi

Koordinator

18.00-18.30

Kedatangan peserta FKKI di Restoran Subasuka

Sie. Perlengkapan dan dekorasi

18.30-18.40

Pengantar Oleh MC

Sie. Acara

18.40-18.50

Perkenalan dan sambutan dari ketua Panitia (Ibu Maria Agnes Etty Dedy)

Sie. Acara

18.50-19.00

Perkenalan dari ketua jaringan (Prof. Laksono Trisnantoro)

Sie. Acara

19.00-21.00

Acara dinner ditemani dengan:

  1. Tari-tarian (Mahasiswa FK)
  2. Permainan sasando dan pertunjukan slide tempat wisata di NTT
  3. Warna sari (Ja’i)

Sie. Acara

21.00-21.10

Penutupan

Sie. Acara

21.00-21.30

Kembali ke Hotel On teh rock

Sie. Perlengkapan dan dekorasi

Download Slides page 3

Download Slides

Name

Presentation

Session

Download Slide

Yauheniya Varabyova
University of Hamburg, Hamburg Center for Health Economics

International comparisons of the technical efficiency of the hospital sector: Panel data analysis of OECD countries using parametric and non-parametric approaches

Hospital Efficiency I

ds

Alastair Dickson National Health Service

Treatment of newly diagnosed depression in primary care: Does the current system of GP payment improve clinical outcomes?

Economics of Depression

Bander Balkhi Massachusetts College of Pharmacy and Health Sciences

Generic Competition in the United States and New Zealand Pharmaceutical Markets: A Comparative Analysis

Generic Drug Competition

Emily Callander University of Sydney

A new multidimensional measure of poverty for Australia: the freedom poverty measure

Health Status Assessment Tools

Gisela Hostenkamp University of Southern Denmark

 

Tendering, market structure and generic competition: An empirical investigation from the Danish market for hospital pharmaceuticals

Generic Drug Competition

Gunnar Rosenqvist Hanken School of Economics & National Institute for Health and Welfare

Demand for tobacco products in Finland over the last five decades: Have price and other control policies mattered?

Tobacco Demand

Jeff Richardson Monash University

Incorporating social perspectives into economic evaluation: Social Cost Utility Analysis

Health Status Assessment Tools

Kim Longfield Population Services International

Putting health metrics into practice: using the disability-adjusted life year for strategic decision making

The Research to Policy Link

Michio Yuda
Chukyo University

An Empirical Analysis of the relationship between medical spending and long-term care spending in the last year of life

Care at the End-of-Life

Sakthivel Selvaraj Public Health Foundation of India

Price Elasticity of Tobacco Products among Quintile Groups in India, 2009-10

Tobacco Demand

Sandra Rodriguez Universidad del Norte

Effects of the health insurance market structure on insurance coverage in Colombia

Impact of Insurance

Tiara Marthias
Gadjah Mada University, Faculty of Medicine

Maternal Health Care Utilization in Indonesia: Regional Economic Status and the Inequities

Role of Universal Coverage in Maternal Care

Agne Suziedelyte University of New South Wales

Hips and hearts: the variation in moral hazard across hospital procedures

Hospital Treatment

Bastian Ravesteijn Erasmus University Rotterdam & Tinbergen Institute

The wear and tear of health: what is the role of occupation?

Impact of Employment on Health

Elaine Baruwa
Abt Associates, Inc.

An economic assessment of decentralizing anti-retroviral services from hospitals to primary health care centers in Nigeria: A matched difference-in-difference analysis

Dealing With HIV

Renate Strobl University of Basel

Community-based health insurance in Rwanda: An effective measure against child labour?

Bringing Health Insurance to the Uninsured

Rupendra Shrestha University of Sydney

The economic impacts of retiring early due to illness: impacts on individuals and on government

Economics and Aging

Shivaani Prakash Brown University

The Association between Mental Disorders and Lost Earnings in Chile: A Cost of Illness Analysis from the Chile Psychiatric Prevalence Study

Cost of Mental Health Care

Shivaani Prakash Brown University

The Association between Mental Disorders and Lost Earnings in Chile: A Cost of Illness Analysis from the Chile Psychiatric Prevalence Study

Cost of Mental Health Care

Tanvir Ahmed International Center for Diarrhoeal Disease Research-Bangladesh (ICDDR,B)

Challenges of Community Based Health Insurance Implementation: Experience from Amader Shasthya, Chakaria

Bringing Health Insurance to the Uninsured