Arsip Laporan Reportase 2012

 

  • 1
  • 2

Tanggal

Tempat

Agenda

10-12 Desember 2012

Jakarta

Finalisasi AD dan ART Rencana Tindak Lanjut Kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi dengan Perguruan Tinggi Dalam Rangka Percepatan Pencapaian MDG

Klik Disini

10-11 Desember 2012

Jakarta

Penyusunan Bentuk Hukum Pengelola Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia dan Pembahasan Policy Brief dan pengembangannya untuk dua topic prioritas: BPJS dan KIA

Klik Disini

5-7 Desember 2012

Bangkok, Thailand

7th AAAH Conference

Klik Disini

31 Oktober - 3 November 2012

Beijing

Health System Research Symposium

Klik Disini

6-8 November 2012

Solo

Kongres Nasional ke 14 Jaringan Epidemiologi NasionalEpidemiologi Sosial dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan Primer

Klik Disini

18 Oktober 2012

Nusa Dua, Bali

Seminar Australia Awards-Professional Development Series

Klik Disini

10-13 Oktober 2012

Yogyakarta

Pertemuan Ilmiah Tahunan 2012 dan 20 Tahun MMR UGM

Klik Disini

2-4 Oktober 2012

Jakarta

"Knowledge Sector Conference"
Developing Influential Think Tanks: what does it take to be one?

Klik Disini

19-20 September 2012

Surabaya

Forum Kebijakan Kesehatan III
Penguatan Kebijakan Kesehatan Indonesia dalam Pencapaian MDG'S Penguatan Kebijakan Kesehatan Indonesia dalam Pencapaian MDG'S dan Analisis Kebijakan UU SJSN dan UU BPJS : Trade Off antara Keadilan dan Kualitas

Klik Disini

18 September 2012

Surabaya

Laporan Kegiatan Surabaya
Pengembangan Pengembangan Kelompok Riset Kebijakan Kesehatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran

Klik Disini

25 juli 2012

Jakarta

Indonesia HiTs Launch National Stakeholders Meeting

Klik Disini

8 – 10 Juli 2012 

Pontianak

Simposium Nasional dan Musyawarah Kerja Nasional XII (IAKMI)

Klik Disini

21 – 22 MAY 2012

Melaka

The 6th Postgraduate Forum On Health Systems & Policies

Klik Disini

14 – 19 May 2012

Manila

Strategies for Private Sector Policies and Engagement in Health

Klik Disini

Indonesia HiTs Launch National Stakeholders Meeting

oleh Dwijo Susilo

aligBertempat di ruang MMR Gedung Granadi Lantai 10, Jakarta, pada hari Rabu 25 Juli 2012 dilangsungkan pertemuan para pemangku kebijakan dalam rangka pengenalan Health System in Transitions Indonesia. Pertemuan dihadiri oleh 20 peserta yang mewakili AusAID, World Bank, UNFPA, GIZ, WHO, IHP, Kemetrian Kesehatan, UI dan UGM. Indonesia Health System in Transition (HiTs) Launch National Stakeholder Meeting yang merupakan kolaborasi antara UGM, Institute for Health Policy (Srilanka) dan Nossal Institute (Melbourne). HiTs bertujuan untuk menghasilkan profil sistim kesehatan Indonesia dengan menggunakan template standar dari Asia Pacific Observatory untuk memfasilitasi upaya studi komparatif.

Pertemuan dibuka oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti, dalam sambutan pembukaannya, Prof Ali Ghufron menyambut gembira kegiatan ini dan berjanji akan membantu dengan menyediakan data yang dimiliki oleh Kementrian Kesehatan. Semua data yang ada di seluruh departemen yang ada di kementrian Kesehatan, baik yang berasal dari Litbangkes, Pusdatin, P2JK dan departemen lain dapat di akses. Apabila ada kesulitan dalam mengaksesnya, peneliti dapat menghubungi beliau secara langsung.

Sesi pertama tentang gambaran Asia Pacific Observatory on Health Systems and Policies disampaikan oleh Ravi P Ranna-Eliya. Observatory berperan sebagai penghubung pengetahuan antara para peneliti dan pengambil kebijakan dengan menghasilkan bukti terpercaya tentang system kesehatan sebagai bahan pertimbangan para pengambil kebijakan di wilayah Asia Pasifik. Konsep yang digunakan adalah konsep Eropa yang telah terbukti mampu memberikan gambaran tentang system kesehatan dan kebijakan di Eropa. Kegiatan observatory ini meliputi wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara dan Pasifik. Contoh hasil kerja APO dapat dilihat di http://www2.wpro.who.int/asia_pacific_observatory/.

Pada sesi kedua, Ravi P Ranna-Eliya menjelaskan tentang proses Health Systems in Transition (HiTs) dan template penulisannya. Terdapat delapan chapter dalam HiTs, yaitu pendahuluan, organisasi dan penatalaksanaan, peraturan, keuangan, sumber daya fisik dan manusia, pelayanan, reformasi prinsip kesehatan, dan evaluasi system kesehatan. Masing-masing chapter akan diisi oleh para kontributor yang akan ditetapkan kemudian. Namun pertemuan sepakat untuk menunjuk dan mengusulkan beberapa nama kontributor yang akan berkontribusi pada penulisan HiTs Indonesia.

Pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan setelah lebaran, yaitu untuk membahas lebih lanjut mengenai persiapan penulisan HiTs dan kebutuhan data yang diperlukan serta untuk mengetahui gap yang ada. Para kontributor akan diundang untuk menghadiri pertemuan ini.

hits

Indonesia HiTs Launch
National Stakeholders Meeting

Wednesday, 25th July 2012

MMR Room, 10th Fl., Granadi Building, Jakarta
10.00 AM – 1.00 PM

reportase

The Asia Pacific Observatory (APO), launched in June 2011 is modeled on the European Observatory on Health Systems and Policies. The APO is a partnership between WHO (WPRO and SEARO), World Bank, ADB, AusAID, governments of the region and research partners, with its secretariat hosted by WHO WPRO. One of the core activities of the Observatory is the production of the health systems in transition (HiT) reports- in-depth profiles of a country's health system, using a standardized template (attached). The bulk of the Observatory's analytical work is carried out by the three research hubs appointed by the APO, one of which is led by the Institute for Health Policy (IHP) led by Dr. Ravi Rannan-Eliya. The APO has assigned the production of the Indonesia HiT to IHP, together with its local partner the Universitas Gadjah Mada (UGM).

The objectives of the National Stakeholder consultation meeting on the 25th of July in Jakarta is as follows:

  1. To familiarise and sensitize relevant partners about APO and the proposed HiTs.
  2. To agree an authoring team for the HiTs, with all sections of the template delegated
  3. To agree coordination arrangements with UGM
  4. To bring in relevant other research partners
  5. To mobilise additional funding support from Development Partners
  6. To finalise workplan and timeline.

 

     Agenda

09.45 AM 10.00 AM

Coffee/Tea Reception

10.00 AM 10.10 AM

Opening Remarks

Ali Ghufron Mukti, Vice of Minister

10.10 AM 10.20 AM

Ravi. P. Rannan Eliya, APO, IHP Research Hub

Kris Hort, APO, UQ/Nossal Research Hub

Yodi Mahendradhata, UGM

rannan

10.20 AM 10.30 AM

Introduction of local stakeholders and development partners

10.30 AM 10.45 AM

Overview of AOverview of APO - Ravi P. Rannan Eliya

10.45 AM 11.05 AM

Q & A

11.05 AM 11.30 PM

Overview of HiTs Process and Template - Ravi P. Rannan Eliya

11.30 PM 12.30 PM

Discussion by section of HiTs outline to identify potential authors, resource material, evidence gaps

12.30 PM 12.50 PM

Discuss potential funding needs

12.50 PM 01.00 PM

Closing remarks Ravi P. Rannan-Eliya

 

For more information about the APO: http://www2.wpro.who.int/asia_pacific_observatory/APOHSP.html

 

Notulensi hari I   Notulensi hari II

Panel 4: Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Kebijakan Dan Peranan Pemerintah Dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular Di Indonesia
Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, Mkes
(Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular)

Masalah kesehatan di Indonesia saat ini adalah triple burden yaitu Penyakit New Emerging, dan Penyakit Re Emerging, penyakit infeksi/menular belum teratasi, dan penyakit tidak menular meningkat. Di Indonesia, kasus PTM yang menjadi perhatian dan pengendalian pada dewasa ini terdiri dari kasus hipertensi, penyakit jantung, DM type 2, PPOK, kanker leher rahim, asthma, cedera akibat kecelakaan lalu lintas. Bila merujuk pada referensi WHO tahun 2010 bahwa persentase kematian akibat PTM dan cedera di dunia menempati proporsi yang besar dibandingkan dengan penyakit menular. PTM merupakan penyebab kematian terbesar di Asia Tenggara.

Indonesia termasuk IAKMI selama ini masih fokus pada penyakit menular, maka kebijakan dan strategi nasional pengendalian PTM antara lain fokus pada faktor risiko atau penyakit antara bukan pada fase akhir suatu penyakit karena beban negara lebih besar. Program PTM akan dimulai sejak masih dalam kandungan. Programnya adalah dengan membentuk jejaring kerja pengendalian PTM yang merupakan aliansi dari berbagai pihak yaitu berbagai sektor pemerintah, Pemda, PTN, organisasi profesi dan lain sebaginya untuk melakukan deklarasi pengendalian PTM.

Pentingnya Peranan Promkes Dalam Pengendalian PTM Di Indonesia
Ismoyowati SKM, M.Kes (Ketua PPPKMI)

Berdasarkan data yang ada PTM semakin meningkat. Penyebab PTM terutama adalah kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat/tidak seimbang, dan kebiasaan merokok. Dampak PTM antara lain yaitu ketahanan hidup manusia, penurunan produktifitas kerja, dan menambah beban biaya pelayanan kesehatan.

Hambatan dalam pengendalian PTM adalah kesulitan karena terkait dengan perubahan gaya hidup, masyarakat umum masih banyak yang tidak tahu, perlu diterapkan pengetahuan pada masyarakat tentang PTM, dan belum dipahaminya tentang PTM dan selalu menganggap PTM itu penyakit orang tua sehingga program yang dikembangkan adalah program terpadu yang multi sektor. Selama ini PTM telah menjadi prioritas yang diperhatikan tetapi yang menjadi persoalan selama ini adalah masih kurangnya sinergisme antar sektor.

Isu strategis dalam PTM adalah Surveilans Epidemiologi PTM masih lemah, Sistem informasi Pengendalian PTM masih lemah, Kurangnya dukungan peralatan dan kegiatan deteksi dini, Kurangnya dukungan kebijakan dan pembiayaan Pemda/Pemkot, Kegiatan belum terintegrasi baik lintas program dan lintas sektor, Dukungan mitra terkait kurang optimal, Kurangnya peran serta masyarakat, serta KIE kurang.

Pengalaman Dinas Kesehatan Provinsi dalam Pengendalian PTM
Dr Andy Jap, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat)

Hasil Riskesdas tahun 2007 digambarkan bahwa kasus PTM mengalami peningkatan di Provinsi Kalimantan Barat contohnya Prevalensi Hipertensi Kalbar 8,4% lebih tinggi dari prevalensi Indonesia 7,2%. Dengan angka prevalensi yang cukup tinggi tersebut Dinkes Provinsi Kalbar 1) Mengembangkan keterpaduan surveilans faktor risiko PTM; penggunaan registri faktor risiko, kesakitan, dan kematian dengan dukungan sistem informasi terstandardisasi dan teknologi tepat guna. 2) Melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pemecahan masalah Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FR PTM) yang dihadapi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dan lingkungannya dalam pencegahan dan pengendalian FR PTM (Pengembangan POSBINDU), 3) Menjamin ketersediaan obat di Puskesmas untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.

 

Panel 5: Kesiapan BPJS melaksanakan Jaminan Kesehatan dalam Rangka Menuju Universal Coverage

Dillemma Iuran: Nominal Vs Persentase Dalam Sistem Jaminan Kesehatan
Dr. Theresia Ronny Andayani, MPH., Drg

Lima aspek dalam penyelenggaran jaminan kesehatan adalah aspek kepesertaan, manfaat dan iuran, regulasi, keuangan, dan pelayanan kesehatan. Jaminan kesehatan masuk di dalam 7 prioritas reformasi kesehatan yang diharapkan pada tahun 2014 sudah tercapai universal coverage. Dimana terdapat pilihan kebijakan menuju Universal Coverage yaitu paket manfaat jaminan, cakupan kepesertaan, dan pembiayaan: premi dan cost sharing.

PT ASKES (Persero) Menuju BPJS Kesehatan Tahun 2014
Octovianus Ramba (Kepala PT. Askes (Persero) Cabang Pontianak)

Per tanggal 25 November 2011-31 Desember 2013 PT Askes sedang masuk dalam tahap persiapan transformasi ke BPJS. Selama proses tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan sampai BPJS beroperasi dan pada saat BPJS telah beroperasi maka Kemenkes tidak lagi menyelenggarakan Jamkesmas, Kemenhan, TNI, Polri tidak lagi menyelenggarakan pelayanan kesehatan kecuali pelayanan kesehatan tertentu, dan PT Jamsostek tidak lagi menyelenggarakan JPK. Ke depan Askes akan menggunakan sistem paket bukan lagi fee for service.