Pelatihan Strategi Komunikasi Untuk Advokasi Kebijakan Kesehatan

  Latar Belakang

Advokasi kebijakan merupakan kegiatan strategis yang perlu diperhatikan oleh para peneliti dan akademisi. Advokasi ini terkait dengan transfer pengetahuan dari satu pihak ke pihak lain khususnya yang mempunyai wewenang mengambil keputusan. Untuk mentransfer pengetahuan tersebut, maka dibutuhkan sumber daya yang mencukupi. Sumber daya dalam advokasi kebijakan tidak hanya berkaitan dengan keuangan, kekuasaan, dan kedudukan (jabatan). Akan tetapi, advokasi juga membutuhkan kemampuan berkomunikasi secara baik, jelas dan lugas.

Sejalan dengan hasil survei “Pengembangan Keterampilan” pada 8 dan 11 Oktober 2019 yang diisikan oleh peserta, maka PKMK akan menyelenggarakan pelatihan mengenai “Strategi Komunikasi Untuk Advokasi Kebijakan Kesehatan”. Pelatihan ini merupakan pendukung dari kegiatan sebelumnya yakni pelatihan policy brief, strategi advokasi kebijakan dan stakeholders mapping.

  Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelatihan akan dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Senin, 28 Oktober 2019
Waktu : 08.30 – 12.45 wib
Tempat : Sekber Lt. 2 PKMK UGM

Output

Hasil yang diharapkan: Peserta dapat memiliki komunikasi yang mampu mempengaruhi stakeholders atau pengambil keputusan.

Rencana Jadwal Kegiatan

Waktu Tema/Agenda Narasumber Materi Perlengkapan
08.30 – 09.00 Registrasi Peserta
09.00 – 09.30 Pembukaan Sealvy Kristianingsih , SE., MSc. Manfaat komunikasi dalam mengadvokasi kebijakan  
09.30 – 10.45

Strategi komunikasi untuk advokasi kebijakan

materi

Dr. Gabriel Lele, SIP., M.Si
  • Presentasi
  • Negosiasi
  • Lobi
Fasilitator:
Tri Muhartini
10.45 – 11.40

SIMULASI KOMUNIKASI UNTUK ADVOKASI KEBIJAKAN KESEHATAN
Didampingi oleh Dr. Gabriel Lele, SIP., M.Si

Presentasi PB
Topik: Equity
(5 menit)
10.45 – 10.50

Presentasi PB
Topik: Peran Pemda
(5 menit)
11.02 – 11.07

Presentasi PB 6
Topik: KBKP
(5 menit)
11.19 – 11.24

Diskusi
(8 menit)
10.50 – 10.58

Diskusi
(8 menit)
11.07 – 11.15

Diskusi
(8 menit)
11.24 – 11.32

Komentar
(4 menit)
10.58 – 11.02

Komentar
(4 menit)
11.15 – 11.19

Koemntar
(4 menit)
11.32 – 11.36

11.40 – 12.10 Penutup Reimbuss Biljers Fanda, MPH.
  • Rangkuman hasil pelatihan
  • Evaluasi dan Rencana pengembangan keterampilan
 

form lembar evaluasi

 

Konfirmasi Kehadiran

Sdri Lelyana
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
Phone/Fax : +62 274 549425 (hunting)
Phone : 0811 1019 077

 

 

Data Kesehatan Nasional dan Provinsi

Laman ini berisikan data yang terkait dengan Indikator-indikator pembangunan Kesehatan, beban penyakit, dan berbagai data lain termasuk penggunaan fasilitas kesehatan di sistem BPJS. Data divisualisasikan dalam bentuk Dash-board.

Tujuan dash-board ini untuk:

  • Mencermati perkembangan berbagai indikator dan data dalam konteks sistem kesehatan
  • Mengembangkan penelitian dan analisis kebijakan berbasis data untuk perbaikan kebijakan.
  • Menjadi forum diskusi virtual untuk pengembangan sistem kesehatan di pusat dan daerah.

Silahkan klik di sini untuk melihat data nasional.

t 1        t 1        t 1

 

        t 1        

 

 

 

 

Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia ke IX (Fornas JKKI 2019)

Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia ke IX 2019

“Advokasi untuk Kebijakan Kesehatan”

Yogyakarta dan Banda Aceh, dapat diikuti melalui Webinar

 

  Pengantar

Di dalam proses penetapan kebijakan publik termasuk di sektor kesehatan, ada satu hal yang sangat penting adalah bagaimana mentransfer (memindahkan) hasil-hasil penelitian ke proses pengambilan kebijakan. Hal ini merupakan tantangan bagi para peneliti di sektor kesehatan agar penelitiannya dapat berdampak pada status kesehatan masyarakat. Ada lima pertanyaan utama yang diperlukan dalam proses transfer pengetahuan ini yaitu:

  1. Pengetahuan apa yang harus ditransfer menjadi kebijakan publik?
  2. Kepada pengambil keputusan mana pengetahuan dari berbagai penelitian akan ditransfer?
  3. Oleh siapa pengetahuan penelitian ditransfer ke pengambail keputusan?
  4. Bagaimana cara pengetahuan dari penelitian dipindahkan ke proses pengambilan keputusan?
  5. Bagaimana cara mengukur efek keberhasilan transfer pengetahuan penelitian?

Di dalam konteks transfer ilmu pengetahuan ini, Forum Nasional JKKI ke IX pada tahun 2019 mengambil tema Advokasi Kebijakan yang merupakan hal yang belum banyak di bahas di dalam sektor kesehatan.

Berbeda dengan tahun lalu, format Forum Nasional ini menggunakan pendekatan pelatihan dan presentasi hasil. Oleh karena itu ada sebuah rangkaian kegiatan yang dapat diikuti oleh anggota Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Namun seperti tahun lalu, kegiatan-kegiatan dapat diikuti melalui jarak-jauh (berbasis web).

  Tujuan

Rangkaian kegiatan akan membahas mengenai berbagai perkembangan dalam analisis kebijakan dan metode advokasi kebijakan. Secara detil tujuannya adalah:

  1. Memahami fungsi dan tugas analis kebijakan yang menjadi profesi kunci dalam advokasi kebijakan;
  2. Memahami metode Analisis Kebijakan dengan menggunakan Modul dari LAN.
  3. Memahami teknik menulis Policy Brief
  4. Memahami teknik Advokasi Kebijakan

Berbagai metode ini akan dibahas dalam konteks topik kebijakan di:

  • Jaminan Kesehatan
  • Kesehatan Ibu dan Anak
  • Pangan dan Gizi khususnya Stunting.

  Kegiatan

Program yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:

  • Program 1:
    Pelatihan Blended Learning Analisis Kebijakan: Kasus kebijakan JKN, KIA dan Gizi
    1 Agustus – 7 September 2019
    Para peserta akan dilatih untuk menyusun Policy Brief yang akan dibahas pada Seminar di Banda Aceh
  • Program 2: 
    Pelatihan Policy Brief, Kamis, 19 September 2019 di Yogyakarta
  • Program 3:
    Seminar di Yogyakarta: Advokasi untuk Kebijakan JKN 8 Oktober 2019
  • Program 4:
    Seminar di Banda Aceh: Kebijakan KIA dan Kebijakan Gizi, 9 – 10 Oktober 2019
  • Program 5:
    Workshop tatap muka Metode Advokasi Kebijakan di Banda Aceh: 11 Oktober 2019

 

  Call For Policy Brief Abstract

Forum JKKI di tahun 2019 ini hanya berfokus pada Policy Brief yang akan dibahas di Seminar Banda Aceh. Fornas JKKI 2019 mengharapkan Call for Policy Brief Abstract yang berisikan penelitian yang terkait dengan:

  • Kesehatan Ibu dan Anak
  • Pangan dan Gizi, khususnya Stunting
  • Jaminan Kesehatan
  • Dan berbagai topic kesehatan lainnya

Call for Policy Brief Abstract ini merupakan hal baru yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan para peneliti untuk mempengaruhi kebijakan di level pemerintah pusat ataupun daerah. Hal ini sangat penting mengingat bahwa di masa mendatang diharapkan kebijakan kesehatan ditetapkan berdasarkan bukti yang tepat.

  Tanggal- tanggal Penting:

  • Batas akhir pengumpulan abstrak : 31 Agustus 2019
  • Pengumuman abstrak yang diterima : 9 September 2018

  Peserta

Peserta kegiatan ini adalah :

  1. Pengambil Kebijakan Kesehatan Indonesia : Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, DPR, Dinas Kesehatan, Inspektorat, dan lembaga pemerintah lainnya.
  2. Pengelola sarana pelayanan kesehatan: Pimpinan atau staf Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah maupun Swasta, Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) milik Pemerintah maupun Swasta, Pimpinan Balai Kesehatan, dan Pimpinan sarana pelayanan kesehatan lainya.
  3. Mahasiswa : S1, S2 dan S3 dari berbagai lintas ilmu
  4. Pelaku Pelayanan Kesehatan yang terdiri atas: Organisasi Profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), Lembaga asuransi/Pembiayaan Kesehatan (BPJS Kesehatan, Jamkesda, Asuransi Kesehatan Swasta), Lembaga Sertifikasi/Akreditasi (KARS, KALK, ISO, MenPAN, Badan Mutu, dsb), LSM Bidang Kesehatan,
  5. Akademisi dan Konsultan: Dosen dan Peneliti di Perguruan Tinggi, Peneliti, Konsultan dan sebagainya.

  Informasi dan pendaftaran

Biaya Registrasi Peserta *)

  Jarak-jauh Onsite

Program 1:

Pelatihan Blended Learning Analisis Kebijakan: Agustus – 7 September 2019

Rp 1.500.000,- Rp 1.500.000,-

Program 2:

Pelatihan Policy Brief, Kamis, 19 September 2019 di Yogyakarta

Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-

Program 3:

Seminar di Yogyakarta: Advokasi untuk Kebijakan JKN 8 Oktober 201

Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-

Program 4:

Seminar di Banda Aceh: Kebijakan KIA dan Kebijakan Gizi, 9 – 10 Oktober 2019

Rp 1.000.000,-

(bisa berkelompok)

Sesuai dengan tarif dari Panitia di Banda Aceh

Program 5:

Workshop tatap muka Metode Advokasi Kebijakan di Banda Aceh: 11 Oktober 2019

Rp.   500.000 Rp.   500.000

Pembayaran peserta dapat dilakukan dengan melalui transfer ke rekening panitia:

No Rekening : 9888807174100003
Nama Pemilik : UGM FK PMPK Dana Penerimaan Hasil Produk/Jasa
Nama Bank : BNI
Alamat : Jalan Persatuan, Bulaksumur Yogyakarta 55281

Bukti transfer pembayaran tersebut di kirim melalui (pilih salah satu)dengan diberi nama lengkap peserta

  • Fax ke 0274-549425
  • Email ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
  • Whatsapp Messenger ke No. 08111019077 / 082116161620

Pendaftaran peserta dapat dilakukan online melalui website Kebijakan Kesehatan Indonesia
http://kebijakankesehatanindonesia.net/fkki2019/

  Contact person:

Maria Lelyana (Kepesertaan)
Telp: 0274-549425 / 08111019077

 

 

Jadual Diskusi Webinar Reformasi Pelayanan Kesehatan

 

Hari. Tanggal Topik
Modul 1: Kerangka Konsep Sistem Kesehatan dan aplikasinya di berbagai masalah kesehatan

Sesi 1
Senin, 8 Juli 2019,
08.00 - 09.40

Sesi 1 Pengantar: Kerangka Sistem Kesehatan

Deskripsi:
Dalam menggambarkan sector kesehatan yang demikian besar dan kompleks, perlu pendekatan dengan menggunakan kerangka konsep yang jelas. Apa yang disebut sebagai Kerangka Konsep?

Di referensi disebutkan:
A theoretical structure of assumptions, principles, and rules that holds together the ideas comprising a broad concept

Kerangka konsep ini diperlukan oleh para pelaku di sector kesehatan agar batasan system kesehatan yang sangat besar ini dapat digambarkan dengan baik dan dilakukan analisis-analisis tajam untukperbaikan. Kerangka konsep diperlukan untuk kegiatan perencanaan, kegiatan evaluasi, sampai ke pegangan konsultan manajemen untuk bekerja.

Pertemuan 1 ini akan membahas Kerangka Konsep Sistem Kesehatan yang mendasari pemikiran berbagai pihak tentang sector kesehatan.

Tujuan:

Setelah mengikuti sesi ini para peserta mampu untuk:

  1. Mengidentifikasi berbagai Kerangka Konsep dalam Sistem Kesehatan
  2. Memahami Sistem Kesehatan dan Reformasi Kesehatan.
  3. Memahami kasus yang terjadi di program JKN saat ini, dan perbandingan dengan di berbagai negara Asia Tenggara.

Narasumber: Prof. dr. Laksono Trisnantoro

Materi Presentasi

materi 1   materi 2   materi 3

Sesi 2
Senin, 8 Juli 2019,
13.00-14.40

Sesi 2: Menggunakan pendekatan kerangka konsep Sistem Kesehatan untuk mendiagnosis berbagai Problem Kesehatan di Indonesia

Deskripsi:
Sesi ini membahas penggunaan Kerangka Konsep Sistem Kesehatan untuk membantu para pelaku disektor kesehatan seperti di: KIA, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Jantung, TB, dan lain sebagainya untuk meningkatkan kinerja programnya. Bagaimana menurunkan angka kematian ibu misalnya, perlu untuk menggunakan kerangka konsep ini. Penggunaan kerangkan konsep ini juga sangat penting untuk melakukan diagnosis mengenai mengapa terjadi kinerja program yang kurang baik.

Tujuan:

Setelah mengikuti sesi ini diharapka para peserta:

  1. Memahami mengenai penggunaan kerangka kerja untuk melakukan diagnosis permasalah kesehatan
  2. Memahami penggunaan kerangka kerja untuk melakukan program-program yang bertujuan untuk mengatasi masalah
  3. Mampu menggunakan kerangka konsep yang ada untuk mengatasi permasalahan kesehatan khusus.

Materi

Sesi 3
Selasa, 9 Juli 2019,
08.00-09.40

Sesi 3: Latihan Diagnostik di berbagai Topik:

Sesi ini bertujuan untuk melatih para peserta menggunakan diagnostic tool untuk mengidentifikasi akar   permasalahan di berbagai bidang, antara lain:

  • KIA
  • Kesehatan Jiwa
  • Jantung
  • TB
  • ….

Para peserta diharapkan untuk melatih diri menggunakan proses diagnostic.

materi

Sesi 4
Selasa, 9 Juli 2019,
10.00-11.40

Sesi 4: Perlukah Kebijakan Kesehatan yang Reformis di sektor kesehatan dan di berbagai masalah khususnya?

Deskripsi:
Setelah melakukan diagnosis permasalahan, apakah mungkin melakukan sebuah reformasi dalam kebijakan kesehatan? Pertanyaan ini akan dibahas dalam Sesi ini yang menggunakan kerangka konsep   Reformasi Kesehatan sebagai sebuah konsep ideal. Pertanyaan selanjutnya, apakah mungkin berbagai topic seperti KIA. TB, Kesehatan Jiwa dan lain-lain dicari solusinya dengan menggunakan pendekatan reformasi?

Tujuan kegiatan:

  1. Memahami arti reformasi sector kesehatan
  2. Memahami hasil diagnostik menggunakan konsep sistemkesehatan di berbagai masalah kesehatan
  3. Membahas aplikasi reformasi dalam topic kebijakan khusus di sektor kesehatan

Kasus: Kebijakan KIA.

materi

Modul 2: Kerangka-kerangka Konsep berbagai komponen kebijakan

Sesi 5
Selasa, 9 Juli 2019,
13.00-14.40

Sesi 5: Kerangka Konsep kebijakan Pembiayaan

Deskripsi:
Sesi ini membahas kerangka konsep pembiayaan dengan menggunakan pendekatan Revenue Collection, Pooling, dan Purchasing. Selama 5 tahun ini perdebatan mengenai apakah mengandalkan sumber daya pajak atau harus banyak dari masyarakat akan dibahas. Juga konsep single pool menjadi isu kunci dalam system jaminan kesehatan. Di beberapa waktu ini konsep Strategic Purchasing menjadi isu baru yang banyak dibahas dalam usaha mengatasi masalah kesehatan. Pendekatan pembiayaan ini selain untuk dipakai oleh system kesehatan besar, juga untuk memahami komponen pembiayaan di topic-topik kesehatan seperti KIA, TB, Jantung, dan sebagainya. Di dalam konteks ini perlu dilihat bahwa tidak semua pembiayaan kesehatan berasal dari JKN.

Tujuan:

Setelah mengikuti kegiatan ini para peserta mampu memahami:

  • Kerangka Konsep Pembiayaan di sector kesehatan
  • Aplikasi kerangka konsep pembiayaan di berbagai masalah kesehatan.

Kasus: Pembiayaan TB

materi

Sesi 6
Rabu, 10 Juli 2019,
08.00-09.40

Sesi 6. Kerangka Konsep Mekanisme Pembayaran untuk Dokter dan Lembaga Pelayanan Kesehatan

Deskripsi:
Sesi ini membahas kerangka konsep yang digunakan untuk menggambarkan mekanisme pembayaran untuk tenaga dokter dan lembaga kesehatan. Akan dibahas secara teoritis konsep perilaku Ekonomi Tenaga Kesehatan dan Lembaga Kesehatan yang bersifat profit maupun non-profit. Pemahaman akan kerangka konsep ini dapat digunakan untuk melihat potensi problem seperti fraud di kalangan tenaga dokter dan manajer, korupsi, rujukan yang berlebihan, sampai ke in-efisiensi pelayanan kesehatan. Untuk berbagai kasus, seperti kekurangan tenaga tertentu berbagai konsep seperti Taskshifting, dan pendidikan residensi akan dibahas.

Tujuan

Setelah mengikuti sesi ini para peserta diharapkan mampu untuk:

  1. Memahami Kerangka Konsep Pembayaran tenaga Kesehatan dan Pembayaran lembaga Kesehatan
  2. Mengidentifikasi berbagai isu sistemik dalam perubahan mekanisme pembayaran kepada tenaga dan lembaga kesehatan.
  3. Memahami berbagai kebijakan di pembayaran ke SDM dan lembaga.

Kasus: JKN dan Vietnam

materi

Sesi 7
Kamis, 18 Juli 2019,
15.00-16.40

Sesi 7: Regulasi di sektor kesehatan

Deskripsi:
Sektor kesehatan merupakan bidang yang tidak boleh mempunyai kesalahan-kesalahan serta mutu pelayanan yang jelek. Pendekatan berbasis pada pasien (patient-centred) untuk pelayanan kesehatan menuntut kinerja prima pelayanan kesehatan. Sesi ini membahas berbagai hal dalam kebijakan Regulasi yang bersifat koersif untuk memaksa pelayanan kesehatan dan tenaganya untuk bersikap baik. Dalam proses regulasi yang memaksa ini diharapkan ada pelayanan yang standar di Indonesia.

Problem yang dihadapi adalah perkembangan kualitas pelayanan kesehatan yang jauh berbeda antar propinsi, missal antara DKI dengan Papua. Hal ini jelas menyulitkan kegiatan regulasi dalam bidang kesehatan. Kasus akreditasi yang memberikan beberapa level kelulusan menunjukkan bahwa proses untuk menstandarkan mutu melalui regulasi tidaklah mudah, dan membutuhkan program selama bertahun-tahun.

Proses Regulasi ini menjadi semakin rumit dengan adanya JKN. Kasus-kasus penghentian kontrak RS oleh BPJS merupakan tanda bahwa kerumitan semakin terjadi di sector kesehatan di Indonesia.

Di sisi regulasi kesehatan masyarakat, risiko terjadinya wabah penyakit menular ataupun pencemaran lingkungan juga semakin meningkat. Terbukanya bandara-bandara untuk penerbangan internasional, sampai semakin berkembangnya gaya hidup yang merusak lingkungan menjadi tuntutan besar untuk memperhatikan regulasi di bidang kesehatan masyarakat.

Tujuan:

Setelah mengikuti sesi ini diharapkan para peserta memahami mengenai:

  1. Konsep Regulasi dan peran Regulator serta Operator dalam pelayanan kesehatan.
  2. Regulasi Kesehatan Masyarakat yang saat ini terus dikembangkan secara nasional dan internasional
  3. Regulasi Rumah Sakit dalam berbagai bentuk termasuk perijinan dan akreditasi
  4. Regulasi Internasional

Link webinar

https://attendee.gotowebinar.com/register/8760601186721502978
Webinar ID: 598-946-595

Sesi 8
Rabu, 10 Juli 2019,
10.00-11.40

Sesi 8: Kerangka Konsep Pengorganisasian Pelayanan Kesehatan

Deskripsi:
Sesi ini membahas kerangka konsep yang digunakan untuk pengorganisasian sector kesehatan yang kompleks. Perngorgansiasi bida di level makro dan mikro. Contoh di level makro adalah keadaan yang kompleks tersebut semakin meningkat dengan adanya badan baru yang sangat kuat di system kesehatan yaitu BPJS di Indonesia. Di negara lain di Asia Tenggara juga terjadi peningkatan kompleksitas pengorganisasian karena adanya lembaga baru jaminan kesehatan yang sangat bertenaga karena memegang dana besar dan fungsi strategis.

Pembahasan dalam sesi ini akan melihat hubungan antara posisi Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan yang secara tradisional sangat kuat, menjadi “melemah” dengan adanya pemain baru dalam system kesehatan. “Pelemahan” ini dapat menjadi lebih berat ketika Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan tidak siap menjadi Regulator di era baru. Dalam konteks RS, Kementerian Kesehatan mempunyai dua posisi yang menjadi sulit dalam era JKN. Pertama menjadi regulator untuk seluruh RS di Indonesia, namun sekaligus menjadi Operator RS yang cukup signifikan. Di sisi lain ada BPJS yang mempunyai power besar dalam system pembayaran RS. Akibatnya proses pengambilan keputusan menjadi problematic.

Di sisi mikro ada kebijakan otonomi RS pemerintah yang diwujudkan secara terbatas melalui kebijakan BLUD. Kebijakan ini diharapkan meningkatkan motivasi kerja dokter. Di kebijakan RS Swasta, ada kebijakan yang memperbolehkan mempunyai dokter dari RS pemerintah. Dengan adanya pembayaran claim INA-CBG, pengorganisasi di level mikro menjadi lebih rumit.

Tujuan:

Setelah mengikuti sesi ini para peserta diharapkan mampu memahami:

  1. Konsep Governance dan hubungan antar pelaku di era JKN
  2. Desentralisasi dalam era JKN
  3. Konsep Hubungan antar Agensi.

Link webinar

https://attendee.gotowebinar.com/register/8760601186721502978
Webinar ID: 598-946-595

Sesi 9
Kamis, 11 Juli 2019,
15.00 - 16.40

Sesi 9. Kerangka Konsep Merubah Perilaku Masyarakat

Deskripsi:
Ketika kebijakan pembiayaan ditingkatkan secara besar-besaran, namun kebiasaan merokok dibiarkan bahkan dipacu, para ahli pembangunan bangsa sudah akan memprediksi kesulitan besar di masa depan. Sesi ini membahas kerangka konsep penting perubahan di masyarakat untuk merubah pola hidupnya agar sehat dan menghindari berbagai penyakit. Indonesia merupakan negara yang buruk dalam kebijakan merubah perilaku ini, sementara Thailand dengan dukungan politik sangat kuat dari pemerintah dan rajanya,mengembangan kebijakan anti merokok yang sangat kuat. Sesi ini tidak hanya membahas mengenai masalah merokok,tapai juga bagaimana kerangka konsep yang dibutuhkan untuk melakukan peningkatan kesehatan jiwa di masyarakat, menghindari dari obesitas dan kolesterol serta berbagai gangguan kesehatan yang katastropik.

Tujuan

Setelah mengikuti sesi ini diharapkan para peserta mampu:

  1. Memahami bahwa kebijakan merbah perilaku masyarakat menjadi hal yang sangat kunci dalam meningkatkan indikator sistem kesehatan.
  2. Memahami berbagai strategi promosi kesehatan, mulai dari yang bersifat kebijakan multi sektor sampai ke kebijakan promosi kesehatan di rumahsakit
  3. Memahami kemampuan merubah perilaku masyarakat di Indonesia dibandingkan dengan negara lain.

Link webinar

https://attendee.gotowebinar.com/register/2307256281739194626
Webinar ID: 913-636-707

Penutup: Apa yang diperlukan untuk mengaplikasi Konsep Reformasi Kesehatan di berbagai masalah kesehatan?

Akan ditentukan

Analisis Kebijakan

Apakah kebijakan kesehatan di Indonesia sudah bercirikan sebuah Reformasi atau bukan?

  • Reformasi KIA?
  • Reformasi Kesehatan Jiwa?
  • Reformasi Kesehatan Jantung?
  • Reformasi Kesehatan….
Akan ditentukan

Diskusi:

  • Kebijakan KIA
  • Kebijakan TB
  • Kebijakan JKN
  • Kebijakan Kesehatan Jiwa
  • ….

Apakah membutuhkan Konsultan?

Akan ditentukan Penutup / Review


pelthnkon

Kerangka Acuan Kegiatan Outlook 2019

Kerangka Acuan Diskusi Outlook 2019

Perlukah kita kembali mengacu ke Reformasi Sistem Kesehatan?

Diselenggarakan oleh:

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK)
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada

Januari 2019
Dapat diikuti melalui webinar dan tatap muka

 

   Latar Belakang

Outlook 2019 untuk kebijakan kesehatan di Indonesia direncanakan berdasarkan diskusi Kaleidoskop sebelumnya yaitu  pada Desember 2018 dan berbagai hasil penelitian FK - KMK UGM. Dalam penyusunannya, Outlook 2019 kebijakan kesehatan menggunakan kerangka kerja Reformasi Sistem Kesehatan (Health System Reform). Kerangka kerja ini menyatakan bahwa kebijakan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, perlindungan terhadap bencana keuangan karena sakit, dan mutu pelayanan perlu dilakukan tidak hanya ke satu komponen sistem kesehatan. Terdapat berbagai topik kebijakan yang perlu dipertimbangkan dan diputuskan secara bersama, yaitu:

  • kebijakan pembiayaan kesehatan
  • kebijakan sumber daya manusia dan pendidikannya
  • kebijakan mutu pelayanan kesehatan
  • kebijakan obat dan teknologi kedokteran
  • kebijakan governance sistem kesehatan dan
  • kebijakan IT di sektor kesehatan
  • sampai ke kebijakan untuk merubah perilaku masyarakat menuju perilaku sehat.

Dengan pendekatan Health System Reform, Outlook 2019 akan dilaksanakan dalam beberapa hari pada Januari 2019 dengan pembahasan topik yang berbeda. Diskusi ini bertujuan untuk membuka kesempatan yang lebih intensif dalam melakukan pembahasan per topik kebijakan namun tetap terkait dengan kerangka berpikir Health System Reform. Dalam kerangka ini, memang masih ada satu kebijakan yang belum dibahas mendalam, yaitu kebijakan untuk berperilaku sehat. Kebijakan ini akan diatur tersendiri.

  Tujuan

Diskusi outlook 2019 ini bertujuan untuk:

  1. Memaparkan outlook 2019 untuk berbagai kebijakan kesehatan
  2. Melakukan analisis hubungan antar kebijakan dalam kerangka Health Care Reform
  3. Melakukan identifikasi topik - topik yang dianggap penting untuk penelitian, pengembangan intervensi serta advokasi kebijakan pada 2019.

  Manfaat

Hasil diskusi diharapkan menjadi awal kolaborasi bersama berbagai pihak yang terkait untuk pengembangan berbagai kebijakan di sistem kesehatan pada 2019 dengan menggunakan prinsip Health System Reform.

  Narasumber

  1. Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., PhD
  2. Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS
  3. Anis Fuad, S.Ked, DEA
  4. Dr. dr. Dwi Handono Sulistyo, M.Kes
  5. Dody Naftali, ST
  6. Dra. Erna Kristin, M.Si., Apt.
  7. M. Faozi Kurniawan, SE,Akt., MPH
  8. dr. Hanevi Djasri, MARS
  9. Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc, PhD
  10. dr. Jon Paat, M. Kes
  11. Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD
  12. dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes, PhD
  13. drg. Puti Aulia Rahma, MPH, CFE

  Rundown Acara

Tempat: Common Room Gedung Litbang FK KMK UGM

Topik Kegiatan


14 Januari 2019

Pembukaan: Kerangka Kerja Health System Reform

  MATERI   video

Outlook 2019 untuk Kebijakan Pembiayaan Kesehatan

  MATERI 

Reportase dan Ringkasan diskusi dapat diakses pada link berikut

  REPORTASE

 

Diskusi panel narasumber dan pembahas:

  • Analisis Anggaran Kemenkes 2019
  • Pendanaan untuk JKN
  • Peran Pemerintah Daerah dalam JKN

Narasumber:

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD

video

M. Faozi Kurniawan, SE, Akt., MPH

video

Pembahas:

dr. Donald pardede, MPPM (Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan)

video

Ir. Gatot Saptadi ( Sekretaris Daerah Provinsi DI Yogyakarta)

video


16 Januari 2019

Outlook 2019 Kebijakan Governance Sistem Kesehatan

  MATERI   video

Topik 1:

  • Hubungan Kemenkes, DJSN, BPJS dan berbagai lembaga pusat
  • Hubungan Pemerintah daerah dan BPJS pasca Perpres 82 Tahun 2018.

Topik 2:

Sinkronisasi RPJMN dan RPJMD Kesehatan

  MATERI   video

  REPORTASE

 

Narasumber Topik 1:

  • Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD

Pembahas Topik 1:

  • dr. Asih Eka Putri, MPPM (DJSN)
  • dr. Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK (Deputi Direksi Bidang Riset dan Pengembangan

video

Narasumber Topik 2:

  • Dr. dr. Dwi Handono Sulistyo, M.Kes.

Pembahas Topik 2:

  • Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, PhD (Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, BAPPENAS)

video

17 Januari 2019  

Outlook 2019 Kebijakan Sumber daya Manusia Kesehatan (Khusus Dokter)

Topik 1:
Masa depan dokter umum dalam era JKN: Bagaimana kesempatan bekerja untuk dokter umum?

  materi

Topik 2:
Penyebaran Spesialis pasca dibatalkannya WKDS: Menelaah Sistem Kontrak dan Task Shifting.

  MATERI

  reportase

Narasumber:

Topik 1: Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS

Topik 2:

  • Dr. dr. Dwi Handono Sulistyo, MKes
  • dr. Jon Paat, M. Kes (dari Papua)

Pembahas:

Topik 1:

  • Kepala Pusat Perencanaan & Pendayagunaan SDM, Kemenkes RI
  • Ikatan Dokter Indonesia

Topik 2:

  • Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM, Kemenkes RI

 

18 Januari 2019  |  08.00 - 10.00 Wib

Outlook 2019 Kebijakan IT di sektor kesehatan IT untuk mendukung Telemedicine dan sistem rujukan terpadu

  materi

Resume Medis Terintegrasi sebagai pendukung Sistem Rujukan

  materi

Sistem rujukan pelayanan kesehatan berbasis kompetensi

  materi

  reportase

 

Narasumber:

  • Dody Naftali, ST (RSUP Dr. Sardjito)
  • Anis Fuad, Sked., DEA (FKKMK UGM)

Pembahas:

  • dr. Lutfan Lazuardi, PhD.
  • dr. Guardian Yoki Sanjaya, MHltInfo
  • Dr. dr. Yout Savitri, MARS

 

23 Januari 2019 

Outlook 2019 Kebijakan Mutu Pelayanan Kesehatan

Narasumber:

Kebijakan Mutu Pelayanan Kesehatan - Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH, PhD

  materi

Mengukur Mutu Pelayanan Kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional: Pandangan dan Harapan di Tahun 2019 - dr. Hanevi Djasri, MARS

  materi

Sistem Anti Fraud Pelayanan Kesehatan di Tingkat Provinsi - drg. Puti Aulia Rahma, MPH, CFE

  materi

  reportase


Diskusi panel:

  • Penerapan National Quality Policy and Strategy (NQPS) Indonesia untuk 2019-2023
  • Mengukur Mutu Pelayanan Kesehatan dalam JKN
  • Sistem Anti Fraud Pelayanan Kesehatan di tingkat Provinsi

Pembahas:

  • PERSI Provinsi DI Yogyakarta
  • Dinas Kesehatan DIY
  • BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jawa Tengah - DIY

23 Januari 2019  

Kebijakan Pendidikan: Teaching hospital

  materi

Bahan bacaan:


Narasumber:

  • Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD

Pembahas:

  • dr. Widyandana, MHPE, Ph.D, Sp. M

4 Februari 2019  |  10.00 - 12.00 Wib

Outlook 2019 Kebijakan Obat dan Teknologi Kedokteran

Manajemen Kebijakan Obat

materi

Health Technology Assessment

materi

reportase


Narasumber:

  • Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc, PhD
  • Dra. Erna Kristin, M.Si., Apt

Pembahas:

  • Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K) (Direktur Utama RS Pelni)

 

  Contact Person Kegiatan:

Maria Lelyana
Telp       0274-549425
HP/WA   08111019077
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

 

Reportase HSR 2018, Hari Kelima

Jum'at, 12 Oktober

Sesi 1

Keterlibatan Sektor Swasta dan Pemerintah dari Berbagai Belahan Dunia


  Pokok-pokok bahasan / paparan / diskusi:

Sesi pagi ini membahas berbagai insiasi kemitraan pemerintah dengan swasta di berbagai wilayah dunia. Bahasan utamanya mengenai bagaimana program kemitraan tersebut didesain, dilaksanakan dan apa saja hasilnya.

Pertama, Alice Sabino membahas penggunaan voucher untuk layanan KIA di Yemen, yang bisa digunakan oleh masyarakat miskin baik di faskes pemerintah maupun faskes swasta. Pemerintah mengontrak beberapa faskes swasta untuk menyediakan layanan yang dibutuhkan tersebut, dan jasa mereka dibayar melalui voucher tersebut.

Berikutnya, Anna Laterra membahas tentang pemanfaatan bidan desa di Bangladesh. Mereka menerima peralatan dan perlengkapan dari pemerintah, dan berhak atas reimbursement dari pemerintah atas layanan yang diberikan. Hasilnya, mereka berhasil menurunkan proporsi kelahiran yang dibantu dukun bayi.

Selanjutnya, Ann Levin bercerita mengenai kerja sama untuk layanan imunisasi di Georgia (yang seluruhnya diselenggarakan oleh swasta), Benin (layanan disediakan mayoritas di faskes for profit di wilayah perkotaan) dan Malawi (layanan disediakan di faskes nirlaba). Vaksin yang tersedia tidak hanya yang ada dalam daftar imunisasi rutin, tetapi juga vaksin-vaksin lain. Pemerintah menyediakan dukungan untuk penyediaan layanan imunisasi di sektor swasta ini dalam berbagai bentuk.

Terakhir, pengalaman di Indonesia dipaparkan oleh Agnes Pratiwi. Layanan yang dibahas adalah HIV tes dan konseling HIV di Tarakan. Ketiadaan panduan dari pemerintah mengenai bagaimana layanan ini bisa tersedia di sektor swasta menghasilkan banyak masalah dalam akses layanan ini di sektor swasta, misalnya rendahnya rujukan untuk tes dan konseling, rendahnya kepercayaan masyarakat untuk layanan tes dan konseling HIV di sektor swasta, dan penggunaan OOP untuk layanan ini di sektor swasta.

 

  Refleksi untuk Indonesia:

Kemitraan dengan pihak swasta merupakan salah satu alternatif yang dapat digali untuk membantu pemerintah mencapai cakupan kesehatan semesta. Kemitraan tersebut dapat mengambil beberapa bentuk, mulai dari model yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Pelajaran dari negara-negara lain menunjukkan potensi yang besar dalam berbagai mekanisme kemitraan degan swasta, masing-masing dengan tantangannya. Beberapa pelajaran berharga yang bisa ditarik untuk Indonesia adalah:

  1. Kita perlu mengadopsi perspektif total untuk mengidentifikasi berbagai jenis pihak swasta dan berbagai jenis model yang dapat dioptimalkan untuk masing-masing layanan
  2. Stewardship dari pemerintah mutlak dilakukan, harus ada kerangka pemantauan yang jelas dan dipahami dan disepakati.
  3. Kualitas harus dimasukkan kedalam prasyarat kemitraan. Kontrak tidak dibuat dalam jangka panjang, kecuali pemerintah memiliki mekanisme yang sangat kuat untuk memastikan kualitas tidak akan berkurang selama jangka waktu kontrak tersebut.
  4. Pendanaan tambahan khusus untuk mencapai kelompok masyarakat yang paling miskin atau sulit dijangkau

Reporter : Shita Dewi

 

 

Link Terkait:

 

Reportase HSR 2018, Hari Keempat

Kamis 11 Oktober

Sesi 1

Peluruncuran Buku Rangkuman Analisis Kebijakan Kesehatan (Health Policy Analysis: Reader)

Lucy Gilson, University of Cape Town


  
Pokok-pokok bahasan/paparan/diskusi:

hsr4 1Buku Analisis Kebijakan Kesehatan (WHO, 2018) terbaru diluncurkan pagi ini. Buku ini merupakan pengembangan dari buku sebelumnya, Health Policy and System Analysis: A Methodological Reader (WHO, 2012). Lucy Gilson, sang penulis utama dan editor, menyampaikan bahwa terbitnya buku baru ini penting untuk lebih menempatkan kebijakan kesehatan pada posisi yang penting. Analisis kebijakan kesehatan merupakan bagian yang memiliki interface dengan perubahan kebijakan dan pengembangan sistem kesehatan. Pemahaman atas proses dan implementasi kebijakan memiliki potensi yang besar untuk memberi daya dorong untuk perubahan kebijakan kesehatan dan perbaikan dalam sistem kesehatan.

Peneliti, pembuat kebijakan dan pemerhati kebijakan kesehatanmembutuhkan kerangka yang lebih, agar dapat menangkap situasi yang kompleks termasuk berbagai faktor sosial ekonomi dan politik yang terlibat dalam proses kebijakan untuk mencapai cakupan kesehatan semesta. Buku ini disusun khusus dengan konteks negara berkembang, dan dimaksudkan sebagai referensi yang dapat digunakan untuk mencari bahan - bahan terkini dalam Analis Kebijakan Kesehatan.

 

hsr4 2Buku ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama semacam Overview terhadap topik Analisis Kebijakan Kesehatan, yang mencakup konsep dasar, arti pentingnya serta konteks politik ekonomi yang terkait di dalamnya.

Bagian kedua membahas faktor - faktor yang sangat mempengaruhi proses kebijakan di negara berkembang, yaitu kekuasaan, konteks nasional serta peran aktor global dan pengambil kebijakan nasional.

Bagian ketiga membahas berbagai isu dalam metodologi analisis kebijakan.

Bagian keempat merupakan kumpulan dari artikel - artikel seminar yang menjelaskan lebih lanjut mengenai tiap sub topik yang dibahas di dalam bagian satu hingga tiga.

Sayangnya buku ini baru tersedia dalam bentuk hardcopy (tersedia di perpustakaan PKMK), namun akan segera tersedia secara online di laman WHO.

Bagi pembaca yang memerlukan Reader and Methodology Reader lain, silakan unduh di:
http://www.who.int/alliance-hpsr/resources/publications/methodsreaders/en/

 


  Refleksi untuk Indonesia:

Buku Health Policy Analysis: Reader (WHO, 2018) ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti dan analis kebijakan, maupun tenaga pengajar dan mahasiswa. Terlihat dari daftar artikel seminar yang dimasukkan ke dalam Reader ini bahwa mayoritas lokasi berada di Afrika atau Asia Selatan. Miskinnya referensi yang tersedia untuk Indonesia mengenai kebijakan kesehatan Indonesia menyisakan pekerjaan rumah bagi para peneliti kebijakan dan analis kebijakan di Indonesia untuk semakin aktif melakukan penelitian dan menulis mengenai berbagai isu yang relevan untuk Indonesia.

Pekerjaan rumah kedua, adalah tersedia potensi besar bagi Indonesia untuk mengembangkan Reader khusus untuk Analisis Kebijakan Kesehatan Indonesia. Hal ini tentunya membutuhkan kerja sama dari berbagai bidang ilmu dan para pakar dengan berbagai perspektif yang relevan dengan area kebijakan kesehatan.

Reporter : Shita Dewi

Link Terkait: