Tema: Implementing Improvement and Innovation in
Health Services and Systems

Reporter: Shita Dewi

  Pengantar

Sesi ini merupakan sesi skills building yang merupakan salah satu dari sekian banyak sesi satelit dalam acara pra konferensi hari pertama, Senin 14 November 2016. Sesi ini memperkenalkan sumber belajar daring yang dapat digunakan untuk mengasah ketrampilan melakukan riset implementasi.

hsr14-1

Judul Sesi: A Pragmatic Guide to Health Systems Implementation Research

(Henry Lucas, Merrick Zwarenstein, Archna Gupta, Gerald Bloom, Linda Waldman)

Sesi dimulai dengan penjelasan sederhana mengenai riset implementasi dan manfaatnya dalam membantu para pembuat kebijakan untuk menghadapi perubahan dalam sistem kesehatan yang begitu cepat. Beberapa aspek yang dapat menjadi fokus dari riset implementasi adalah pemahaman mengenai konteks, intervensi yang bersifat eksperimental, inovasi, tatakelola maupun politik dalam sistem kesehatan.

Namun, melakukan riset implementasi memiliki tantangan khusus karena para pembuat kebijakan biasanya lebih familiar dengan riset operasional (operation research). Oleh karena itu, kita perlu memahami dari awal perbedaan antara keduanya. Riset operasional biasanya digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan implementasi suatu intervensi dan biasanya dibiayai oleh inisiatornya. Sementara riset implementasi digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan implementasi suatu intervensi dalam berbagai konteks yang berbeda serta biasanya dibiayai secara independen.

Tantangan lainnya dalam riset implementasi adalah bahwa akan selalu ada trade-off antara fidelity dan adoptation dari suatu intervensi. Jika penekanannya ada pada fidelity, maka faktor konteks lokal akan mempengaruhi efektivitasnya. Sebaliknya, bila penekanannya ada pada adoptation, maka semakin sulit untuk membuat generalisasi.

Tantangan lainnya adalah bahwa riset implementasi harus melakukan tracking, ini membedakannya dari riset evaluasi. Artinya dibutuhkan data yang bersifat time series, dan analisis yang dilakukan bukan bersifat cross-sectional.

Dalam riset implementasi, juga terdapat kepentingan untuk mempertimbangkan perspektif gender karena implementasi intervensi apapun dalam sistem kesehatan biasanya tidak berarti sama bagi setiap orang. Selain itu. memiliki dampak dan risiko yang berbeda pula; terkadang terdapat unintended consequences apabila kita tidak mempertimbangkan bagaimana implikasi intervensi tersebut bila dilihat dari perspektif gender.

Terkait perspektif gender, kita harus memutuskan penelitian kita termasuk ke dalam kategori yang mana:

  • Gendel unequal: penelitian yang melanggengkan ketidaksetaraan gender
  • Gender blind: penelitian yang mengabaikan perspektif gender
  • Gender sensitive: penelitian yang mempertimbangkan perspektif gender
  • Gender specific: penelitian yang mempertimbangkan gender dan berusaha mengatasi ketidaksetaraan gender
  • Gender transformative: penelitian yang mempertimbangkan gender dan berusaha mengatasi penyebab ketidaksetaraan gender

Terakhir, diceritakan pula berbagai pengalaman bagaimana riset implementasi memiliki peran dalam mengubah kebijakan. Satu pelajaran penting dari berbagai pengalaman ini adalah riset implementasi harus melihatkan para stakeholders khususnya pembuat kebijakan dalam setiap tahapannya. Ini bukan hal yang mudah dilakukan mengingat para pembuat kebijakan biasanya sibuk dan memiliki agenda yang begitu cepat berubah. Oleh karena itu, perlu untuk selalu mengingatkan mereka akan agenda riset implementasi melalui feedback meeting, namun di sisi lain juga menyadari bahwa pembuat kebijakan akan cenderung bersifat pragmatis dan bahwa mereka memiliki berbagai competing priorities dan sumber dayanya terbatas.

Pembicara kemudian memperkenalkan sebuah sumber belajar daring yang dapat digunakan peneliti, yaitu eBook Riset Implementasi yang dapat diunduh di http://courses.arcade-project.org/course/view.php?id=9

  Take Home Message

Komitmen untuk melakukan riset implementasi memiliki konsekuensi bahwa peneliti harus menyadari berbagai tantangan yang akan dihadapi. Peneliti juga perlu menyadari bahwa tidak ada kebijakan yang dibuat in isolation, para pembuat kebijakan harus selalu mempertimbangkan opportunity cost dan trade off dari setiap kebijakan yang akan diambil. Oleh karena itu, agar kemungkinan dapat adopsi lebih besar, peneliti harus mampu menunjukkan bahwa intervensi yang disarankan akan berpengaruh positif across system. Namun di sisi lain, peneliti juga harus menjaga integritas dan independensinya, terutama bila dihadapkan pada tuntutan pembuat kebijakan.


Reportase Terkait

{jcomments on}