Rumah Sakit Internasional di Teluk Ambon

Mega-mega hitam yang menutup matahari di ufuk barat, perlahan berubah warna menjadi kemerahan. Matahari senja bergerak menuju peraduan. Birunya laut tampak redup. Di bagian timur laut, lampu warna-warni Jembatan Merah-Putih tampak berkelap-kelip diselingi lampu mobil. Kapal-kapal nelayan memadati darmaga.

Itulah panorama mengasyikkan saat berada di lantai atas Rumah Sakit (RS) Siloam, Rabu (8/2) sore. Rumah sakit 12 lantai dan 600 tempat tidur bertaraf internasonal ini terletak di tepi Teluk Ambon, Desa Hative Kecil, Kawasan Tantui, Kecamatan Sirimau, Ambon. Di lantai teratas yang akan dikelola sebagai roof garden, para pasien bisa sepuasnya memandang laut dan berbagai pemandangan indah di Teluk Ambon, baik ke arah barat daya maupun ke timur laut.

"Tahun ini pembangunan rumah sakit selesai dan awal 2018 sudah bisa dioperasikan," kata Eddy Sambuaga, direktur PT Karya Unggulan Gemilang, pelaksana pembangunan RS Siloam, Rabu (8/2). Selain patung Pattimura dan Jembatan Merah-Putih sepanjang 1.060 meter, masyarakat mendapatkan satu lagi ikon kota Ambon, yakni Siloam Hospital. Rumah sakit ini persis berdiri tegak di bagian barat daya Jembatan Merah-Putih.

Dibangun di atas lahan hasil reklamasi, kawasan darat akan diperluas lagi hingga batas batu cadas. Kawasan Tantui akan dikembangkan menjadi Water Front City, sebuah kawasan indah tepi laut yang memadukan kegiatan bisnis, belanja, keuangan, hiburan, dan rumah sakit. Sebagai kecamatan di kota Ambon dengan jumlah penduduk terbesar, Sirimau akan menjadi pusat kegiatan bisnis baru.

Lokasi perayaan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2017, persis di sebelah barat RS Siloam. Lokasi ini dipilih karena keindahan panoramanya. Para tamu bisa langsung melihat Teluk Ambon yang tenang. Sejak Siloam Hospital dibangun, lokasi ini dilirik berbagai pihak, instansi pemerintah maupun swasta. "Lokasi ini sangat asri dan bagi pasien, panorama Teluk Ambon bisa membantu kesembuhan," ujar seorang wartawan senior yang ikut meninjau Siloam.

Garis pantai kota Ambon, termasuk Teluk Ambon dan Teluk Baguala, mencapai 98 km. Dari udara, Pulau Ambon tampak bagaikan kertas hijau tua yang tersobek rapi dari pinggir barat daya dan nyaris putus di bagian timur laut. Sobekan darat di timur laut disebut Teluk Baguala, sedang sobekan panjang di barat daya adalah Teluk Ambon. Bandara Internasonal Pattimura terletak di bagian utara Teluk Ambon. Sebelum ada Jembatan Merah-Putih, perjalanan dari bandara harus menyusuri Teluk Ambon. Kota Ambon terletak di bagian selatan. Kawasan Tantui adalah bagian dari kota Ambon.

Selain akses pendidikan, kata CEO Lippo Group James T Riady, masyarakat luar Jawa terutama Indonesia bagian timur perlu diberikan akses kesehatan. Kawasan timur Indonesia bukan saja menyimpan sumber daya alam yang luar biasa, melainkan juga sumber daya manusia yang bagus. "Jika ada pendidikan dan kesehatan yang baik, mereka akan maju," ujar James yang datang ke Ambon menghadiri HPN.

Pada masa Hindia Belanda, Maluku menghasilkan guru, dokter, dan pilot yang hebat di samping pemusik, penyanyi, pegawai dan tentara. Namun, sekarang, pasokan guru dan dokter dari Maluku menurun. "Saya yakin, dengan pendidikan dan kesehatan yang baik, Maluku akan kembali menghasilkan SDM hebat bagi Indonesia," ujar James.

Masalah rumah sakit di Indonesia bukan pada sisi permintaan, tapi pasokan. Jumlah pasien di setiap puskesmas dan rumah sakit sangat banyak, bahkan membludak. Jumlah rumah sakit terbatas, lebih khusus lagi rumah sakit yang menyediakan peralatan modern dan memadai dengan tenaga medis yang berkualitas.

"Kondisi inilah yang membuat Lippo terpanggil untuk membangun rumah sakit bertaraf internasional untuk masyarakat di luar Jawa," ujar James. Pada akhir 2016, Lippo sudah membangun 23 rumah sakit di Indonesia dengan menyediakan 5.102 tempat tidur dan dilayani 2.849 tenaga operasional. Dari jumlah itu, terdapat 460 dokter umum, 1.840 dokter spesialis, dan lebih dari 3.700 perawat.

Dibangun pertama di Kawasan Perumahan Karawaci, RS Siloam di Jadebotabek kini sudah berjumlah tujuh, termasuk antara lain RS Siloam Kebun Jeruk, MRCC di Kawasan Semanggi, RS Siloam Jl TB Simatupang, dan RS Siloam Cikarang. Di luar bendera Siloam, Lippo mengoperasikan rumah sakit di Myanmar dan kini dalam proses penyelesaian pengambilalihan rumah sakit Healthway Medical Corporation di Singapura. Healthway merupakan jaringan privat pusat medis dan klinik terbesar serta terluas di Singapura dengan layanan jasa kesehatan primer, dental, dan jasa spesialis medis.

Indonesia Timur
Di luar Jawa, RS Siloam sudah hadir di 12 kota, di antaranya Kupang dan Labuan Bajo. Mulai beroperasi awal 2016, Siloam Hospital Labuan Bajo memberikan kenyamanan kepada masyarakat Flores dan para wisatawan. Para pelancong tak perlu khawatir jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan karena Siloam menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap, termasuk untuk mereka yang terkena musibah. "Siloam memliki trauma center," papar James.

Budayawan nasonal, Jaya Suprana, pernah jatuh saat menjejakkan kaki di Bandara Komodo ketika turun dari tangga pesawat tahun 2016. Setelah dirawat dan dinyatakan sembuh, ia berterimakasih kepala Siloam yang bersedia hadir di kawasan tertinggal. Para wisatawan yang mengalami masalah saat berenang, snorkeling, diving, dan terkena air liur komodo bisa mendapatkan pelayanan cepat di Siloam.

Banyak orang yang meninggal sia-sia akibat keterlambatan mendapatkan pelayanan kesehatan. Ketika terkena stroke, pasien di Flores harus diterbangkan ke Denpasar. Karena di Kupang, ibukota Nusa Tenggara Timur pun, rumah sakit tidak memiliki peralatan lengkap dan tenaga medis tidak memadai. Begitu pula mereka yang mengalami perdarahan otak dan patah tulang karena jatuh.

Sejak November 2014, Siloam Hospital sudah beroperasi di Kupang, lengkap dengan peralatan modern, dokter spesialis, dan tenaga perawat terlatih. Siloam Hospitals di Kupang memiliki peralatan canggih, termasuk MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-scan (computerized tomography scanner). Sedang Siloam di Labuan Bajo menyediakan SC-scan di samping conventional X-ray.

MRI penting untuk melihat dengan jelas kondisi anatomi jaringan lunak dalam tubuh manusia, terutama otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf, otot, ligamen , tendon, tulang rawan, ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI adalah evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara , organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung. Sedang CT-scan paling tepat untuk melihat cedera tulang, mendiagnosa masalah paru-paru, dada, dan mendeteksi kanker.

Siloam Hospitals Labuan Bajo menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, unit gawat darurat (UGD), intensive care unit (ICU), high care unit (UCU), operating theater, emergency trauma center (ETC), pelayanan rehabilitasi medik, laboratorium, dan radiologi. Siloam adalah satu-satunya rumah sakit di Manggarai Barat yang menyediakan pelayanan hemodialisis atas fasilitas cuci darah, dan satu-satunya rumah sakit di Flores yang memiliki CT-scan.

Semua rumah sakit Siloam menerima pasien pemegang kartu BPJS Kesehatan. James mengatakan, BPJS Kesehatan adalah solusi konkret untuk menolong pasien tidak mampu. Dengan kartu BPJS, mereka bisa mendapatkan pelayanan oleh dokter ahli dengan menggunakan peralatan medis mutakhir, sama seperti yang diterima oleh pasien mampu.

Siloam Labuan Bajo menyediakan 109 tempat tidur bagi pasien, terbagi atas kelas 1, kelas 2, kelas 3, deluxe, VIP, dan VVIP. Siloam juga mempekerjakan berbagai dokter spesialis, mulai dari spesialis penyakit dalam, spesialis bedah, spesialis anak, spesialis kebidanan dan kandungan (obstetri dan ginekologi), spesialis syaraf, spesialis paru, spesalis kulit dan kelamin, spesialis telinga, hdung, tenggorokan, kepala dan leher (THT-KL), spesialis patologi klinik, spesialis anestesi, dan spesialis radiologi.

Di samping memberikan akses pelayanan Kesehatan bagi masyarakat Flores, demikan James, Siloam Hospitals di Labuan Bajo penting untuk memberikan kenyamanan kepada para turis. Kehadiran rumah sakit modern berstandar internasional seperti Siloam, para turis tidak khawatir mengunjungi Labuan Bajo dan menyusuri kawasan Flores untuk waktu yang lama.

Sebagai satu dari sepuluh destinasi wisata prioritas, Labuan Bajo merupakan daerah tujuan wisata yang akan akan berkembang pesat. Letaknya tidak jauh dari Jakarta, hanya dua jam lebih penerbangan langsung. Labuan Bajo merupakan pintu gerbang bagi pelancong yang hendak melakukan wisata laut dan yang ingin menyusuri daratan Flores hingga ke ujung timur. Di Ende, Flores bagian tengah, ada Danau Kelimutu dan di ujung timur Flores ada wisata bahari, termasuk diving dan menonton ikan paus.

Dari Labuan Bajo, wisatawan memiliki alternatif untuk ke Taman Nasional Komodo, menikmati keindahan 150 pulau di perairan seluas 173.000 ha. Komodo adalah satu dari lima pulau besar. Para pelancong bisa diving dan snorkeling untuk melihat terumbu karang dan berbagai jenis ikan serta melihat dari dekat biawak Komodo, satu-satunya hewan purbakala yang masih hidup di planet bumi.

Siloam Hospital Ambon, demikian James, akan dilengkapi dengan berbagai peralatan medis mutakhir. Pelayanan kesehatan diberikan oleh para dokter spesialis, dokter umum, dan paramedis terlatih. Rekrutmen para medis akan memprioritaskan tenaga lokal.

Ke depan, Lippo akan berusaha menghadirkan Siloam di berbagai wilayah Indonesia bagian timur untuk memberikan pemerataan akses kesehatan. Para pemegang BPJS Kesehatan di perkotaan di Jawa jauh lebih beruntung dibanding di luar Jawa, terutama kawasan timur Indonesia. Karena di kawasan ini, rumah sakit tidak dilengkapi peralatan canggih seperti CT-scan dan MRI serta para dokter ahli.

Usai merayakan HPN 2017, James sempat ke Saumlaki, Yamdena, Kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk melihat peluang membangun rumah sakit dan sekolah. Bandara Mathilda Batlayeri Saumlaki sudah siap melayani penerbangan nasional. Tujuh tahun yang akan datang, Yamdena bakal ramai dengan kehadiran proved onshore gas block Masela. Proyek pipa gas dan berbagai infrastruktur diperkirakan bakal menarik penduduk hingga lebih dari 250.000 orang.

Rumah sakit di Maluku terhitung minim. Di seluruh Maluku hanya ada 15 rumah sakit pemerintah, dua di antaranya di Ambon. Swasta hanya memiliki enam rumah sakit. Selain itu ada tiga rumah sakit TNI. Kondisi inilah yang mendorong Lippo untuk membangun rumah sakit.

Potensi Besar
Sekitar 90% wilayah Provinsi Maluku yang mencapai 581.376 km persegi adalah laut. Daratan hanya 54.185 km persegi, yang terbagi atas 637 pulau. Di wilayah ini terdapat Laut Banda, yang memiliki palung terdalam kedua di dunia dengan kedalaman hingga 7.000 meter. Palung terdalam adalah Mariana, Samudera Pasifik dengan kedalaman 10.911 meter.

Potensi alam Maluku sangat besar. Selain berbagai jenis ikan di laut, pulau-pulau di Maluku sangat subur. "Pada satu setengah abad lalu, Maluku adalah pusat dunia. Perdagangan dari berbagai negara ke Maluku untuk mencari rempah-rempah," ungkap James.

Di Provinsi Maluku dan Maluku Utara, berbagai jenis rempah-rempah tumbuh dengan suburnya. Sebutlah pala, lada, cengkih, kayu manis, dan panili. Iklim tropis dengan curah hujan yang pas membuat buah tanaman di Maluku terasa gurih. Buah sukun Maluku tercatat paling lezat di dunia.

Perairan Maluku, terutama Laut Banda dan Laut Arafuru, adalah tempat ikan bertelur dan berkembang biak. Tidak heran jika perairan ini menjadi incaran nelayan dunia. Tapi, orang Maluku lebih senang di darat. Kawanan ikan tuna mudah ditemui di perairan Maluku.

Potensi daerah yang kaya belum dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat. Penduduk miskin di Maluku menurut survei BPS, September 2016, sebanyak 331.790 atau 19,3% dari total penduduk. Di perdesaan, penduduk miskin mencapai 27%. Harapan hidup penduduk 68 tahun. "Saya mengenakan dua cincin, satu berwarna hijau untuk mengajak masyarakat Maluku menanam, yang satu lagi berwarna biru, mengajak rakyat Maluku menangkap ikan yang berlimpah di laut," ungkap Pangdam Pattimura Mauyjen Doni Monardo.

Kemajuan jasa perdagangan, perlahan, menggeser kontribusi pertanian terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Maluku. Pada tahun 2016, kontribusi pertanian terhadap PDRB tinggal 24%. "Lima tahun lalu, kontribusi pertanian di atas 35%," kata Gubernur Maluku Said Assagaff.

Ambon bukanlah pulau terbesar di Maluku. Di utaranya ada Seram, pulau terbesar di provinsi ini. Namun, sebagai ibukota provinsi dan letaknya yang indah, Ambon dihuni lebih dari 430.000 penduduk atau 28% penduduk Maluku. Dengan luas daratan 359,45 km persegi, sekitar 73% terdiri atas gunung, bukit, dan lereng terjal, Ambon tergolong kota padat. Pada tahun 2016, kepadatan kota ini 1.200 orang per km persegi. Kawasan terpadat adalah Kecamatan Sirimau dengan tingkat kepadatan di atas 2.000 orang per km persegi.

Dalam dua hari mengunjungi Ambon untuk merayakan HPN 2017, penulis merasakan dinamika kota dan gaya hidup urban yang tumbuh. Mal dan pusat perbelanjaan ramai dikunjungi masyarakat dan anak-anak muda. Data BPS setempat menunjukkan, kontribusi sektor jasa, perdagangan, hotel, dan restoran sudah mencapai 55% dari PDRB.

Anak-anak muda Ambon Manise mengaktifkan musik dan kesenian. Selepas Bandara Pattimura ada tulisan besar "Ambon Kota Musik". Setiap tahun ada festival musik di Ambon. Kesadaran akan hidup yang berkualitas mulai tampak. Kehadiran RS Siloam akan melengkapi kesadaran masyarakat akan kualitas hidup yang lebih baik.

http://www.beritasatu.com/

 

Peringati Hari Kanker Anak Internasional, YOAI Menggelar “Gold Parade 2017”

Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) menggelar “Gold Parade” campaign, Minggu, 19 Februari 2017, di FX Sudirman, Jakarta Selatan. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) yang jatuh setiap tanggal 15 Februari.

“Gold Parade” campaign diisi dengan beragam kegiatan seperti Fun Walk, Senam, Lomba Menggambar dan Mewarnai, pemeriksaan kesehatan gratis, serta dimeriahkan dengan penampilan Band NIDJI, Duta Cinta, Sheryl dan beberapa DJ terkenal.

Sebanyak 2000 peserta kampanye dilepas oleh oleh Menteri Kesehatan, Nila Djuwita pagi itu, tampak hadir pula Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saipul Hidayat, dan Ketua YOAI, Rahmi Adi Putra Tahir.

Menkes Nila Djuwita menjelaskan, kegiatan ini selain bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker pada anak, juga untuk meluruskan kesalahpahaman yang masih banyak ditemui terkait penyakit kanker. Antara lain adalah anggapan bahwa kanker pada anak tidak dapat disembuhkan.

“Padahal sebenarnya kanker pada anak dapat disembuhkan, asalkan ditemukan dalam kondisi stadium awal,” ujar Menkes.

“Di event ini, YOAI melibatkan survivors kanker anak (Cancer Buster Community) yang di masa kecilnya sakit kanker, namun sekarang sudah sembuh. Disamping itu, kami juga ingin agar anak-anak ini tidak sekedar sembuh, namun bisa produktif dan menjalani kehidupan yang bermakna”, imbuh Menkes.

YOAI tercatat sebagai salah satu bagian dari komunitas survivor kanker anak Cancer Buster Community (CBC) dan juga anggota Cildhood Cancer International (CCI) yang beranggotakan sebanyak 181 organisasi yang tersebar di 90 negara. Saat ini, CCI diseluruh dunia secara serentak bersama-sama menyuarakan suara melawan kanker pada anak di peringatan HKAI 2017, program ini di dukung lebih dari 1000 anggota SIOP, anggota UICC dan anggota IPPCN (International Pediatric Palliative Care Network).

Dengan tema “Gold Parade 2017”, YOAI mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam merayakan HKAI, serta turut serta mengkampanyekan makna dari Gold Ribbon sebagai lambang Kanker Anak. Gold (Emas) merupakan warna resmi yang diakui secara Internasional untuk kepedulian terhadap kanker anak, merupakan simbol keberanian dari seluruh pahlawan kecil dan remaja, yang saat ini sedang berjuang melawan kanker.

Kampanye Lagu “We Are One”

Pada peringatan HKAI tahun ini, CCI menghimbau agar seluruh anggotanya mengkampanyekan lagu “We Are One” dengan versi dari negara masing – masing. Lagu yang dilaunching pada tahun lalu ini bertujuan untuk menghormati seluruh anak di dunia, khususnya mereka yang sedang berjuang melawan penyakit kanker.

Pada penyelenggaraan di FX Sudirman, “We Are One” menjadi tema ini yang diusung dalam penyelenggaraan lomba menggambar dan mewarnai. Menurut Nunuk (Bid.Pengabdian Masyarakat YOAI) lomba ini diikuti sebanyak 65 peserta, dan terbagi dalam 2 kategori, untuk usia anak dibawah 6 tahun dan kategori usia dibawah 5 tahun.

“Untuk pemenang sendiri ditentukan berdasarkan karya yang mendekati tema” terang Nunuk.

http://www.pewarta-indonesia.com/

 

Butuh Rp 20 Triliun untuk Penyakit Jantung dan Kanker

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat pada 2012 biaya yang dikeluarkan sekitar Rp20 triliun untuk penyakit Jantung dan Kanker. Kedua penyakit tersebut menjadi alasan utama masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.

DR. dr. Fathema Djan, SpBTKV Komisaris Utama sekaligus Dokter Bedah Thoraks Kardiovaskular, RS Jantung Jakarta menjelaskan, berdasarkan pengamatan bahwa dalam kurun waktu 27 tahun, cakupan layanan Jantung yang terdapat di rumah sakit di Indonesia memenuhi kurang dari 10% jumlah pasien jantung yang ada dan sekitar dua puluh ribuan pasien kelainan Jantung di Indonesia yang dapat tertampung di rumah sakit setiap tahunnya.

“Sementara sisanya kemungkinan meninggal dunia sebelum sempat memperoleh pelayanan, tidak mampu secara ekonomi atau berobat ke rumah sakit luar negeri bagi kalangan kelas menengah ke atas.” tutur Dr dr Fathema, Senin (13/02/2017).

Melihat prediksi yang cukup memprihatinkan serta tingginya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri, pemerintah pun saat ini tak tinggal diam dan tengah gencar menggaungkan program Medical Tourism yang merangsang rumah sakit di Indonesia untuk berbenah dan meningkatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan setara dengan rumah sakit yang ada di luar negeri.

DR. dr. Fathema Djan, SpBTKV menambahkan penyakit jantung merupakan penyakit yang sangat mematikan dan memiliki masa kritis atau dikenal sebagai Golden Time sekitar 2 jam yaitu waktu yang sangat berharga untuk penanganan penderita penyakit Jantung dan bila terlewat masa itu maka pasien biasanya tidak dapat tertolong. Berdasarkan kritikal penanganan kasus-kasus pasien penyakit Jantung ini lah maka kami mendesain rumah sakit ini dengan arsitektur yang dapat mengakomodir kebutuhan serta membantu mempertahankan Golden Time pasien dimana penanganan pasien yang terkena serangan Jantung menjadi efektif, efisien dan tepat guna. Pihaknya memliki konsep ’90 Minutes Door to Baloon’ yaitu pelayanan kegawat daruratan yang dimilikinya.

Selain itu pemerintah pun berupaya untuk terus menambah kapasitas tempat tidur yang ada di rumah sakit. Data Kementerian Kesehatan tahun 2008 pemerintah telah menyediakan sekitar 143 ribu tempat tidur di rumah sakit guna memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi penduduk Indonesia yang saat itu telah mencapai sekitar 226 juta jiwa yang rasanya jumlah itu masih sangat jauh dan kurang memadai dimana idealnya adalah 1 Bed : 500 penduduk.

Melihat data penderita penyakit Jantung yang begitu besar serta masih minimnya fasilitas kesehatan yang diperuntukkan khusus bagi penderita penyakit Jantung inilah yang kemudian mendasari sekelompok dokter Bedah Jantung, dokter Kardiologi dan dokter Anestesi Jantung bergabung untuk mendirikan Rumah Sakit Jantung Jakarta (Jakarta Heart Center) sebagai pelayanan jantung dan pembuluh darah terlengkap dan terpadu di area City of Healthcare, Matraman, Jakarta Timur.

Mengemban visi untuk menjadikan RS Jantung Jakarta sebagai solusi tepat dalam penangan kasus Jantung dan pembuluh darah bagi masyarakat Indonesia sekaligus memiliki idealisme untuk memberikan pelayanan jantung dan pembuluh darah yang profesional, ramah, lingkungan yang nyaman dan modern serta ditunjang dengan peralatan medis yang modern dan berbasis teknologi.

DR. dr. Jusuf Rachmat, SpBTKV, MARS, Dokter Spesialis Jantung dan Bedah Thoraks Kardiovaskular, RS Jantung Jakarta menjelaskan, berbekal pengalaman sebagai dokter profesional, dalam menjalankan pekerjaan pihaknya selalu mengusung moto bahwa kenyamanan dan keselamatan pasien adalah prioritas utama kami. “Moto ini pun akan kami terapkan dalam menjalankan operasional di sini sehingga kehadiran kami turut membantu mengurangi angka kematian pasien penyakit Jantung dan Kardiovaskuler di Indonesia”.

http://www.netralnews.com/

 

Menkes: Apoteker Wajib Infokan Pilihan Jenis Obat pada Pasien

10febKalangan apoteker diminta untuk memberi informasi seluas-luasnya pada pasien tentang jenis obat dengan kandungan isi yang sama, namun harga berbeda. Dengan demikian, pasien memiliki keleluasaan memilih sesuai dengan kemampuan ekonominya.

"Apoteker boleh memberi pilihan jenis obat yang sama, tapi tak boleh mengganti resep dokter. Pastikan obat yang ditawarkan itu memiliki kandungan yang sama," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Nila FA Moeloek usai penandatangan naskah kerja sama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), di Jakarta, Jumat (10/2).

Penandatangan dilakukan Ketua KPPU, Muhammad Syarkawi Rauf.

Menkes mengemukakan, kewajiban apoteker semacam itu dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 98 Tahun 2015 tentang Pemberian Informasi Harga Eceran Tertinggi (HET). Diharapkan, harga masing-masing obat di tiap klasifikasinya bisa seimbang dan lebih murah untuk pasien.

Menkes mengakui masih banyak apoteker yang belum mematuhi Permenkes No 98/2015 tersebut. Untuk itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tak segan-segan meminta penjelan pada apoteker atas pilihan obat yang ada.

"Jika apotekernya belum patuh, bagaimana kalau masyarakatnya saja yang bertanya. Jika apoteker tak mau kasih penjelasan, beritahu bahwa ada Permenkes yang mengatur soal itu," ucap Nila Moeloek menegaskan.

Seputar kerja sama dengan KPPU, Menkes menjelaskan, hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen dalam pencegahan dan penanganan praktik monopoli tidak sehat. Terutama pada persaingan usaha di industri farmasi dan fasilitas kesehatan.

Nota kesepahaman melingkupi pengawasan terhadap industri kesehatan seperti farmasi, pelayanan kesehatan, pemenuhan fasilitas kesehatan dan pembiayaan kesehatan yang dalam pelaksanaannya memungkinkan adanya praktik monopoli semu.

Selain itu, dalam nota kesepahaman itu juga melingkupi harmonisasi dan koordinasi kebijakan persaingan usaha, sosialisasi prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat dan peraturan bidang kesehatan.

"Sejak diterapkannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), persaingan usaha tak sehat sudah mulai berkurang. Karena lelang obat kini dilakukan dengan sistem e-catalog yang berlangsung sangat transparan," katanya.

Sementara itu, Ketua KPPU, Syarkawi Rauf mencontohkan perbedaan harga obat yang dijual di pasaran seperti generik dengan obat generik bermerk yang terpaut jauh sebagai bentuk persaingan yang harus diatur lebih lanjut.

"Klasifikasi obat mulai dari obat paten, obat generik branded dan obat generik, kedepan bisa kita dorong supaya harganya tidak terlalu timpang," ucap Syarkawi menandaskan. (TW)

Hadapi MEA, Dokter Indonesia Perlu Tingkatkan Kualitas

Pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), para dokter di Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan dokter asing. Untuk itu, peningkatan kompetensi dokter harus terus dilakukan

Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan, Usman Sumantri mengatakan, setiap lulusan tenaga kesehatan di Indonesia minimal sudah sesuai standar atau lulus uji kompetensi.

"Jadi jangan sampai fakultas kedokteran (FK) yang ini lebih hebat dari FK di kampus itu. Jadi setiap FK harus memperbaiki diri, FK Gigi juga. Kita berharap ke depan semua FK terstandarisasi," papar Usman di sela-sela Diskusi Panel Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ke-67 di Gedung Aula FKUI, Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Menurut Usman, dengan ada atau tidak adanya MEA, tenaga kesehatan sebenarnya memang harus meningkatkan kualitas demi pelayanan masyarakat yang lebih baik.

Dekan FKUI Ratna Sitompul menambahkan, saat ini baru 16 dari 83 fakultas kedokteran yang terakreditasi A. Sisanya masih akreditasi B dan C.

"Itu artinya ada beberapa standar yang tidak mereka miliki," kata Ranta.

Kemungkinan hanya lulusan dokter dari 16 FK yang siap menghadapi MEA. Untuk itu, dalam pendidikan kedokteran, para lulusan harus melalui uji kompetensi sesuai standar nasional.

Menurut Ratna, pihak Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi ikut berperan agar banyak dokter lulusan FK sesuai standar nasional.

Penyebaran dokter spesialis yang merata

Dengan diberlakukannya pasar bebas ASEAN ini, para dokter asing memiliki peluang lebih luas untuk bekerja di Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Menurut Usman, dokter-dokter di Indonesia pun tak perlu takut menghadapi MEA. Usman justru khawatir jika banyak dokter spesialis yang berbondong-bondong ke luar negeri pada era MEA ini.

Padahal, masih banyak daerah di Indonesia yang masih belum tersentuh layanan dokter spesialis. Hanya sekitar 20 persen dokter yang tersebar di luar Pulau Jawa.

Agar penyebaran dokter spesialis merata, dokter spesialis kini wajib bekerja di sejumlah daerah yang memerlukan sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 4 tahun 2017.

"Penempatan dokter spesialis itu salah satu mengantispiasi MEA. Agar dokter spesialis bisa merata dulu penyebarannya di dalam negeri," kata Usman.
Usman berharap, para dokter dapat tersebar merata di sejumlah deerah kepulauan, terpencil, tertinggal, hingga perbatasan seiring ditingkatkannya fasilitas pelayanan kesehatan dan infrastruktur.

http://health.kompas.com/

'Boven Digoel' Kisah Perjuangan Seorang Dokter di Bumi Khatulistiwa

Untuk pertama kalinya di industri perfilman Indonesia, sebuah karya anak bangsa dari Papua hadir di bioskop. Film berjudul 'Boven Digoel' hadir memberikan sebuah perspektif baru tentang Indonesia, terutama di Tanah Papua.

Film yang di sutradarai oleh FX Purnomo ini menceritakan tentang kehidupan nyata di ujung timur Indonesia, di mana kurangnya fasilitas kesehatan yang didapat menyebabkan angka kematian ibu dan anak tinggi di Papua.

'Boven Digoel' memusatkan cerita pada pengabdian seorang dokter di Indonesia Timur yang memaksanya harus melakukan operasi caesar dengan menggunakan silet.

"Film ini diangkat dari sebuah buku 'Papua: Sebuah Fakta dan Tragedi Anak Bangsa'. Itu berisi pengalaman saya bertugas 2 tahun di Boven Digoel 1990-1991. Dalam situ yang dilirik sama sutradara, operasi cesar dengan silet," tukas dr John Mangunsong selaku penulis buku dan juga produser dari film tersebut saat ditemui di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2017).

"Papua ini penuh dengan fenomena, misteri dan masalah. Keindahannya pun masih terpendam. Setelah kami dapat juara 1 di film Maya pada tahun 2015, kita berani bikin film ini. Dan di sana ada nilai yang bisa mengunggah hati semua pihak yang sedikit menengok tentang Papua. Di sana sangat tinggi angka kematiannya karna HIV aids, TBC dan 50.000 ibu Hamil setiap tahunnya. Kalo kita nggak sayang Papua kita nggak bakal bikin film," paparnya.

Tak hanya itu, film yang diproduksi oleh PH Foromoko Matoa Indah Film ini juga memunyai beberapa visi dan misi yang ingin disampaikan.

"Visinya adalah mendorong terwujudnya percepatan pembangunan di Papua dan mau membangkitkan rasa percaya diri home industri film di Papua," tutur John.

"Misinya ingin menumbuhkan rasa percaya diri komonitas industrial film yang berada di Papua. Kita ingin mereka bisa mengubah menjadi industrial film modern berkelas internasional," lanjutnya.

Film tersebut dibintangi oleh Cristine Hakim, Joshua Matulessy dan 90 persen orang asli Papua. 'Boven Digoel' akan rilis pada 9 Februari 2017 mendatang.

https://hot.detik.com/

 

Prioritas Nasional, Apa Kabar Program Rumah Desa Sehat?

Rumah Sehat Desa, menjadi salah satu program pembangunan nasional Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum terealisasi meski masa pemerintahan sudah berjalan dua tahun lebih. Program tersebut, bahkan juga tertuang dalam RPJMN 2015-2019 dan masuk dalam dokumen visi-misi Presiden.

Dalam RPJMN tersebut, disebutkan Program Rumah Sehat Desa akan di bangun sebanyak 50 ribu desa yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Namun hingga kini, program tersebut mandek dan belum terealisasi.

Direktur Pelayanan Sosial Dasar, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Hanibal Hamidi membenarkan jika Program Rumah Sehat Desa merupakan prioritas pembangunan nasional Presiden Jokowi, yang pembangunannya diamanatkan kepada Kemendes PDTT yang operasionalnya bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Daerah.

Sayangnya, kata dia, program tersebut belum bisa berjalan karena persoalan pembiayaan atau anggaran. “Kita diamanahkan membangun 50 ribu Rumah Desa Sehat, tapi sampai sekarang anggaran tidak disediakan,” tandas Hanibal ditemui, kemarin, di Jakarta.

Menurut Hanibal, Program Rumah Desa Sehat sangat strategis dalam upaya menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat di tingkat desa. Selain itu, ini juga program visioner dari tim Presiden Jokowi untuk mendekatkan akses fasilitas kesehatan dalam mensukseskan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan.

“Pada 2019 target universal coverage. Artinya, seluruh warga Indonesia tercover oleh BPJS Kesehatan. Mengharapkan tumbuhnya sarana dan prasarana kesehatan dengan cepat agak sulit diharapkan, maka dipilihlah pembangunan Rumah Desa Sehat ini, dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada dengan nantinya bekerjasama dengan BPJS,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kata dia, Rumah Desa Sehat juga akan menjalankan lima pilar. Yakni, ketersediaan dokter puskesmas dan bidan desa, air bersih, sanitasi dan gizi. Selain itu, juga mengedepankan program promotif dan preventif.

Dari dokumen pembangunan Rumah Desa Sehat sendiri, Hanibal memperlihatkan surat Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2015 silam. Dalam surat itu, diantaranya tertulis bahwa Kemendes PDTT dan Kemenkes diminta untuk memastikan pelaksanaan seluruh agenda Nawacita, dalam hal ini pembangunan Rumah Desa Sehat sebanyak 50 ribu.

Rumah Desa Sehat disebutkan sebagai program pendukung pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di bidang kesehatan ditingkat desa. Selain itu, juga diminta penugasan dokter komunitas dan bidan desa dalam operasional Rumah Desa Sehat.

Dalam implementasinya, Rumah Desa Sehat dikatakan berada di bawah pembinaan Puskesmas. Dan, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kemendes PDT diminta menyusun, mengusulkan rencana kegiatan dan kebutuhan penganggaran. Serta pembangunannya dilakukan bertahap pada 2016-2019.

Lebih lanjut, Hanibal sendiri berharap program ini bisa berjalan pada 2017 ini. Sebab, Pemerintahan Jokowi-JK efektif berjalan dua tahun lagi. Jika tidak di 2017, kata dia, kapan Program Desa Sehat yang menjadi Nawacita Presiden Jokowi untuk melakukan pembangunan mulai dari desa, khususnya pada sektor kesehatan bisa terwujud.

http://www.harianterbit.com/

 

Menkes Kukuhkan 21 Anggota Komite Penempatan Dokter Spesialis

7febMenteri Kesehatan (Menkes) Nila FA Moeloek mengukuhkan 21 anggota Komite Penempatan Dokter Spesialis (KPDS) periode 2016-2019. Keberadaan KPDS merupakan amanat dari Peraturan Presiden (Perpres) No 4 Tahun 2017 yang mewajibkan lulusan baru dokter spesialis untuk wajib kerja ke daerah.

"Komite tersebut akan langsung bekerja demi keberhasilan program Wajib Kerja Dokter Spesialis," kata Menkes Nila FA Moeloek usai pengukuhan KPDS di Jakarta, Senin (6/1).

Keanggotaan KPDS berasal dari unsur Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Dalam Negeri, Ikatan Dokter Indonesia, organisasi profesi dan kolegium, Konsil Kedokteran Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan, Asosiasi Perumahsakitan dan Badan Pengawas Rumah Sakit.

Tugas KPDS, disebutkan, antara lain membuat perencanaan pemerataan dokter spesialis, menyiapkan wahana untuk kesiapan Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS), membantu pengawasan, pembinaan, pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan WKDS.

"Persiapan semacam itu menjadi penting agar para dokter spesialis bisa langsung bekerja karena sudah tersedianya fasilitas pendukung di rumah sakit tujuan," ujarnya.

Dijelaskan, program WKDS dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk pemerataan dokter spesialis. Mengingat selama ini dokter spesialis lebih banyak berada di kota-kota besar.

"Program WKDS untuk mengisi kebutuhan dokter spesialis di daerah khusus, seperti daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan lainnya," tuturnya.

Mengutip data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) per 31 Desember 2015, jumlah dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang terdaftar STR (Surat Tanda registrasi) di KKI sebanyak 29.665 orang. Jika dihitung rasio spesialis dan jumlah penduduk, maka saat ini rasio spesialis adalah 12,7 per 100 ribu penduduk.

"Jumlah itu melebihi rasio yang ditetapkan sebesar 10,2 per 100 ribu penduduk. Namun, terjadi disparitas yang cukup besar antar provinsi, yang mana rasio dokter spesialis tertinggi ada di DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Bali. Sedangkan rasio terendah ada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Dulawesi Barat dan Maluku Utara," tuturnya.

Disebutkan, kekurangan dokter spesialis terutama pada 4 dasar dan anestesi (dokter spesialis anak, kebidanan, penyakit dalam, bedah dan anestesi). Mereka akan bekerja di rumah sakit daerah yang ditunjuk selama 1 tahun.

"Setiap tahun akan ada dokter spesialis baru mengisi formasi itu. Peluang menjadi pegawai negeri sipil (PNS) bisa saja terjadi, karena formasi PNS merupakan usulan dari daerah," ujarnya.

Dokter spesialis yang telah selesai WKDS, lanjut Menkes, bisa bekerja di rumah sakit pilihan sendiri atau ikut program pendidikan dokter subspesialis. Pemerintah memiliki sejumlah beasiswa yang bisa diikuti para dokter spesialis yang telah selesai WKDS.

"Banyak pilihan yang bisa dilakukan para dokter spesialis setelah selesai WKDS," ucap Menkes menegaskan.

Selain program WKDS, Nila menambahkan, pemerintah memiliki program untuk mengatasi masalah kekurangan dokter spesialis. Diantaranya, pemberian bantuan pendidilan, pemenuhan tenaga melalui berbagai mekanisme seperti pegawai negeri sipil (PNS), pegawai tidak tetap (PTT), penugasan khusus bagi residen dan penempatan pasca tugas belajar PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis). (TW)