Persiapan Persalinan untuk Menjamin Kualitas Hidup Ibu dan Bayi

USAID HEALTH FINANCING ACTIVITY (HFA)

Kerangka Acuan Kegiatan Webinar Edukasi untuk Penerima Manfaat

Persiapan Persalinan untuk Menjamin Kualitas Hidup Ibu dan Bayi

Lokasi: Kabupaten Malang, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Brebes

16-17 November 2022  |  Pukul : 08:30 - 11:30 WIB

Tentang USAID Health Financing Activity (HFA)

USAID HFA (U.S. Agency for International Development Health Financing Activity) mendukung Pemerintah Indonesia untuk mempertahankan dan meningkatkan efisiensi dalam pembiayaan kesehatan dalam rangka meningkatkan perlindungan keuangan, akses yang merata ke layanan kesehatan yang berkualitas, dan hasil kesehatan, khususnya dalam program prioritas yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV), Tuberculosis (TB), dan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (KIBBL). HFA adalah proyek lima tahun (2019-2024) yang menyediakan bantuan teknis untuk memperkuat kapasitas pemerintah dalam analisis keuangan, pelibatan pemangku kepentingan, pembelajaran, dan pengambilan keputusan.

ThinkWell memimpin konsorsium organisasi Results for Development (R4D), Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan (PKEKK) Universitas Indonesia, dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM). Tim HFA bekerja sama erat dengan mitranya di pemerintah, Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan (Pusjak-PDK).

HFA akan mencapai dua tujuan utama:

  1. Peningkatan keberlanjutan pembiayaan kesehatan oleh Pemerintah Indonesia;
  2. Peningkatan mekanisme dan kapasitas belanja kesehatan strategis.

Guna menyukseskan tujuan tersebut, PKMK UGM sebagai bagian dari konsorsium HFA bekerja sama dengan lima Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang merupakan lead partner dari USAID MADANI - sebuah program USAID untuk menciptakan dukungan terhadap masyarakat sipil melalui meningkatkan kapasitas, legitimasi, dan keberlanjutan. Kelima OMS tersebut adalah Yayasan Paramitra di Kabupaten Malang (Jawa Timur), Lembaga Kajian untuk Transformasi Sosial (LKTS) di Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), KITA Institute di Kabupaten Wonosobo (Jawa Tengah), Yayasan Eska Unggul di Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), dan Perhimpunan untuk Studi dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial (PERSEPSI) di Kabupaten Klaten (Jawa Tengah). Kegiatan bersama antara USAID HFA dengan kelima OMS dilakukan dalam kerangka tema KIBBL.

   Latar Belakang

Akses kesehatan merupakan hak warga negara dan upaya kesehatan merupakan kewajiban pemerintah. Sebagai bagian dari pemenuhan kewajibannya, pada 2014, pemerintah mencanangkan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menggabungkan beberapa skema pembiayaan kesehatan menjadi satu skema JKN iuran. Pemerintah juga berkomitmen mencapai cakupan kesehatan universal (UHC) pada 2019 untuk memastikan peserta memperoleh manfaat pemeliharaan dan perlindungan kebutuhan dasar kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam tujuan JKN. Pada tahap ini, sistem kesehatan terus dibiayai melalui kombinasi skema pembiayaan yang berbeda, termasuk pembiayaan sisi penawaran oleh pemerintah pusat, skema iuran bersubsidi JKN, pembiayaan pemerintah daerah, out-of-pocket expenditures (OOP), dan sejumlah kecil pendanaan dari asuransi swasta dan bantuan mitra pembangunan.

Masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan JKN, seperti ketidakjelasan pembagian tanggung jawab pengelolaan JKN antar instansi pemerintah, serta masih banyaknya masyarakat yang belum tersentuh JKN. Penelitian-penelitian yang dilakukan di Indonesia menemukan bahwa kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembiayaan kesehatan menyebabkan keengganan untuk menjadi peserta JKNmandiri. Secara praktis, masyarakat kurang paham tentang metode pembayaran dan konsekuensi dari penunggakan pembayaran iuran JKN. Penelitian lain menemukan bahwa lambatnya pembaharuan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) menjadikan masyarakat yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu belum tergabung sebagai peserta program JKN penerima bantuan iuran (PBI) dari Pemerintah Indonesia. Masyarakat secara umum juga belum menganggap perencanaan keuangan jangka panjang, dan mitigasi pengeluaran katastropik untuk kesehatan perlu dipersiapkan. Ketiadaan akses terhadap pembiayaan kesehatan mengakibatkan terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan, tampaknya berpengaruh pada meningkatnya sikap apatis dan fatalistik dalam pengobatan, sehingga persiapan menghadapi kondisi medis yang mengakibatkan pengeluaran katastropik belum maksimal.

Berkaitan dengan isu kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak (KIBBLIA), terdapat berbagai aspek yang berpotensi menyebabkan pengeluaran katastropik pada masyarakat. Walaupun berbagai layanan medis terkait KIBBLA telah ditanggung oleh BPJSK, belum semua lapisan masyarakat tergabung dalam keanggotaan JKN, sehingga potensi pengeluaran katastropik masih tinggi. Ditambah lagi, terdapat aspek-aspek non-medis seperti biaya transportasi ke fasilitas rujukan atau biaya akomodasi bagi keluarga pasien yang dapat berpotensi menjadi pengeluaran katastropik jika hal tersebut harus ditanggung sendiri oleh pasien. Oleh karena itu, selain memperkuat peran JKN dalam mencegah pengeluaran katastropik terkait layanan medis, diperlukan juga upaya untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan lain yang dapat mencegah pengeluaran katastropik dari aspek-aspek yang belum tercakup oleh JKN.

PKMK UGM sebagai bagian dari konsorsium HFA melihat pentingnya membidik aspek-aspek tersebut di atas sebagai bagian dari komitmen pemenuhan dan perlindungan kebutuhan kesehatan dasar rakyat Indonesia secara menyeluruh. Untuk itu, PKMK UGM mengidentifikasi dan secara aktif mengajak kolaborasi pihak-pihak yang berpotensi mendukung pelibatan masyarakat dalam mendorong Pemerintah meningkatkan anggaran, menangani kelemahan-kelemahan dalam pembiayaan kesehatan, dan mengupayakan pembiayaan alternatif di tingkat komunitas sebagai percontohan. Hal ini khususnya selaras dengan upaya mencapai salah satu tujuan dari kegiatan HFA yaitu memperkuat keterlibatan penerima manfaat (pasien) dan organisasi masyarakat untuk mendukung pembiayaan kesehatan.

USAID MADANI merupakan sebuah inisiatif dari USAID untuk menciptakan dukungan terhadap masyarakat sipil melalui meningkatkan kapasitas, legitimasi, dan keberlanjutan di 32 kabupaten di Indonesia. Salah satu isu tematik yang menjadi fokus kegiatan USAID MADANI adalah KIBBLA, yakni penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Terdapat beberapa area dari cakupan kegiatan MADANI yang dapat diperkuat, antara lain 1) kapasitas dan peran OMS dan penerima manfaat dalam upaya-upaya KIBBLA di setiap kabupaten, 2) peningkatan advokasi pemangku kepentingan untuk mendukung pembiayaan KIBBLA, dan 3) pengembangan strategi pembiayaan kesehatan dukungan untuk KIBBLA. Berdasarkan hal ini, PKMK UGM terdorong untuk berkolaborasi dengan OMS-OMS lead partner USAID MADANI untuk mendukung kegiatan OMS di tingkat lokal terkait dengan isu pembiayaan KIBBLA, sehingga isu yang diusung menjadi lebih komprehensif. Kegiatan webinar ini akan melibatkan tiga OMS yang merupakan lead partner USAID MADANI, yakni Yayasan Paramitra di Kabupaten Malang (Jawa Timur), KITA Institute di Kabupaten Wonosobo (Jawa Tengah), dan Yayasan Eska Unggul di Kabupaten Brebes (Jawa Tengah).

   Tujuan 

Meningkatkan kesadaran penerima manfaat pembiayaan kesehatan tentang aspek-aspek medis dan pembiayaan kesehatan yang penting untuk mendukung proses persalinan, sehingga kualitas hidup ibu dan bayi dapat terjamin.

   Peserta Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah penerima manfaat di Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Brebes. Diharapkan sebanyak 50 orang peserta dari setiap kabupaten dapat bergabung dalam kegiatan ini. Adapun rincian peserta dari kabupaten adalah sebagai berikut.

  1. Ibu hamil/pasca bersalin
  2. Suami/keluarga ibu hamil/pasca bersalin
  3. Wanita usia subur
  4. Perwakilan tim penggerak desa/kader posyandu

Catatan: Mengingat peserta webinar ini merupakan masyarakat umum, pembicara diharapkan dapat menyajikan paparan dengan bahasa yang sederhana.

Selain penerima manfaat di kabupaten, webinar ini juga mengundang perwakilan dari lead partner dan field coordinator USAID MADANI dari ketiga kabupaten untuk mendampingi peserta penerima manfaat.

   Waktu Kegiatan

Hari Pertama

Hari, tanggal : Rabu, 16 November 2022
Waktu : Pukul 09.00-11.00 WIB

LINK ZOOM

Meeting ID : 897 7164 3294
Passcode : 200050
Streaming : Channel PKMK 2

Hari Kedua

Hari, tanggal : Kamis, 17 November 2022
Waktu : Pukul 09.00-11.00 WIB

LINK ZOOM

Meeting ID : 884 2643 8526
Passcode : 351750
Streaming : Channel PKMK 2

Topik Kegiatan

Waktu Topik Narasumber
Rabu,
16 November 2022
Perawatan kehamilan dan persiapan persalinan Departemen Obstetri-Ginekologi FK-KMK UGM
Nutrisi untuk Ibu Hamil, Ibu Pasca Bersalin, Bayi baru Lahir, dan Anak-anak Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM
Menyiapkan dan mengelola keuangan keluarga untuk persalinan

Dr. Leo Indra Wardhana, M.Sc., CFP

(Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM)

Kamis, 17 November 2022 Risiko pengeluaran katastropik akibat persalinan

Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., M.Kes., MBA

(Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM)

Pembiayaan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL) dengan BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan

*dalam konfirmasi 

 

  Poin Diskusi

Hari Pertama (Rabu, 16 November 2022)

  1. Narasumber 1: Departemen Obstetri-Ginekologi FK-KMK UGM
    1. Tatalaksana antenatal care (ANC)
    2. Anjuran perawatan kehamilan
    3. Tanda bahaya yang perlu dikenali
    4. Anjuran untuk persiapan persalinan
    5. Hal-hal yang diperhatikan pada periode pascabersalin (nifas)
  2. Narasumber 2: Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM
    1. Pedoman gizi seimbang yang dibutuhkan dalam continuum of care (hamil, pasca bersalin, bayi baru lahir, anak-anak)
    2. Pembahasan contoh mitos-mitos gizi terkait Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak (KIBBLA)
  3. Narasumber 3: Dr. Leo Indra Wardhana, M.Sc., CFP
    1. Pemahaman tentang perencanaan keuangan
    2. Perencanaan keuangan untuk persalinan
      1. Sebelum bersalin
      2. Saat bersalin
      3. Pasca bersalin
    3. Langkah-langkah sederhana merencanakan keuangan untuk persalinan
    4. Pentingnya dukungan komunitas untuk pembiayaan persalinan

Hari Kedua (Kamis, 17 November 2022)

  1. Narasumber 1: Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., M.Kes., MBA
    1. Pembiayaan kesehatan dan pengeluaran katastropik
    2. Risiko pengeluaran katastropik
    3. Pencegahan katastropi keuangan keluarga akibat persalinan
  2. Narasumber 2: BPJS Kesehatan
    1. Layanan pra-persalinan, persalinan, dan pasca bersalin yang ditanggung BPJS Kesehatan
    2. Prosedur pendaftaran dan penggunaan manfaat BPJS Kesehatan
    3. Tanggung jawab sebagai peserta
    4. Pentingnya partisipasi penerima manfaat dalam pembiayaan kesehatan

 

   Susunan Kegiatan

Pukul Kegiatan Pembicara/Fasilitator
Rabu, 16 November 2022
09.00-09.05 Pembukaan MC
09.05-09.10 Sambutan HFA
09.10-09.30 Topik 1: Perawatan kehamilan dan persiapan persalinan Departemen Obstetri-Ginekologi FK-KMK UGM
09.30-09.50 Topik 2: Nutrisi untuk Ibu Hamil, Ibu Pasca Bersalin, Bayi baru Lahir, dan Anak-anak Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM
09.50-10.10 Topik 3: Menyiapkan dan mengelola keuangan keluarga untuk persalinan Dr. Leo Indra Wardhana, M.Sc., CFP
10.10-10.50 Tanya-jawab MC
10.50-10.55 Kesimpulan dan closing remark dari pembicara MC
10.55-11.00 Foto bersama, penutup MC
 Kamis, 17 November 2022
09.00-09.05 Pembukaan Moderator dan MC: Mentari Widiastuti
09.05-09.35 Topik 3: Risiko pengeluaran katastropik akibat persalinan Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., M.Kes., MBA
09.35-10.05 Topik 4: Pembiayaan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL) dengan BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan
10.05-10.45 Tanya-jawab MC
10.45-10.50 Testimoni/komentar dari peserta MC
10.50-10.55 Kesimpulan dan closing remark dari pembicara MC
10.55-11.00 Foto bersama, penutup MC

Narahubung

Mentari Widiastuti (0857-4166-6306)

 

 

Webinar Diseminasi Studi Pandangan, Penerimaan, Kekhawatiran, dan Aksesibilitas terhadap Vaksin COVID-19, 3T serta Pencegahan dan Dampak COVID-19 terhadap Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI)

Kerangka Acuan Kegiatan

Webinar Diseminasi Studi Pandangan, Penerimaan, Kekhawatiran, dan Aksesibilitas terhadap Vaksin COVID-19, 3T serta Pencegahan dan Dampak COVID-19 terhadap Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI)

25 - 28 Juli 2022

   Latar Belakang

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK - KMK UGM dengan dukungan Australia - Indonesia Health Security Partnership telah melaksanakan studi tentang Pandangan, Penerimaan, Kekhawatiran, dan Aksesibilitas terhadap Vaksin COVID-19, 3T serta Pencegahan dan Dampak COVID-19 terhadap Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI) di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta (Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul), Jawa Tengah (Kota Pekalongan dan Kabupaten Magelang), Bali (Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Karangasem), dan Sulawesi Selatan (Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa).

Penelitian ini menganalisis pandangan, penerimaan, dan kepedulian terhadap vaksin COVID-19, 3T, dan langkah - langkah pencegahan ke pembuat kebijakan dalam merancang strategi yang lebih baik untuk meningkatkan cakupan vaksinasi ke semua populasi, terutama kelompok lanjut usia dan disabilitas. Kelompok tersebut dalam banyak program pemerintah seringkali terlupakan. Hasil penelitian telah memberikan gambaran pemahaman tentang faktor - faktor kontributif terkait aksesibilitas vaksin COVID-19; mispersepsi, misinformasi, dan disinformasi seputar vaksin dan COVID-19 secara umum; sarana komunikasi yang paling disukai dan kurang disukai untuk kelompok lanjut usia dan disabilitas; respons nasional dan subnasional terhadap pandemi COVID-19; dan respons masyarakat (laki-laki dan perempuan) terhadap pandemi COVID-19.

Selain itu, penelitian telah mengeksplorasi dampak COVID-19 terhadap kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI). Dampak COVID-19 telah terjadi pada perempuan dan laki-laki dari kelompok dewasa muda, dewasa, lansia, disabilitas, ibu hamil, LGBT dan orang dengan HIV/AIDS. Berbagai dampak yang dialami oleh perempuan dan laki - laki dari semua kelompok ini adalah pada kebutuhan rumah tangga, aktivitas sosial, kehilangan pekerjaan, kesehatan, dan pekerjaan rumah tangga.

Laki - laki dalam penelitian ini cenderung lebih banyak merasakan dampak pandemi COVID-19 terutama terkait dengan kehilangan pekerjaan dan perubahan pendapatan, berbeda dengan perempuan yang merasakan dampak COVID-19 pada penambahan beban kerja rumah tangga selama pandemi COVID-19. Di sisi lain ditemukan adanya konflik dan kekerasan rumah tangga pada perempuan yang terjadi sebelum dan saat pandemi COVID-19. Sementara kelompok disabilitas yang paling terdampak adalah tuna netra dengan profesi tukang pijat yang tidak dapat memberikan layanan selama pandemi COVID-19 tetapi sulit untuk mencari pekerjaan baru. Hal ini berbeda dengan kelompok disabilitas lainnya yang kehilangan pekerjaan tapi tetap dapat melakukan pekerjaan serabutan lainnya. Kelompok rentan juga mengalami kendala untuk mengakses pelayanan kesehatan, mereka mengalami perubahan layanan di puskesmas dan RS selama pandemi COVID-19.

Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 membutuhkan strategi pencegahan dan penanganan dampak yang disesuaikan dengan dinamika di setiap kelompok masyarakat. Pemerintah daerah perlu menjadi pengambil keputusan terdepan yang perlu memahami persoalan ini mengingat pengelaman dari setiap kelompok selama pandemi COVID-19 yang didapatkan memiliki variasi dari situasi daerah.

   Tujuan 

Melalui diseminasi ini, diharapkan:

  1. Pemerintah Daerah memahami pandangan, penerimaan, kekhawatiran, dan aksesibilitas terhadap Vaksin, 3T, dan Pencegahan COVID-19
  2. Pemerintah Daerah memahami dampak dari pandemi COVID-19 dalam perspektif GEDSI
  3. Pemerintah Daerah mempertimbangkan aspek GEDSI dalam penyusunan kebijakan
  4. Pemerintah Daerah dapat merancang strategi dan komunikasi risiko untuk menghadapi tantangan krisis kesehatan masa depan

   Target Peserta

  1. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Bali
  2. Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Gowa, Kulon Progo, Gunung Kidul, Karangasem, Buleleng dan Kota Pekalongan
    • Satgas COVID-19
    • Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat
    • Stakeholder terkait
  3. Dinas Sosial Kabupaten Maros, Gowa, Kulon Progo, Gunung Kidul, Karangasem, Buleleng dan Kota Pekalongan

   Agenda Kegiatan

25 JULI 2022

VIDEO RECORDING

 

Waktu Topik Pembicara

25 Juli | DI Yogyakarta

10.00 – 10.05 WIB Sambutan dan Pembukaan Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta
10.05 – 10.10 Pengantar AIHSP

10.10 – 10.20 WIB
(10 menit)

Topik 1: Memahami pandangan, penerimaan, kekhawatiran, dan aksesibilitas terhadap Vaksin, 3T, dan Pencegahan COVID-19 di DI Yogyakarta Srimurni Rarasati
Moderator: Drevina

10.20 – 10.40 WIB
(20 menit)

Pembahasan

Dinas Kesehatan Kab. Gunung Kidul (10’)
Dinas Kesehatan Kab. Kulon Progo (10’)
Moderator: Drevina

10.40 – 11.00 WIB
(20 menit)
Diskusi dan tanya jawab Moderator: Drevina

11.00 – 11.10 WIB
(10 menit)

Topik 2: Analisis dampak COVID-19 pada GEDSI di DI Yogyakarta Desintha Dwi Asriani
Moderator: Koordinator AIHSP Provinsi DI Yogyakarta

11.10 – 11.30 WIB
(20 menit)

Pembahasan

Dinas Sosial Kab. Gunung Kidul (10’)
Dinas Sosial Kab. Kulon Progo (10’)
Moderator: Koordinator AIHSP Provinsi DI Yogyakarta

11.30 – 11.50 WIB
(20 menit)

Diskusi dan tanya jawab Moderator:
Koordinator AIHSP Provinsi DI Yogyakarta
11.50 – 12.00 WIB Penutupan dan tindak lanjut AIHSP

 

 

Webinar Tantangan dan Strategi Penanganan Obesitas pada Anak

Kerangka Acuan Kegiatan

Webinar Tantangan dan Strategi Penanganan Obesitas pada Anak

29 Juli 2022  |  Pukul : 13.00-14.30 Wib

   Latar Belakang

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam jangka waktu yang lama. Obesitas dapat terjadi pada siapa saja termasuk anak - anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, diperkirakan sekitar 18–19% anak berusia 5–12 tahun di Indonesia memiliki berat badan berlebih dan 11% anak di usia tersebut menderita obesitas.

Obesitas pada anak sangat merugikan kualitas hidup anak. Anak yang menderita obesitas berisiko mengalami kesulitan bernapas, peningkatan risiko patah tulang, hipertensi, penyakit kardiovaskular, resistensi insulin dan efek psikologis. Obesitas menyebabkan kemampuan motorik pada anak terganggu dalam melakukan aktivitas. Selain itu, secara psikologis anak dan remaja dengan obesitas mendapatkan stereotype yang negatif dari orang lain yang dapat berdampak pada penurunan kepercayaan diri, gangguan makan dan kesehatan yang berdampak pada rendahnya kualitas hidup.

Penyebab obesitas pada anak terdiri dari berbagai faktor. Faktor kebiasaan sehari - hari anak misalnya pola makan, aktivitas fisik, pola tidur yang diterapkan pada anak, gaya hidup kurang gerak, pola pengasuhan orang tua, dan gaya hidup orang tua. Faktor lainnya seperti demografi, pekerjaan dan pendidikan orang tua, serta tingkat penghasilan disebutkan memiliki pengaruh terhadap kasus obesitas pada anak.

Hal ini menuntut para aktor kesehatan perlu melihat masalah obesitas pada anak ini tidak hanya sebagai masalah kesehatan yang perlu penanganan medis, tetapi juga masalah multifaktor seperti pendidikan, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Sehingga penanganan masalah obesitas pada anak perlu dilakukan di semual tatanan; dari level individu berupa penanganan medis hingga level pemerintah berupa penetapan kebijakan. Oleh karena itu, dalam memperingati Hari Anak Nasional, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan webinar dengan judul “Tantangan dan Strategi Penanganan Obesitas pada Anak”.

   Tujuan 

Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati hari anak nasional yang jatuh pada 23 Juli. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk:

  1. Mengetahui situasi kasus obesitas pada anak saat ini.
  2. Mengetahui strategi dan tantangan kebijakan penanganan obesitas pada anak.
  3. Membahas penguatan kebijakan penanganan obesitas pada anak.

   Target Peserta

  1. Pengambil keputusan nasional dan daerah.
  2. Akademisi bidang kesehatan masyarakat, kebijakan kesehatan, dll.
  3. Peneliti, konsultan dan pemerhati bidang kesehatan masyarakat, kebijakan kesehatan, dll.
  4. Pemangku kepentingan lainnya.

   Narasumber

  1. Dinas Kesehatan DKI Jakarta
    • Situasi kasus obesitas pada anak di DKI Jakarta.
    • Tantangan dan strategi dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan penanganan obesitas di DKI Jakarta.
  2. Dinas Kesehatan Kalimantan Timur
    • Situasi kasus obesitas pada anak di Kalimantan Timur.
    • Tantangan dan strategi dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan penanganan obesitas di Kalimantan Timur.

   Pembahas

  1. Direktorat Gizi dan KIA, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
  2. UNICEF

   Agenda Kegiatan

Hari/Tanggal : Jumat, 29 Juli 2022
Pukul : 13.00-14.30 Wib

   Detail Kegiatan

REPORTASE

Waktu Kegiatan Pembicara
13.00 – 13.05 WIB

Pembukaan

(5 menit)

13.00 – 13.10 WIB Sambutan Shita Listya Dewi, Kepala Divisi Kebijakan Kesehatan Masyarakat, PKMK FK-KMK UGM (5 menit)
13.10 – 13.40 WIB

Pemaparan

  1. Dinas Kesehatan DKI Jakarta (15 menit)
  2. Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (15 menit)
13.40 – 14.00 WIB

Pembahasan

  1. Direktorat Gizi & KIA, Kemkes RI (10 menit)
  2. UNICEF (10 menit)
14.00 – 14.15 WIB

Diskusi dan Tanya Jawab

(15 menit)

14.15 – 14.20 WIB

Penutupan

(5 menit)

 

 

Tahap 3

  1. Proses Pembuatan Kebijakan Kesehatan dan Peran Bukti Penelitian
  2. Keputusan Kebijakan Kesehatan
  3. Knowledge Translation
  4. Framing a Policy Brief: Problem Statement

kamis, 16 Juni 2022  |  Pukul 10.00 – 12.00 WIB

   MATERI   VIDEO
  1. Memahami penulisan sebab – akibat dalam policy brief
  2. Memahami penulisan rekomendasi dalam policy brief
  3. Expert Review

kamis, 23 Juni 2022  |  Pukul 10.00 – 12.00 WIB

 

 

 

 

 

 

 

 

Webinar Proyek Konvergensi Regulasi Alat Kesehatan COVID-19 (Indonesia)

COVID-19 Medical Device Regulatory Convergence Project (Indonesia)

Webinar on Good Regulatory Practices and Medical Device Regulation

Good regulatory practices (GRPs) include formalized, mandatory principles and practices by which regulatory authorities develop technical regulations for all regulated sectors, aligned with international standards. They are, in essence, a quality control mechanism that provide a benchmark for developing and implementing highest quality, cost-effective and efficient regulatory oversight. Unsurprisingly, the medical device sector is one of the most regulated sectors globally, given the diverse range of products; challenges in accurately determining safety, efficacy, and quality; complexities in production, distribution, and surveillance; and impact on health of citizens. It is therefore critical that government agencies and authorities responsible for the oversight of the medical device industry adhere to GRPs that are grounded on sound legal frameworks and international norms and standards.

This two-part webinar, held in partnership with the Government of Indonesia and Gadjah Mada University, will focus on the World Trade Organization’s (WTO) Technical Barriers to Trade (TBT) agreement and legal obligations as it relates to GRPs and Indonesia’s national commitments, global frameworks for medical device regulations, and best practices on management of safety and efficacy of medical devices.

The webinar is part of the COVID-19 Medical Device Regulatory Convergence Project (MDRC), a U.S. government-funded public-private partnership, between the U.S. Agency for International Development (USAID) and the American National Standards Institute (ANSI), in collaboration with the Advanced Medical Technology Association (AdvaMed). The MDRC’s mission is to advance regulatory convergence with key global partners, in partnership with standards developing organizations, as well as national and regional health and regulatory authorities.

The two-part webinar will be held the mornings of 15 and 22 June 2022

DAY 1

Webinar 1: Global Trends in Good Regulatory Practice

Wednesday, 15 June 2022 – 0900 to 1100 Indonesia time (GMT +7)

Time Session
09:00 – 09:10

Opening Remarks by Dr. Lucia Rizka Andalusia, Director General of Pharmaceutical Services & Medical Devices, Ministry of Health, Indonesia

Introduction by Prof. Laksono Trisnantoro, Special Advisor to Indonesia’s Minister of Health for Resilience of Pharmaceutical and Medical Device Industries

09:10-09:15 Introductory Remarks by Steven Bipes, Vice President AdvaMed and MDRC Project Lead, on the MDRC, and the utility of international standards / guidance in the medical device sector, including its immediate benefits in the midst of COVID-19, and to building long-term resilience in the national health systems for future pandemics and health crises.
09:15 – 10:05

Panel: Overview of Good Regulatory Practices and Standards

Moderator:  Mugant Mehanathan, MDRC Lead, Southeast Asia, Crowell & Moring International

Speakers

  • Renata Amaral, GRP Lead, MDRC
  • Konny Sagala, Director of System for Standards and Conformity Assessment Implementation, BSN Indonesia
  • Renee Hancher, GRP Lead, Office of the U.S. Trade Representative
10:05 – 10:55

Panel: Global Frameworks for Regulation of Medical Devices

Moderator:  Janet Trunzo, Senior Executive Vice President, AdvaMed and  Chair, Global Medical Technology Alliance Regulatory Working Group

Speakers

  • Agnes Sitta Kijo, Technical Officer, World Health Organization
  • Wong Woei Jiuang, Assistant Group Director, Medical Devices Cluster, Health Products Regulation Group, Health Sciences Authority, Singapore
  • Sodikin Sadek, Director of Production and Distribution of Medical Devices, Ministry of Health, Indonesia
10:55 – 11:00 Closing Remarks by Mugant Mehanathan, MDRC Lead, Southeast Asia, Crowell & Moring International

 

 

Tahapan 2 dan 3

TAHAPAN 2

Merumuskan masalah kebijakan publik atau kesehatan (Problem Structuring)

Rabu, 18 Mei 2022  |  Pukul 09.00 – 12.00 WIB

MATERI   video part 1   video part 2   video part 3

Penerapan pendekatan untuk melakukan prakiraan (Forecasting) untuk mengetahui jika masalah diabaikan atas dasar infromasi/data.

Rabu, 25 Mei 2022  |  Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Materi pelatihan:

  1. Materi Presentasi
  2. Materi Forecasting Kesehatan
  3. Materi Form Penilaian Delphi
  4. Materi AHP Simulation
VIDEO part 1   video part 2   video part 3

Menentukan rekomendasi untuk tindakan kebijakan

Rabu, 8 Juni 2022  |  Pukul 09.00 – 12.00 WIB

MATERI   VIDEO part 1   video part 2   video part 3

 

 TAHAPAN 3

  1. Proses Pembuatan Kebijakan Kesehatan dan Peran Bukti Penelitian
  2. Keputusan Kebijakan Kesehatan
  3. Knowledge Translation
  4. Framing a Policy Brief: Problem Statement

kamis, 16 Juni 2022  |  Pukul 10.00 – 12.00 WIB

MATERI

  1. Memahami penulisan sebab – akibat dalam policy brief
  2. Memahami penulisan rekomendasi dalam policy brief
  3. Expert Review

kamis, 23 Juni 2022  |  Pukul 13.00 – 15.00 WIB

MATERI

 

 

 

 

 

 

 

Rangkaian Pelatihan Evidence Based for Health Policy-Making

KAK BLENDED LEARNING

Rangkaian Pelatihan Evidence Based
for Health Policy-Making

  Latar Belakang

Pembangunan kesehatan tidak dapat terlepas dari penggunaan data dan informasi kesehatan. Data kesehatan merupakan angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda, yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan kesehatan. Sedangkan informasi kesehatan merupakan data kesehatan yang sudah diolah dan diproses menjadi bentuk yang bermakna dan bernilai bagi pengetahuan dan pembangunan kesehatan.

Banyak data-data kesehatan diperoleh baik melalui survey, program surveilans, monitoring, maupun evaluasi yang secara rutin dilakukan oleh otoritas-otoritas kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Analisis data-data kesehatan tersebut memegang peranan krusial dalam mendukung proses-proses perencanaan, penganggaran, pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan, maupun perbaikan sistem kesehatan dengan didasarkan pada bukti.

Data juga merupakan bagian dari evidence untuk menjadi suatu dasar bukti dalam menyusun dan menetapkan suatu kebijakan. Secara konsep, evidence atau bukti ini dapat diartikan sebagai 'kebijakan berbasis bukti' (Evidence Based Policy) yang sering dianggap sebagai hasil evolusi dari gerakan kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Medicine) (Goldenberg 2005; Pawson 2006; Young et al. 2002). Pendekatan ini mengarahkan untuk setiap keputusan diambil untuk menyelesaikan suatu masalah kesehatan telah mempertimbangkan bukti atau evidence yang ada. Permasalahan yang diselesaikan dengan mengambil suatu keputusan atau penetapan kebijakan dari pengambil keputusan tanpa mempertimbangkan evidence dapat mengakibatkan kesalahan tipe III yaitu masalah tidak terselesaikan dan menimbulkan masalah baru lainnya (Dunn, 2003).

Namun, ketika EBP ini tersedia, banyak pengambil keputusan yang tidak memiliki kemampuan untuk membaca dan memahaminya sehingga hasil dari EBP ini diperlukan pula jembatan atau diterjemahkan. Penerjemahan EBP ini dapat disebutkan dengan melakukan Knowledge Translation Product (Produk Penerjemahan Pengetahuan) yang memiliki fungsi untuk mengisi gap antara pengetahuan dan kebutuhan praktik. Ada banyak bentuk Knowledge Translation Product yang menjadi prioritas materi pelatihan, dua di antaranya;, policy brief dan briefing notes. Dua produk ini banyak digunakan karena memiliki dampak lintas konteks dan topik. Policy brief dan briefing notes merangkum banyak evidence antara lain; evidence dari sumber global, lokal, dan kontekstual (wawancara informan kunci dengan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan yang ditargetkan). Policy Brief mengandung beberapa poin utama yang cukup lengkap yaitu pernyataan masalah, opsi atau elemen, dan pertimbangan implementasi. Sedangkan briefing notes lebih singkat, dengan cepat dan efektif memberi saran kepada pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan tentang masalah publik yang mendesak dengan menyatukan bukti penelitian global dan bukti lokal. 

  Tujuan

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta untuk:

  1. Memahami tentang data kesehatan
  2. Menganalisis dan menggunakan data kesehatan
  3. Memahami tentang kebijakan kesehatan
  4. Memahami analisis kebijakan kesehatan
  5. Memahami policy brief
  6. Mampu menyusun policy brief
  7. Memahami advokasi kebijakan

  Target Peserta

  1. Akademisi Bidang Kesehatan
  2. Peneliti dan Konsultan Bidang Kesehatan
  3. Pejabat dan Staf Lembaga Pemerintahan Bidang Kesehatan
  4. Jejaring Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) atau/dan Mitra PKMK

  Pemateri

  1. Dr. Gabriel Lele, S.IP, M.Si – Dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, FISIPOL, UGM
  2. Shita Listya Dewi, S.IP., MM, MPM – Kepala Divisi Kebijakan Kesehatan, PKMK FK-KMK, UGM
  3. Sigit Ari Saputro, S.KM., M.Kes., PhD – Dosen & Peneliti Departemen Epidemiologi, Biostatistik Kependudukan, dan Promosi Kesehatan, FKM, UNAIR
  4. Tri Muhartini, S.IP, MPA – Peneliti Kebijakan Kesehatan, PKMK FK-KMK, UGM

  Rangkaian Kegiatan

Kegiatan Detil Kegiatan Waktu Harga per kegiatan Harga paketan

Tahapan 1

Pelatihan Analisis  Multivariat Data Kesehatan dengan Stata

  1. Pengenalan Data
  2. Jenis Data (Open/Close)
  3. Data Rutin, Data Survey dan strategi akses data
  4. Praktikum manajemen data

Rabu, 6 April 2022
Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Luring Rp. 1.000.000
Daring Rp. 750.000

 

Luring
Rp. 4.000.000,-

Daring
Rp. 2.750.000,-

 

  1. Praktik Analisis Multivariat
  2. Summary data

Rabu, 13 April 2022
Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Tahapan 2

Pelatihan Analisis Kebijakan

  1. Merumuskan masalah kebijakan public atau kesehatan (problem structuring)

Rabu, 18 Mei 2022
Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Luring Rp. 1.500.000
Daring Rp. 1.000.000

 

  1. Penerapan pendekatan untuk melakukan prakiraan (forecasting) untuk mengetahui jika masalah diabaikan atas dasar infromasi/data.

Rabu, 25 Mei 2022
Pukul 09.00 – 12.00 WIB

  1. Menentukan rekomendasi untuk tindakan kebijakan

Rabu, 8 Juni 2022
Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Tahapan 3

Pelatihan Penyusunan Policy Brief

  1. Proses Pembuatan Kebijakan Kesehatan dan Peran Bukti Penelitian
  2. Keputusan Kebijakan Kesehatan
  3. Knowledge Translation
  4. Framing a Policy Brief: Problem Statement

Kamis, 16 Juni 2022
Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Luring Rp. 1.000.000
Daring Rp. 750.000

 

  1. Memahami penulisan sebab – akibat dalam policy brief
  2. Memahami penulisan rekomendasi dalam policy brief
  3. Expert Review

Kamis, 23 Juni 2022
Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Tahapan 4

Pelatihan Advokasi Kebijakan

  1. Strategi Advokasi Kebijakan
  2. Stakeholder Mapping
  3. Latihan Stakeholder Mapping

11 Agustus 2022
Pukul 09.00 – 12.00 WIB

Luring Rp. 750.000
Daring Rp. 500.000

 

  

  Sertifikat

Peserta yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan sertifikat setelah seluruh tahapan pelatihan berkahir.

PENDAFTARAN TELAH DI TUTUP



  Narahubung


Pelatihan Tahap 1
Monita Destiwi
Tlp: +6282265001737
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
Pelatihan Tahap 2 – Tahap 4
Tri Muhartini
Tlp: +6289693387139
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

Kepesertaan dan Konfirmasi Pembayaran:
Maria Lelyana (Kepesertaan)
Telp: 0274-549425 / 082134116190
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

 

 

Program Pengembangan Metode Penelitian Kebijakan Dengan Fokus Pada Kebijakan Medik

Diselenggarakan oleh:

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran UGM

Bekerjasama dengan IDRC Canada

 

mod1medik

mod2medik

mod3medik

 

 


 JADWAL PEMBELAJARAN MODUL KEBIJAKAN MEDIK

Modul 1A : 25 Februari - 7 Maret 2013
Modul 1B : 8 Maret - 14 Maret 2013
Modul 1C : 15 Maret - 21 Maret 2013
Modul 1D : 22 Maret - 27 Maret 2013
Modul 1E : 28 Maret - 3 April 2013
Modul Penutup : 4 - 7 April 2013

Modul 2A1 : 8 - 10 April 2013
Modul 2A2 : 10 - 13 April 2013
Modul 2A3 : 14 - 19 April 2013
Modul 2A4 : 20 - 25 April 2013

Modul 2B1 : 26 - 30 April 2013
Modul 2B2 : 1 - 6 Mei 2013
Modul 2B3 : 7 - 12 Mei 2013
Modul 2B4 : 12 - 17 Mei 2013
Modul 2C : 18 - 22 Mei 2013

Pengumpulan Proposal : 22 Mei 2013
Pengumuman : 24 Mei 2013
Pertemuan Tatap Muka :10 - 11 Juni 2013
Pelaksanaan Penelitian  : Juni - Juli 2013
Advokasi Hasil Penelitian : Agustus 2013
Penyajian hasil Penelitian : Agustus 2013