Tahap 3
kamis, 16 Juni 2022 | Pukul 10.00 – 12.00 WIB |
MATERI VIDEO |
kamis, 23 Juni 2022 | Pukul 10.00 – 12.00 WIB |
kamis, 16 Juni 2022 | Pukul 10.00 – 12.00 WIB |
MATERI VIDEO |
kamis, 23 Juni 2022 | Pukul 10.00 – 12.00 WIB |
COVID-19 Medical Device Regulatory Convergence Project (Indonesia)
Good regulatory practices (GRPs) include formalized, mandatory principles and practices by which regulatory authorities develop technical regulations for all regulated sectors, aligned with international standards. They are, in essence, a quality control mechanism that provide a benchmark for developing and implementing highest quality, cost-effective and efficient regulatory oversight. Unsurprisingly, the medical device sector is one of the most regulated sectors globally, given the diverse range of products; challenges in accurately determining safety, efficacy, and quality; complexities in production, distribution, and surveillance; and impact on health of citizens. It is therefore critical that government agencies and authorities responsible for the oversight of the medical device industry adhere to GRPs that are grounded on sound legal frameworks and international norms and standards.
This two-part webinar, held in partnership with the Government of Indonesia and Gadjah Mada University, will focus on the World Trade Organization’s (WTO) Technical Barriers to Trade (TBT) agreement and legal obligations as it relates to GRPs and Indonesia’s national commitments, global frameworks for medical device regulations, and best practices on management of safety and efficacy of medical devices.
The webinar is part of the COVID-19 Medical Device Regulatory Convergence Project (MDRC), a U.S. government-funded public-private partnership, between the U.S. Agency for International Development (USAID) and the American National Standards Institute (ANSI), in collaboration with the Advanced Medical Technology Association (AdvaMed). The MDRC’s mission is to advance regulatory convergence with key global partners, in partnership with standards developing organizations, as well as national and regional health and regulatory authorities.
The two-part webinar will be held the mornings of 15 and 22 June 2022
Wednesday, 15 June 2022 – 0900 to 1100 Indonesia time (GMT +7)
Time | Session |
09:00 – 09:10 |
Opening Remarks by Dr. Lucia Rizka Andalusia, Director General of Pharmaceutical Services & Medical Devices, Ministry of Health, Indonesia Introduction by Prof. Laksono Trisnantoro, Special Advisor to Indonesia’s Minister of Health for Resilience of Pharmaceutical and Medical Device Industries |
09:10-09:15 | Introductory Remarks by Steven Bipes, Vice President AdvaMed and MDRC Project Lead, on the MDRC, and the utility of international standards / guidance in the medical device sector, including its immediate benefits in the midst of COVID-19, and to building long-term resilience in the national health systems for future pandemics and health crises. |
09:15 – 10:05 |
Panel: Overview of Good Regulatory Practices and Standards Moderator: Mugant Mehanathan, MDRC Lead, Southeast Asia, Crowell & Moring International Speakers
|
10:05 – 10:55 |
Panel: Global Frameworks for Regulation of Medical Devices Moderator: Janet Trunzo, Senior Executive Vice President, AdvaMed and Chair, Global Medical Technology Alliance Regulatory Working Group Speakers
|
10:55 – 11:00 | Closing Remarks by Mugant Mehanathan, MDRC Lead, Southeast Asia, Crowell & Moring International |
Merumuskan masalah kebijakan publik atau kesehatan (Problem Structuring)Rabu, 18 Mei 2022 | Pukul 09.00 – 12.00 WIB |
|
Penerapan pendekatan untuk melakukan prakiraan (Forecasting) untuk mengetahui jika masalah diabaikan atas dasar infromasi/data.Rabu, 25 Mei 2022 | Pukul 09.00 – 12.00 WIB Materi pelatihan: VIDEO part 1 video part 2 video part 3 |
|
Menentukan rekomendasi untuk tindakan kebijakanRabu, 8 Juni 2022 | Pukul 09.00 – 12.00 WIB |
kamis, 16 Juni 2022 | Pukul 10.00 – 12.00 WIB |
|
kamis, 23 Juni 2022 | Pukul 13.00 – 15.00 WIB |
KAK BLENDED LEARNING
Pembangunan kesehatan tidak dapat terlepas dari penggunaan data dan informasi kesehatan. Data kesehatan merupakan angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda, yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan kesehatan. Sedangkan informasi kesehatan merupakan data kesehatan yang sudah diolah dan diproses menjadi bentuk yang bermakna dan bernilai bagi pengetahuan dan pembangunan kesehatan.
Banyak data-data kesehatan diperoleh baik melalui survey, program surveilans, monitoring, maupun evaluasi yang secara rutin dilakukan oleh otoritas-otoritas kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Analisis data-data kesehatan tersebut memegang peranan krusial dalam mendukung proses-proses perencanaan, penganggaran, pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan, maupun perbaikan sistem kesehatan dengan didasarkan pada bukti.
Data juga merupakan bagian dari evidence untuk menjadi suatu dasar bukti dalam menyusun dan menetapkan suatu kebijakan. Secara konsep, evidence atau bukti ini dapat diartikan sebagai 'kebijakan berbasis bukti' (Evidence Based Policy) yang sering dianggap sebagai hasil evolusi dari gerakan kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Medicine) (Goldenberg 2005; Pawson 2006; Young et al. 2002). Pendekatan ini mengarahkan untuk setiap keputusan diambil untuk menyelesaikan suatu masalah kesehatan telah mempertimbangkan bukti atau evidence yang ada. Permasalahan yang diselesaikan dengan mengambil suatu keputusan atau penetapan kebijakan dari pengambil keputusan tanpa mempertimbangkan evidence dapat mengakibatkan kesalahan tipe III yaitu masalah tidak terselesaikan dan menimbulkan masalah baru lainnya (Dunn, 2003).
Namun, ketika EBP ini tersedia, banyak pengambil keputusan yang tidak memiliki kemampuan untuk membaca dan memahaminya sehingga hasil dari EBP ini diperlukan pula jembatan atau diterjemahkan. Penerjemahan EBP ini dapat disebutkan dengan melakukan Knowledge Translation Product (Produk Penerjemahan Pengetahuan) yang memiliki fungsi untuk mengisi gap antara pengetahuan dan kebutuhan praktik. Ada banyak bentuk Knowledge Translation Product yang menjadi prioritas materi pelatihan, dua di antaranya;, policy brief dan briefing notes. Dua produk ini banyak digunakan karena memiliki dampak lintas konteks dan topik. Policy brief dan briefing notes merangkum banyak evidence antara lain; evidence dari sumber global, lokal, dan kontekstual (wawancara informan kunci dengan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan yang ditargetkan). Policy Brief mengandung beberapa poin utama yang cukup lengkap yaitu pernyataan masalah, opsi atau elemen, dan pertimbangan implementasi. Sedangkan briefing notes lebih singkat, dengan cepat dan efektif memberi saran kepada pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan tentang masalah publik yang mendesak dengan menyatukan bukti penelitian global dan bukti lokal.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta untuk:
Kegiatan | Detil Kegiatan | Waktu | Harga per kegiatan | Harga paketan |
Tahapan 1 Pelatihan Analisis Multivariat Data Kesehatan dengan Stata |
|
Rabu, 6 April 2022 |
Luring Rp. 1.000.000
|
Luring Daring
|
|
Rabu, 13 April 2022 |
|||
Tahapan 2 Pelatihan Analisis Kebijakan |
|
Rabu, 18 Mei 2022 |
Luring Rp. 1.500.000
|
|
|
Rabu, 25 Mei 2022 |
|||
|
Rabu, 8 Juni 2022 |
|||
Tahapan 3 Pelatihan Penyusunan Policy Brief |
|
Kamis, 16 Juni 2022 |
Luring Rp. 1.000.000
|
|
|
Kamis, 23 Juni 2022 |
|||
Tahapan 4 Pelatihan Advokasi Kebijakan |
|
11 Agustus 2022 |
Luring Rp. 750.000
|
Peserta yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan sertifikat setelah seluruh tahapan pelatihan berkahir.
Pelatihan Tahap 1 Monita Destiwi Tlp: +6282265001737 Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
Pelatihan Tahap 2 – Tahap 4 Tri Muhartini Tlp: +6289693387139 Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. |
Kepesertaan dan Konfirmasi Pembayaran:
Maria Lelyana (Kepesertaan)
Telp: 0274-549425 / 082134116190
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Diselenggarakan oleh:Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Bekerjasama dengan IDRC Canada
JADWAL PEMBELAJARAN MODUL KEBIJAKAN MEDIK
|
This course is an annual event of the Asia Pacific Network for Capacity Building in Health System Strengthening (ANHSS), hosted by the Center for Health Policy and Management, Universitas Gadjah Mada.
The course is delivered through a series of webinar, conducted every Wednesday at 09.00 (UTC+7). To join/participate in the live webinar, participants must register and pay registration fee. Payment is done once for the whole webinar series (11 webinars). Registered participants can also access video/recording of the past webinar.
This Session will set the background for the whole course. There will be two topics, and each will provide the context for the importance of engaging private sector while working towards achieving national health goals. The first speaker will highlight the challenges for health system in achieving universal health coverage and identifying gaps in capacity. The second speaker will introduce the concept of integrated care, why and how it is becoming more important in Asia-Pacific region.
Time |
Agenda |
Speakers |
08.50 – 09.00 |
Opening |
Prof. Laksono Trisnantoro |
09.00 – 09.40 |
Challenges for Health System in Achieving Universal Health Coverage: lesson learned from around the world |
Somil Nagpal - World Bank |
09.40 – 10.00 |
Discussion |
Moderator |
10.00 – 10.40 |
Introduction to Integrated Health care, Challenges and Approaches in Asia-Pacific |
Prof. Eng Kiong Yeoh |
10.40 - 11.00 |
Discussions |
Moderator |
11.00 - 11.05 |
Closing and promote Webinar 2 |
Moderator |
Kerangka Acuan Kegiatan Zoom Meeting
7 Juni 2021
Bencana nasional non alam yang disebabkan oleh Corona Virus Disease (COVID-19) berdampak terhadap ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat secara luas. Pemerintah telah menetapkan bencana non alam ini sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional. Bencana ini menjadi suatu tantangan yang besar bagi program gizi, khususnya terkait penanganan balita stunting di Indonesia.
Pada masa awal pandemi, Kementerian Kesehatan bersama UNICEF melakukan kajian cepat dampak pandemi terhadap pelayanan gizi dan kesehatan masyarakat. Diketahui dari 4.798 puskesmas terdapat 83,6% puskesmas menyatakan terjadi penurunan kunjungan pasien. Selain itu hampir setengah dari puskesmas (43,5%) tidak melaksanakan pelayanan balita di posyandu selama masa COVID-19. Pada masa krisis seperti ini, respon cepat pemerintah sangat diperlukan untuk memastikan pelayanan gizi esensial tidak berhenti. Salah satu kesempatan yang kita miliki adalah melalui pemanfaatan data rutin kesehatan.
Pada tahun 2020, upaya kolaboratif yang melibatkan pemerintah dan akademisi telah melakukan kajian monitoring dan evaluasi (monev) pemulihan program gizi untuk percepatan penurunan angka stunting dari dampak pandemi COVID-19. Dalam kegiatan ini, perguruan tinggi berpedan sebagai konsultan atau pendamping bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dari 260 lokus stunting dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi berbasis elektronik.
Dalam e-Monev yang sudah dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2020, terdapat 6 indikator program gizi yang dianalisis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan pendamping dari perguruan tinggi mitra. Keenam indikator tersebut adalah cakupan penimbangan balita di posyandu, cakupan suplementasi vitamin A, cakupan PMT balita, cakupan ASI eksklusif, serta didukung oleh indikator pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) dan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA). Berdasarkan jumlah indikator yang terdampak selama pandemi COVID-19 inilah dapat dikategorikan apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota termasuk dalam wilayah yang terdampak ringan, sedang atau berat. Pemetaan daerah ini dapat dilihat di dalam website e-Monev https://jpg-indonesia.net/upaya-perbaikan-gizi-masyarakat-dalam-rangka-pemulihan-pelayanan-gizi-dari-dampak-pandemi-covid-19/ dan Dashboard PulihCovid19 Gizi https://pkmk-ugm.shinyapps.io/PulihCovidGizi/_w_d1c63dd6/.
Hasil kegiatan e-Monev tersebut dipacu untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah, khususnya yang diwakili oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Provinsi. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berhasil melaksanakan analisis kebijakan dan menyusun rencana pemulihan program dalam bentuk policy brief.
Mempertimbangkan hasil yang diperoleh, perlu dilakukan sosialisasi kepada berbagai pihak termasuk kepada mahasiswa, akademisi, praktisi, pemerintah, maupun pihak-pihak lain yang terlibat dan tertarik dengan isu penanganan stunting di Indonesia. Kegiatan ini sangat penting dilaksanakan pertama untuk memacu pemanfaatan data rutin kesehatan di Indonesia, kedua menyampaikan hasil kegiatan e-Monev dampak pandemi yang dilaksanakan secara nasional di seluruh wilayah lokus stunting tahun 2020, dan ketiga untuk menjaring aspirasi dari peserta yang bermanfaat mendukung upaya kolaborasi penanganan stunting di Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan untuk
Kegiatan ini akan dilaksanakan melalui zoom meeting pada:
Hari : Senin, 7 Juni 2021
Pukul : 09.00 – 11.30 WIB
dengan rincian sebagai berikut:
Waktu (WIB) | Durasi | Materi | Pembicara |
09.00-09.03 | 3’ | Pembukaan | Moderator |
09.03-09.08 | 5’ | Pengantar | Dr. Siti Helmyati, DCN, M.Kes |
09.08-09.33 | 25’ |
Sesi I Pemanfaatan Data Rutin untuk Pemantauan Program Gizi di Indonesia |
Lely Lusmilasari, PhD |
09.33-09.58 | 25’ |
Sesi II Data Rutin Kesehatan di Tingkat Nasional dan Peluang Pemanfaatannya |
Mutiara Tirta PLK, PhD |
09.58-10.23 | 25’ |
Sesi III Pentingnya Monitoring dan Evaluasi Program Gizi: Pemanfaatan Data Rutin |
dr. Tiara Marthias, MPH, Ph.D |
10.23-10.48 | 15’ |
Sesi IV Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Program Gizi: Hasil e-Monev Gizi 2020 |
Dr. Siti Helmyati, DCN, M.Kes
|
10’ | Pengenalan dashboard PulihCOVID19 Gizi | Insan Rekso Adiwibowo, M.Sc | |
10.48-11.18 | 30’ | Diskusi | Moderator |
11.18-11.23 | 5’ | Kesimpulan | Dr. Siti Helmyati, DCN, M.Kes |
11.23-11.26 | 3’ | Penutup | Moderator |
*Perubahan atau penambahan pembicara eksternal dimungkinkan
Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Whatsapp Messenger: 0812-7271-6317 (Erri) atau 0857-4003-9809 (Maria)
Kerangka Acuan Kegiatan
Senin, 7 Juni 2021 • Pukul 13.00 – 15.00 WIB
diselenggarakan oleh
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK), FK-KMK UGM
Bencana nasional non alam yang disebabkan oleh Coronavirus Disease (COVID-19) berdampak terhadap ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat secara luas. Pemerintah telah menetapkan bencana non alam ini sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional. Dalam situasi normal, kesehatan ibu-anak (KIA) dan KB di Indonesia masih menjadi tantangan besar dan diperberat dengan adanya COVID-19 mengingat adanya batasan dalam hal akses dan kualitas layanan. Sehingga dikhawatirkan, adanya peningkatan morbiditas dan mortalitas Ibu dan anak dan penurunan cakupan pelayanan KIA dan KB.
Pada masa pandemic COVID 19, pelayanan KIA dan KB mengalami dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsung berupa banyaknya ibu hamil yang terkonfirmasi COVID-19. Sedangkan dampak tidak langsung berupa terganggunya pelayanan KIA di fasilitas pelayanan kesehatan karena terbatasnya tenaga kesehatan, pembatasan aktivitas masyarakat dan tutupnya fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan suatu kegiatan untuk melakukan analisis dampak pandemic COVID-19 terhadap layanan KIA dan KB untuk menyusun rekomendasi yang sesuai di era pandemic. Pemanfaatan data rutin sebagai dasar penyusunan rekomendasi merupakan hal yang penting untuk mendorong upaya pemulihan pelayanan KIA dan KB. Data rutin dinilai memiliki kelebihan untuk dimanfaatkan terlebih lagi di masa pandemic yang mengharuskan masyarakat untuk membatasi aktivitas. Data rutin yang dapat dimanfaatkan untuk dianalisis meliputi data Komdat. Data Komdat berisi tentang cakupan pelayanan KIA di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas.
Berawal dari kebutuhan di atas, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM mengadakan pertemuan secara daring dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini (terlampir). Pertemuan ini akan bersama-sama membahas pengenalan data rutin dan pemanfaatan data untuk upaya pemulihan pelayanan KIA dan KB dari dampak pandemi COVID-19.
Kegiatan ini bertujuan untuk
Insan Rekso Adiwibowo, M.Sc.
Mitra Universitas
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
hari : Senin, 7 Juni 2021
pukul : 13.00 – 15.00 WIB
dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Waktu | Menit | Materi | |
13.00 – 13.05 | 5’ | Pembukaan | moderator |
13.05 – 13.50 | 45’ | Pengenalan data rutin komdat | Insan Rekso Adiwibowo, M.Sc. |
13.50 – 14.30 | 40’ | Pemanfaatan data rutin untuk penyusunan rekomendasi upaya pemulihan | |
14.30 – 14.55 | 20’ | Diskusi | |
14.55 – 15.00 | 5’ | Penutup |
Widy Hidayah |
|