Penyusunan Bentuk Hukum
Pengelola Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia

dan

Pembahasan Policy Brief dan pengembangannya
untuk dua topic prioritas:

BPJS dan KIA

10 dan 11 Desember di Jakarta

llap1lap2bpjslap2kia

Pengantar

Pada bulan September 2012 telah berlangsung pertemuan besar Jaringan Kebijakan Kesehatan III di Surabaya dengan topik BPJS dan KIA. Pertanyaan Kritis mengenai pertemuan kebijakan kesehatan ini: Apakah pertemuan ini bisa langsung merubah kebijakan? Jawabannya adalah tentu tidak mungkin langsung merubah, apalagi tidak semua pengambil kebijakan datang.

Dalam hal ini perlu follow-up yang focus pada aspek-aspek kebijakan. Dibutuhkan detailing kebijakan dimana dilakukan advokasi kebijakan secara terus menerus dan sistematis seperti apa yang dilakukan oleh detailer-obat. Dalam detailing kebijakan ini diharapkan proses advokasi kebijakan ini dilakukan secara sistematis dengan berfokus pada topic-topik prioritas. Tema di Surabaya berfokus pada kebijakan KIA dan BPJS.

Isu lain adalah pengembangan infrastruktur Jaringan. Pengembangan infrastruktur sangat penting karena kegiatan advokasi kebijakan oleh kelompok-kelompok focus ini dapat didukung oleh Jaringan dengan berbagai cara antara lain:

  • Meningkatkan kemampuan advokasi (akan dilakukan di web dan tatap muka);
  • Melakukan publikasi di website;
  • Menyusun policy brief dan mengarahkan ke target pengambil kebijakan,
  • Penulisan Artikel di Jurnal mass-media, dan
  • Melakukan dukungan untuk penelitian kebijakan kesehatan.

Fungsi Jaringan yang sangat strategis ini perlu didukung dengan bentuk hukum yang pasti. Untuk itu maka diperlukan kegiatan pasca Surabaya berupa Pertemuan dua hari di Yogyakarta dengan tujuan:

  1. Pemaparan Policy Brief
  2. Pembahasan Policy Brief dan
  3. Penguatan tata kelola Jaringan oleh tim kecil yang tersusun atas sekitar 20 orang peneliti/dosen di kesehatan masyarakat dan kedokteran.

 

Tujuan:
 

  1. Merumuskan bentuk hukum Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia.
  2. Merumuskan Policy Brief di dalam KIA dan SJSN dan rencana penggunaannya.
  3. Menyusun Plan of Action untuk advokasi kebijakan KIA dan SJSN

Jadwal Kegiatan : Senin – Selasa, 10 – 11 Desember 2012

Senin, 10 Desember 2012

Pukul

Agenda

Keterangan

12.00 – 13.00

Makan Siang

 

13.30 – 15.00

Pembukaan dan Mengapa Networking

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

15.00 – 15.30

Coffee Break

15.30 – 17.00

Membahas Bentuk Hukum Jaringan

17.00 – 19.30

ISHOMA

19.30 – 21.00

Membahas Policy Brief dan Sistem Komunikasi Elektroniknya

Selasa, 11 Desember 2012

08.30 – 16.00

KELOMPOK BPJS

KELOMPOK KIA

 

Daftar Undangan:

Hari 1 dan Hari 2 :

  1. Kelompok dosen FK
    1. Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D (UGM)
    2. Prof. dr. Bhisma Murti, MPH (UNS)
    3. Prof. Dr. dr. Endang Basuki, MPH (UI)
    4. dr. Subur Prayitno, MS (UNAIR)
    5. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D (UGM)
    6. Dr. dr. Deni Sunjaya, DES (Unpad)
    7. dr. Felix Kasim, MPH (Universitas Maranatha)
    8. dr. Rahmad Bachtiar, M.Kes (Universitas Mulawarman)
    9. dr. Ketut Suardjana (Universitas Udayana)
    10. Prof. Dr. dr. Charles Suryadi, MPH (Universitas Atmajaya)
       
  2. Kelompok dosen FKM
    1. Prof. dr. Ascobat Gani, MPH (UI)
    2. Prof. Dr. dr. H. Alimin Maidin, MPH (UNHAS)
    3. Dra. Tinny Nurul Rochmah, Ec., M.Kes (UNAIR)
    4. Dr. drg. Nyoman Anita Damayanti, M.Kes (UNAIR)
    5. Dra. Chriswardani Suryaningtyas, M.Kes (UNDIP)
    6. Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS (UI)
    7. Dr. Drs. Surya Utama, MS (USU)
    8. Dr. dr. Grace Kandau, M.Kes (UNSRAT)
    9. Dwijo Susilo, SE, MPH (UMJ)
    10. Tadeus Andreas Laga Regaletha (UNDANA)
       
  3. Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI
    1. Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI
    2. Dr. Soewarta Kosen, MPH
       
  4. AusAid

 

Hari Kedua :

Konsorsium KIA oleh Kementerian Kesehatan

 

Jumat, 27 April || Sabtu 28 April 

Jalannya kegiatan Hari II 

 

Waktu

Materi

Pembicara

08.00 – 08.30

Root Cause Analysis :

Mengapa Terjadi Kematian Ibu di daerah masing-masing 
(membahas dan menganalisis penyebab kematian ibu dan bagaimana peran dan leadership pengelola KIA)

dr. Ova Emilia, Sp.OG (K), Ph.D

08.30 – 10.00

Diskusi Kasus dalam Kelompok:

(mendiskusikan masalah yang timbul dengan paradigma pembelajaran dan kepemimpinan sesuai masalah yang ada di daerah peserta)

dr. Ova Emilia, Sp.OG(K), Ph.D

10.00 – 10.20

Istirahat

10.20 – 13.00

Presentasi Pleno :

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kepada 3 pembahas

(menilai sejauh mana peserta dapat mengaplikasikan paradigman pembelajaran dan kepemimpinan dalam mengatasi masalah di daerahnya dan akan dibahas dari aspek teoritis dan empiris oleh pembahas)

Presentasi Kelompok I

Presentasi Kelompok II

Presentasi Kelompok III

Presentasi Kelompok IV

Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH

Dr. R. Soerjo Harijono, DRTM&B(Ch), Sp.OG(K)

Prof. dr. Moh. Hakimi, Ph.D, Sp.OG(K)

13.00 – 13.30

ISHOMA

13.30 – 14.30

Pembuatan PoA

(peserta diharapkan dapat membuat PoA untuk menghadapi masalah KIA di daerahnya)

dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes., Sp.OG(K)

dr. Siti Noor Zaenab, M.Kes

dr. Ova Emilia, Sp.OG(K), Ph.D

14.30 – 15.00

Presentasi PoA

(PoA yang telah dibuat diharapkan dapat dilaksanakan di daerah peserta dan di evaluasikan pada pertemuan selanjutnnya)

Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes., Sp.OG(K)

dr. Siti Noor Zaenab, M.Kes

dr. Ova Emilia, Sp.OG(K), Ph.D

15.00 – 16.00

Pembahasan PoA

Kegiatan Penyuluhan kesehatan pada Nakes dan Toma di RS Seribuide 

dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes., Sp.OG(K)

dr. Siti Noor Zaenab, M.Kes

dr. Ova Emilia, Sp.OG(K), Ph.D

15.00 – 16.00

Penutupan

Prof. dr. Moh. Hakimi, Ph.D, Sp.OG(K)

 

 

 

 

Kongres Nasional ke 14 Jaringan Epidemiologi Nasional
Epidemiologi Sosial dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan Primer

Kusuma Sahid Prince Hotel Solo, 6-8 november 2012 

Laporan Hari I  Laporan Hari II Laporan Hari III

Laporan Hari ketiga Konas JEN ke-14 

jenihari3Talk Show Epidemiologi Sosial (8/11/12)Hari terakhir pelaksanaan Konas JEN ke-14 diisi dengan Talkshow serta penyajian makalah bebas dan poster. Talkshow berupa diskusi panel dengan narasumber Prof. dr. Charles Suryadi, MPH, Ph.D, dr. Siti Pariani, MS, M.Sc., Ph.D, Prof. Michael Dibley, MD, MPH, Ph.D, Prof. dr. Budi Utomo, MA, Ph. D, dr. RM Nugroho Abikusno, M.Sc, Ph.D serta dimoderatori oleh Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, M.Sc, Ph.D. Tiga topik diskusi yang diangkat adalah Epidemiologi Sosial, Pelayanan Kesehatan Primer, dan Beyond the Health Sector. Sejalan dengan tema kongres, diharapkan pula melalui diskusi panel ini praktisi/epidemiolog mampu menggunakan epidemiologi sosial untuk mendukung pelayanan kesehatan primer.

Salah satu narasumber, Prof. dr. Budi Utomo, MA, Ph. D, menyampaikan dalam pendapatnya bahwa perlu untuk memahami masalah secara komprehensif (dari berbagai sudut) dan mencari solusi/intervensi yang fokus/strategik, dapat mereduksi/mengeliminir masalah tetapi dalam waktu sama harus praktikal. Hal ini membawa konsekuensi akan adanya pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Diharapkan solusi/intervensi yang dipilih adalah yang cenderung memberikan kemanfaatan publik yang lebih besar.

Menjawab pertanyaan "Pada level apa intervensi sebaiknya ditujukan, level mikroskopik (gen, molekul, sel), individu (mikro), keluarga/komunitas/masyarakat (meso), struktural/kebijakan (makro/kontekstual)?". Diskusi menjawab bahwa semua level berpengaruh namun perlu adanya penekanan tergantung level mana yang lebih berpengaruh dan hal ini bergantung pada masing-masing keadaan yang dihadapi, bergantung pada masing-masing penyakit, dipengaruhi oleh cultural nationalistic (sosial dan budaya), dengan tetap mempertimbangkan kemanfaatan publik yang lebih besar.

Intervensi/programming diartikan sebagai proses membuat perubahan (secara tidak linier, dimodifikasi oleh berbagai faktor) yang dipengaruhi oleh kapasitas pihak pelaksana intervensi beserta masyarakatnya. Penting untuk membangun pertanyaan intervensi/pertanyaan analisis secara tepat sehingga mampu memandu penentuan level mana yang paling strategis. Intervensi tersebut terorganisir dan melibatkan banyak orang sehingga diperlukan acuan agar dapat dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat. Diperlukan teori dan metode mengatasi masalah sesuai konteks yang ada masing-masing tempat. Hal yang penting pula, setiap solusi/intervensi memerlukan adanya jaminan mutu (quality assurance) untuk memastikan apakah solusi/intervensi tersebut dilaksanakan sesuai yang direncanakan. Seluruh diskusi dalam Talkshow ini diharapkan mampu menambah nuansa epidemiologi sosial yang ada di Indonesia.

Dalam sesi selanjutnya, terdapat 63 makalah bebas yang disajikan. Presentasi dengan tema umum Studi Epidemiologi Sosial Mendukung Pelayanan Kesehatan Primer ini dilaksanakan dalam 5 kelas paralel dengan area: Pelayanan Kesehatan Ibu (KB, Asuhan Antenatal, Bersalin, Perawatan Nifas, dll), Pelayanan Kesehatan Anak (Perawatan Neonatal, Imunisasi, Gizi, ASI, Pneumonia, TB, HIV&AIDS, dan penyakit infeksi lain), Pelayanan Kesehatan Remaja (IMS, HIV&AIDS, Rokok dan Narkoba, Trauma Kecelakaan Lalu Lintas, dll), Pelayanan Kesehatan Kelanjutusiaan (Penyakit Degeneratif, Gizi, Trauma, dll) dan Kesehatan Tradiosional, serta Pelayanan kesehatan bencana dan kegawatdaruratan. (Rosa)