12 Apr2022
Posted in Arsip Pengantar
Kekebalan di tingkat populasi dapat menjadi dasar rencana pengendalian berkelanjutan, dimana proses terbentuknya dapat melalui vaksinasi, infeksi alamiah, ataupun keduanya. Dengan mengetahui kekebalan di populasi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan wilayah dapat menjadi basis kebijakan untuk program vaksinasi yang akan datang. Survei serologi ini dilakukan bertujuan untuk melihat estimasi proporsi orang di populasi yang memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2, berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, pernah tediagnoasa COVID-19 dan status vaksinasi. Selian itu, survei dilakukan untuk mempelajari distribusi kadar antibodi berdasarkan riwayat infeksi dan vaksinasi. Populasi penelitian adalah penduduk Indonesia dengan usia 1 tahun ke atas, secara acak terpilih 20 penduduk sebagai sampel utama dan 60 sebagai sampel cadangan di setiap desa/kelurahan, dengan total terkumpul 9.563 dari 514 desa di kawasan aglomerasi dan 11.059 dari 580 desa di kawasan non-aglomerasi.
Hasilnya, mayoritas penduduk Indonesia memiliki antibodi SARS-CoV-2 baik dari riwayat pernah terdeteksi dan/atau vaksinasi. Proporsi penduduk yang memiliki antibodi SARS-CoV-2 pada yang mengaku belum pernah terdeteksi dan belum divaksinasi sudah tinggi (74%, 95% CI 71.7 – 76.0%). Proporsi penduduk yang sudah divaksinasi memiliki kadar antibodi >1000 U/ml tiga kali lebih tinggi dibandingkan yang belum vaksinasi (13.1%). Tingkat penularan COVID-19 di Indonesia sudah merata di wilayah aglomerasi dan non-aglomerasi, Jawa - Bali dan luar Jawa - Bali dan kelompok usia. Selanjutnya, diperlukan sero-survey secara berkala untuk mengukur perubahan pada kadar antibodi; mengingat kadar antibodi dapat menurun atau meningkat.
selengkapnya