Bedah Buku “Analisis Kebijakan Kesehatan,  Prinsip, dan Aplikasi”

Ruang RE 301 Gedung IKM Sayap Utara Lt. 3 FKKMK UGM
20 Juli 2018

  Pengantar

Buku “Analisis Kebijakan Kesehatan, Prinsip dan Aplikasi” ditulis oleh Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS dan diterbitkan oleh RajaGrafindo Persada pada 2018. Buku ini berusaha menjawab tingginya kebutuhan akan analisis kebijakan sebagai instrumen penting dalam proses pengembangan kebijakan. Tidak hanya menjelaskan prinsip, konsep, dan kerangka berpikir dalam menganalisis kebijakan; buku ini dilengkapi gambaran telaah kebijakan dalam tatanan praktis. Berbagai studi kasus dijabarkan sebagai ilustrasi peran analisis kebijakan terhadap pengembangan kebijakan kesehatan di Indonesia. Adapun topik-topik pembahasan utama buku ini antara lain: analisis kebijakan yang krusial pada setiap tahap siklus pengembangan kebijakan dan rekomendasi hasil analisis kebijakan, analisis para stakeholders yang terlibat dalam interaksi pelaksanaan kebijakan, Policy Environment Score dan Health Impact Assessment, serta Policy Brief dalam penyampaian rekomendasi dalam tataran koalisi advokasi.

Untuk membahas berbagai topik dalam buku ini, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (Departemen HPM) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan bedah buku “Analisis Kebijakan Kesehatan, Prinsip dan Aplikasi”. Buku ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti, demi derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih baik

  Tujuan

  1. Membahas buku “Analisis Kebijakan Kesehatan, Prinsip dan Aplikasi”
  2. Mendiskusikan berbagai tantangan yang akan dihadapi Analis Kebijakan Kesehatan di Indonesia

  Waktu dan Tempat

Hari, Tanggal : Jumat, 20 Juli 2018
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB

  Peserta

  1. Dosen, konsultan, dan peneliti di FKKMK UGM
  2. Mahasiswa S2 dan S3 di FKKMK UGM
  3. Peserta blended learning “Analis Kebijakan” angkatan 1
  4. Akademisi, praktisi, dan peneliti di Indonesia
  5. Anggota Community of Practice

Agenda

Waktu

Materi

Pembicara

09.00-09.10

Pembukaan

Moderator

09.10-09.25

Overview buku “Analisis Kebijakan Kesehatan, Prinsip dan Aplikasi”

Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS

materi

09.25-09.40

Pembahasan

Prof. dr. Laksono Trisnantoro,
 M.Sc., Ph.D

09.40-10.05

Diskusi

Narasumber/ Pembahas

10.05-10.20

Peran dan Tantangan Analis Kebijakan di Indonesia

·         Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS

·         Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

10.20-10.50

Diskusi

Narasumber/ Pembahas

10.50-11.00

Penutup

Moderator

Video webinar   reportase

Contact Person

Untuk informasi lebih lanjut, Bapak/Ibu dapat menghubungi:
Maria Adelheid Lelyana
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
mobile phone: 081329760006
Telp/Fax (hunting) (+62274) 549425

 

 

Closing Ceremony

Oleh: Prof. Dato Dr Syed Mohammed Aljunid

Sebagai direktur dari International Centre for Casemix and Clinical Coding of UKM, Prof Aljunid diberikan amanah untuk menutup kegiatan Post Graduate Forum (PGF) ke-12 ini. Aljunid menilai bahwa beberapa hal menarik muncul selama pelaksanaan PGF dengan berbagi ilmu terkait dengan isu Big Data dan pemanfaatannya. Harapan dari kegiatan ini adalah dengan penguatan isu yang berlangsung terus-menerus melalui pertemuan para peserta di dalam forum ini.

Terima kasih juga disampaikan oleh Prof Aljunid atas kehadiran para peserta antar bangsa. Bukan hanya dari Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia, maupun Thailand. Tetapi partisipan dari China hingga Afrika turut hadir dalam forum ini.

Pada akhir acara, Dr dr Andreasta Meliala sebagai direktur PKMK dan delegasi dari Universitas Gadjah Mada diberikan kesempatan untuk mengenalkan tuan rumah PGF ke-13 berikutnya yang akan dilangsungkan di Yogyakarta, Indonesia. Pengenalan ini disampaikan melalui video pendek yang disambut tepuk tangan oleh seluruh peserta PGF di akhir kegiatan tersebut.

Reportase: Faisal Mansur

Reportase Terkait:

 

Panel Discussion: Using Big Data for Health: Are developing countries prepared?

pandesc

Prof Supasit Pannarunothai, PhD merupakan perwakilan dari University of Prince Songkla, menyampaikan bahwa Thailand telah berhasil melakukan pengelolaan dan penguatan pada data Asuransi DRG untuk pasien rawat inap dan data recall pasien. Thailand mempunyai berbagai syarat untuk melakukan penginputan data kesehatan. Thailand juga melakukan ekspansi data untuk mendapatkan berbagai pandangan dari berbagai sektor. Contohnya, dengan melakukan penelitian untuk mengekloprasi data terkait penyakit diabetes. Big Data untuk penyakit tersebut sudah tersedia, dan memerlukan analis data yang tepat oleh petugas khusus di Thailand. Thailand melakukan eksplorasi terhadap data dari skema Big Data, contohnya skema asuransi kesehatan.

Penelitian dikembangan pada anak-anak dengan disabilitas, karena diyakini bahwa anak-anak memerlukan kebutuhan khusus. Dalam hal ini, Thailand bukan hanya melakukan penelitian namun juga telah berhasil melakukan advokasi terhadap pemerintah dalam penguatan fungsi layanan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk menggali hubungan perkembangan anak dengan disabilitas dan kesejahteraan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan disabilitas berhubungan dengan kemiskinan keluarga.

Prof dr Laksono Trisnantoro merupakan perwakilan dari Universitas Gadjah Mada, menyampaikan pertanyaan tentang bagaimana menentukan apa itu “Big Data”. Terdapat tiga jenis Big Data yakni; pengunaan data untuk komersial yaitu penggunaan data untuk tujuan mencari keuntungan yang biasanya berkaitan dengan perusahaan, contohnya data penggunan ojek online. Kedua, data yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan dan kementerian lainnya yang dapat diakses, contohnya survey demografi keluarga yang dilaksanakan secara rutin. Ketiga, data klaim dari BPJS Kesehatan memiliki lebih dari 1 juta data transaksi, namun data tersebut tidak mudah diakses.
BPJS kesehatan belum memiliki hubungan yang erat dengan Kementerian Kesehatan dalam hal penggunaan Big Data tersebut.

Sebenarnya, data klaim tersebut dapat digunakan untuk melihat trend kasus dan juga keadilan sosial dalam paket manfaat yang diterima setiap orang di Indonesia. Misalnya, Yogyakarta memiliki lebih dari 13 rumah sakit dengan fasilitas Hemodialisa (cuci darah), namun ketika jika melihat daerah Maluku hanya memiliki satu rumah sakit dengan layanan Hemodialisa. Klaim Big Data tersebut juga dapat digunakan untuk menentukan program promosi kesehatan yang tepat, contoh untuk isu degeneratif di setiap daerah memerlukan intervensi yang berbeda.

Prof dr Sharifa Ezat merupakan perwakilan dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), menyampaikan bahwa pertanyaan yang sedang dihadapi oleh Malaysia adalah kepemilikan data kesehatan. Ketika peneliti dari universitas melakukan penelitian di fasilitas kesehatan, kadang-kadang mereka mengklaim data tersebut merupakan milik universitas. Fasilitas kesehatan juga melakukan klaim ataupun ingin diklaim berkontribusi terhadap data penelitian. Fasilitas kesehatan menginginkan ‘kredit’ ketika terdapat publikasi atau hasil penelitian lainnya.

Di sisi lain, UKM yang membuat penelitian akan menemui beberapa kendala, yaitu mahalnya biaya operasional kesehatan misalnya untuk membayar enumerator. Kendala lain yang ditemui adalah data dari private clinic/ klinik swasta tidak dapat diakses oleh publik. Setiap fasilitas kesehatan melakukan penilaian terhadap proposal penelitian yang akan dilakukan, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama. Pasien juga merasa menjadi aktor yang berhak untuk mengklaim kepemilikan data, namun mereka menyadari atau tidak ketika mereka mengakses layanan kesehatan, mereka menyetujui informed consent terlebih dahulu. UKM menyesuaikan Big Data Diagnostic Related Group (DRG) dengan beberapa data sheet sehingga data yang akan diperoleh lebih kompleks dari sisi output maupun outcome.

Reporter: Relmbuss Biljers Fanda (PKMK UGM)

Reportase Terkait:

 

Free Paper Presentation (Room 2)

Kuala Lumpur - Hari kedua pelaksanaan 12th postgraduate forum kebijakan dan sistem kesehatan dilanjutkan dengan sesi oral presentation sesi 2 pada 3 Juli 2018. Sesi ini dibagi menjadi 2 ruangan dengan presenter terdiri dari peneliti UGM, Prince of Songkla University Thailand, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universitas Mulawarman dan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Sesi 2 yang diadakan di Lecture Hall 1 UKM Malaysia ini disampaikan oleh 7 presenter. Presenter UKM Malaysia terdiri dari Siti Athirah Zafirah dan Izzah Syazwani Ahmad. Selain itu, Jiraluck Nontarak mewakili Prince of Songla University Thailand. Kemudian disusul sejumlah nama yaitu Reimbuss Biljers Fanda , Nurlienda Hasanah dan Monica Dara Delia Suja mewakili Universitas Gadjah mada. Sedangkan perwakilan Universitas Mulawarman diwakili oleh Krispinus Duma. Presenter oral menyampaikan penelitiannya selama 10 menit dihadapan peserta konferens dan tim penilai.

stPresenter pertama disampaikan oleh Siti Athirah Zafirah (UKM Malaysia) dengan topik kualitas implementasi clinical coding di rumah sakit tersier Malaysia. Zafirah memaparkan kompleksitas petugas kesehatan di level FKTL dalam menerapkan sistem coding. Penelitian dengan metode potong lintang ini menyimpulkan kualitas sistem coding masih membutuhkan upaya peningkatan kualitas dokumentasi. Peserta presentasi oral yang kedua disampaikan oleh Relmbuss Biljers Fanda (UGM) dengan judul “Bagaimana tingkat kehadiran tenaga kesehatan di Indonesia dipengaruhi oleh sistem insentif”. Studi implementasi ini dilaksanakan di 5 Kota/Kabupaten di Indonesia (Jakarta Timur, Jember, Tapanuli Selatan, Jayapura dan Jayawijaya). Penelitian oleh PKMK FKKMK UGM ini menggarisbawahi benefit finansial pada tingkat kehadiran tidak memiliki efek signifikan dalam upaya peningkatan performa tenaga kesehatan.

jiraPemaparan hasil penelitian selanjutnya disampaikan oleh Jiraluck, Nurlienda dan Izza Syazwani. Jiraluck Nontarak yang merupakan peneliti pada Health System Research Institute dari Universitas Prince of Songkla Thailand melakukan penelitian survey dengan topik expected years of life lost pada konsumsi alkohol. Penelitian ini menggunakan data National Health Examination Survey periode 2003-2004. Pemaparan penelitian ini menyimpulkan angka kematian yang disebabkan oleh konsumsi alkohol adalah 10.2/1000 orang per tahun. Selain itu penelitian data sekunder ini menjelaskan dengan rinci bahwa heavy drinker meningkatkan resiko kematian dengan faktor penyebab kecelakaan, kanker dan penyakit kardiovaskular. Presentasi selanjutnya disampaikan oleh Nurlienda Hasanah yang mewakili UGM. Nurlienda menyampaikan penelitian dengan judul “Policy and Programmes on Infant and Young Child Feeding in Emergency In Indonesia”. Penelitian tersebut menyimpulkan terdapat ketimpangan antara kebijakan dan program implementasi pada program IYCF yang bertujuan untuk menekan angka malnutrisi pada bayi dan balita. Studi ini menggarisbawahi aspek kerja sama lintas sektoral sangat dibutuhkan dalam implementasi program yang ideal. Setelah itu, Izzah Syazwani (Universiti Kebangsaan Malaysia) menjelaskan topik ketergantungan electronic cigarette dan nikotin pada mahasiswa di Malaysia. Penelitian ini menjelaskan ketergantungan pada nikotin dan e-cigarette tidak berkorelasi dengan jenis kelamin, status pernikahan, pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan penyakit penyerta. Studi ini menunjukkan pengguna e-cigarette memiliki angka ketergantungan yang rendah dalam tingkat konsumsi nikotin.

Kegiatan presentasi oral selanjutnya disampaikan oleh Krispinus Duma (Universitas Mulawarman) dan Monica Dara Delia Suja (Universitas Gadjah Mada). Krispinus memaparkan penelitiannya tentang studi penggunaan data Riset Kesehatan Dasar (2007 & 2013) dan Program Pembinaan Pos Terpadu (Posbindu) untuk program pencegahan dan kontrol penyakit tidak menular (PTM) di level universitas di wilayah Kalimantan Timur. Kesimpulan penelitian ini yakni program Posbindu memiliki efek positif terhadap program pencegahan dan kontrol penyakit diabetes, hipertensi dan stroke. Presentasi ini dilanjutkan dengan pemaparan oleh Monica dengan topik efektivitas program kunjungan antenatal pada populasi perkotaan di Indonesia. Studi ini mengkaji hubungan antara kunjungan antenatal pada program pemberian ASI eksklusif di wilayah perkotaan dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) ke 5. Studi data sekunder ini memberikan kesimpulan program kunjungan antenatal oleh tenaga kesehatan belum memiliki implikasi maksimal pada sub program pemberian ASI eksklusif pada populasi di perkotaan di Indonesia.

Reporter : Nopryan Ekadinata (PKMK UGM)

Reportase Terkait:

 

Free Paper (Oral) Presentation

Room 1

ftday2

Setelah sesi pleno hari kedua membahas mengenai tantangan dalam mengelola Big Data pada pelayanan kesehatan, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi oral yang terbagi menjadi 2 ruangan. Kamal Kasra adalah penyaji presentasi oral dari International Centre for Casemix and Clinical Coding (ITTC) UKM yang pertama menyampaikan hasil penelitiannya di ruangan Auditoriumhari ini. Kamal menjelaskan bahwa terjadi perbaikan pengelolaan rekam medis dan penurunan angka komplikasi di rumah sakit nasional s troke di Sumatera Barat sebagai efek dari implementasi INA-CBG.

Hal ini menjadi perhatian karena pembiayaan kesehatan semakin meningkat dari tahun ke tahun, di lain sisi masih perlunya perbaikan kualitas pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah implementasi program JKN. Beberapa informasi yang semakin baik pencatatannya, meliputi : length of stay (LOS), discharge, umur, dan diagnosa utama. Walaupun demikian, partisipan dari Malaysia ini juga tetap menekankan pentingnya monitoring atas pelaksanaan INA-CBG di Indonesia karena masih ditemukan indikasi adanya ketidakpatuhan tenaga kesehatan dalam melengkapi rekam medis sesuai standar yang telah ditentukan.

Penyaji kedua adalah Atina Husnayain dari FKKMK UGM. Di awal sesi, Atina menjelaskan data dunia digital saat ini sangat penting dan dapat dioptimalkan untuk monitoring dan evaluasi beberapa aspek di bidang kesehatan. Google Trend adalah salah satu fitur yang seringkali digunakan, namun menurut Atina perlu penilaian vadilitas dari google trend. Salah satu studi kasus yang dicontohkan oleh Atina adalah monitoring epidemiologi penyakit DBD di Indonesia. Dari studi tersebut, Atina meyakinkan audiens bahwa data Google Trend membantu dalam mitigasi kejadian luar biasa, Google Trend juga dapat digunakan untuk mengevaluasi NCD maupun non-NCD, baik di tingkat nasional maupun sub nasional. Menurut Atina, adanya info tambahan terkait perilaku masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan akan sangat mendukung sistem surveilans di Indonesia, terlebih membudayakan aktor/ stakeholder di setiap daerah untuk senantiasa mempublikasikan informasi terkait kesehatan di daerah masing-masing pada sosial media

Berbeda dengan metodologi dari penyaji sebelumnya, Mayada Faisal Nabih dari ITCC UKM Malaysia memilih studi kohort dalam menganalisis Big Data untuk mengevaluasi outcome terpilih yang terkait dengan kombinasi terapi ARV. Menurut Mayada, beberapa faktor yang turut andil di Yamen meliputi ketersediaan supply side, akses, dan sosial budaya. Kombinasi terapi (cART) yang ditegaskan oleh Mayada dinilai semakin efektif dalam pemberian pelayanan kesehatan setiap tahunnya. Meskipun demikian, Mayada tetap memberi garis bawah pentingnya peran mobilisasi sumber daya dan dukungan kebijakan. Hal yang dikhawatirkan oleh Mayada, salah satunya adalah akses yang menjadi tantangan bagi upaya retensi pasien untuk cART.

ft2day2

Topik kesehatan ibu juga melengkapi sesi presentasi oral di hari kedua ini. Biniam Getachew dari Fakultas Kedokteran, Prince of Songkla University, Thailand. Menurut Biniam, kasus kematian ibu di Ethiopia sangat tinggi dalam beberapa dekade, namun anehnya beberapa tahun terakhir justru mengalami penurunan signifikan. Hal inilah yang melatarbelakangi Biniam untuk mengalanis secara kohort terhadap angka kematian ibu berdasarkan usia spesifik yang telah ditentukan. Binian menemukan adanya penurunan resiko kematian ibu sejak 2005 dan ternyata wanita yang lahir setelah 1980 memiliki risk ratio lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang lahir sebelum tahun tersebut. Sebagian besar wanita yang berusia 30-34 tahun memiliki tingkat resiko lebih tinggi dibandingkan usia yang lebih muda. Menurut Binian, intervensi terpadu sangat dibutuhkan untuk menyikapi tingginya tingkat resiko pada kelompok ibu dengan umur yang semakin tua.

Sebagai penutup sesi presentasi oral, Nurul Anisah Jaafar dari ITCC UKM Malaysia menjelaskan cost-effectiveness dari Community-Based Rehabilitation (CBR) bagi anak-anak dengan disabilitas. Menurut Nurul, hal ini penting karena kasus disabilitas anak semakin meningkat dan diikuti dengan peningkatan kebutuhan pelayanan atas rehabilitasi. Biaya yang dibutuhkan juga ikut meningkat. Dengan membandingkan antara layanan rehabilitasi yang terpusat dengan berupa home-based, ada perbedaan yang ditemukan. Nurul menjelaskan bahwa program rehabilitasi terpusat yang melibatkan komunitas lebih efektif bagi anak daripada program rehabilitasi yang dilakukan di rumah. Hal ini bukan hanya terkait dengan biaya pelayanan kesehatan yang telah dikeluarkan, melainkan juga outcome rehabilitasi itu sendiri.

Hari II: Selasa, 3 Juli 2018
Reporter : Budi Eko Siswoyo (PKMK UGM)

 

Reportase Terkait: